Married With Daddy

“Aduuuuhhhh..” teriak Eliza lagi dengan suara yang keras. Beberapa pengunjung mall itu pun menoleh ke arah Eliza.

“Beb.. tolong, sakit nih!” teriak Eliza lagi yang ternyata dia keserimpet jalannya dan membuat kalinya terkilir dan tidak bisa lagi berjalan.

Bebby menoleh ke belakang ke arah sumber suara Eliza. Sesaat dilihat nya Eliza sedang jongkok sambil memegang pergelangan kakinya, dan wajahnya meringis menahan sakit. Bebby tampak bingung, harus menolong Eliza atau terus mengejar Miranda dan laki laki yang bersama Miranda.

Di saat Bebby kembali menoleh ke arah depan ke arah Miranda. Dua orang yang dikejarnya sudah masuk ke dalam lift.

“Hmmm... Eliza .... Eliza....” gumam Bebby akhirnya dia melangkah mendekati dan menolong Eliza.

“Kamu kenapa pakai keserimpet juga sih jalannya. Padahal kaki sudah ada matanya juga.” Ucap Bebby sambil ikut jongkok dan memijit mijit kaki Eliza.

“Besok lagi mata kaki mu itu mungkin perlu dikasih kaca mata.” Ucap Bebby dengan nada kesal.

“Beb, ini sakit bener loh, kamu malah bercanda.” Ucap Eliza sambil masih menahan sakit.

“Ya ayo kita pulang, perempuan tadi sudah hilang gara gara kamu keserimpet dan terkilir.” Ucap Bebby sambil membantu Eliza berdiri.

“Beb aku lapar.” Ucap Eliza sambil berjalan tertatih tatih terpincang pincang.

“Pulang ke Mansion makan di mansion dan Papa punya obat jos untuk kaki kamu itu.” Ucap Bebby sambil membantu Eliza berjalan.

“Papa sore sudah pulang nanti kamu jadi saksi, aku akan lapor ke Papa.” Ucap Bebby lagi.

Bebby pun menggandeng tangan Eliza untuk melangkah menuju ke tempat mobilnya terparkir. Sesampai di tempat mobilnya terparkir, Eliza dan Bebby segera masuk ke dalam mobil. Dan Bebby melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh untuk menuju ke Mansion Frederick.

Beberapa menit kemudian mobil sudah memasuki halaman Mansion Frederick. Dua gadis itu pun segera masuk ke kamar Bebby.

“Beb, aku takut sama Oma kamu. Kamu bawakan makanan dan obat ke kamar kamu ya.. aku di kamar kamu saja.” Ucap Eliza yang memang takut pada Nyonya Frederick sebab tidak ramah pada Eliza.

“Iya Iya kamu tunggu di kamarku sampai Papa pulang. Kamu harus jadi saksi.” Ucap Bebby lalu dia segera keluar dari kamarnya untuk mengambilkan Eliza makanan dan obat.

Waktu terus berlalu hingga sore hari Daniel juga belum pulang. Setelah Bebby menelepon Sang Papa, ternyata Sang Papa baru saja selesai rapat.

“Tunggu ya, El paling sebentar lagi datang.” Ucap Bebby setelah menelepon Papanya.

“Kalau tidak macet.” Ucap Bebby selanjutnya sambil meringis menatap Eliza yang sudah tidak tenang.

Akan tetapi baru saja Bebby selesai bicara, di luar pintu kamar terdengar suara Nyonya Frederick.

“Beb, teman kamu sudah pulang belum? Mau makan malam di sini ya?” suara Nyonya Frederick dengan lantang hingga terdengar oleh Eliza dan Bebby yang sedang du dalam kamar.

“Biasa anak kost, suka cari yang gratis gratis apalagi tanggal tua.” Suara Nyonya Frederick lagi dan seterusnya tidak lagi terdengar suara nya.

“Beb, aku pulang saja, ga enak sama Oma kamu, dikira aku cari gratisan makan. Meskipun sebenarnya juga ada benarnya.” Ucap Eliza sambil menatap Bebby.

“El, cuek aja. Oma kan karena tidak suka sama aku jadi dia juga tidak suka sama teman teman aku. Di sini juga ada banyak makanan, masalah yang sebenarnya bukan tidak boleh kamu makan di sini. Tetapi karena tidak suka saja jika aku bahagia he.. he..” ucap Bebby sambil tertawa kecil karena sudah paham dengan sifat sang Oma yang tidak suka dengan dirinya sejak dulu.

“Ogah ach, aku pulang aja, mau pakai ojek on line .” ucap Eliza lagi.

“Obat aku bawa ya, juga cemilan kamu.” Ucap Eliza selanjutnya sambil memasukkan obat dan cemilan cemilan ke dalam tas ranselnya, lalu dia terus melangkah keluar dari kamar Bebby.

“El, please tunggu sebentar Papa aku pulang, kamu akan aku jadikan saksi hidup malah pulang.” Ucap Bebby sambil terus mengikuti langkah Eliza.

Eliza yang tidak nyaman dengan ucapan Nyonya Frederick memutuskan untuk tetap pulang.

Menjelang jam makan malam Daniel pun pulang. Setelah membersihkan diri, Daniel ikut makan malam bersama Tuan dan Nyonya Frederick. Bebby pun ikut serta.

Setelah makan malam. Bebby berjalan keluar dari ruang makan sambil menggandeng tangan Sang Papa. Daniel senang sebab Bebby sudah ikut makan malam bersama.

“Hai Sayang ada apa? Uang saku kurang akibat mogok makan?” tanya Daniel sambil mengacak acak rambut di puncak kepala Bebby sebab dia hafal jika Bebby nempel nempel pasti ada maunya.

“Pa aku ada informasi penting.” Ucap Bebby dengan suara lirih namun dengan nada serius.

“Apa? Kamu sudah punya kekasih?” tanya Daniel sambil tersenyum menoleh menatap Bebby, mereka berdua terus berjalan menuju ke ruang keluarga.

“Haaiiisss.. informasi yang bener calon istri Papa yang sudah punya kekasih. Aku tadi lihat dia jalan mesra mesra sama cowoknya. Sudah akan aku labrak dia tapi keburu masuk ke dalam lift gara gara Eliza pakai lama jalannya ditambah keserimpet terkilir lagi.” Ucap Bebby lalu dia mendudukkan pantatnya di sofa panjang

“Kamu salah lihat mungkin.” Ucap Daniel juga mendudukkan pantatnya di samping Bebby.

“Aduh Papa sayang.. mataku masih normal, belum rabun dan katarak. Kalau Papa tidak percaya sana tanya ke Eliza.” Ucap Bebby dengan bibir cemberut dan membuat Daniel malah gemas dibuatnya.

“Mungkin cowoknya itu saudaranya. Kamu saja yang berpikir negatif karena sudah tidak suka lebih dulu.” Ucap Daniel sambil memeluk Bebby dari samping.

“Ihhh..” desis Bebby sambil menyikut tubuh Daniel.

“Aku tidak bohong Papa, meskipun aku tidak suka Papa menikah dengan dirinya.” Ucap Bebby selanjutnya sambil menepuk paha Sang Papa.

“Sakit Sayang..” ucap Daniel sambil mengusap usap pahanya yang agak panas karena ditepuk oleh Bebby lumayan keras.

Sesaat kemudian muncul sosok Tuan dan Nyonya Frederick ke dalam ruang keluarga itu.

“Beb, hati hati ya kamu jangan memfitnah orang. Jangan memprovokasi Papa.” Ucap Nyonya Frederick yang mendengar ucapan Bebby.

“Oma aku tidak memfitnah benar aku melihat perempuan yang dijodohkan Oma pada Papa itu, pakai baju sexy dan mesra mesra dengan laki laki.” Ucap Bebby dengan nada serius sambil menatap wajah Sang Oma yang juga sudah duduk di sofa.

“Mana buktinya?” ucap Nyonya Frederick dengan nada tinggi.

“Tidak ada bukti Ma, tapi ada saksi, Eliza saksi hidupnya.” Ucap Bebby

“Kalau tidak ada bukti itu fitnah namanya. Kamu bisa saja bersekongkol dengan Eliza.” Ucap Nyonya Frederick lagi masih dengan nada tinggi.

“Sabar Ma.” Ucap Tuan Frederick sambil mengusap usap punggung sang istri.

“Itu anak memang dasarnya tidak suka jika Daniel menikah, cemburu. Maka cari cari masalah, memfitnah , memprovokasi agar pernikahan Miranda dan Daniel gagal. “ ucap Nyonya Frederick lagi.

“Bener Oma, sumpah dech...” ucap Bebby.

“Sudah kamu masuk kamar sana. Belajar.” Ucap Tuan Frederick agar keributan tidak semakin menjadi.

“Sana, belajar.” Ucap Daniel dengan lembut sambil mengacak acak puncak kepala Bebby.

“Hah! Sial malah aku yang kena semprot sana sini...” gumam Bebby dalam hati sambil bangkit berdiri.