Benih Yang Tak Diakui

Byantara kaget mendengar suara minta tolong yang berasal dari tengah laut.

"Tolong aku pa! Tolong! tolong!panggil seorang anak kecil yang berada di tengah laut dan terombang-ambing. Byantara bingung, entah anak laki-laki itu berteriak kepada siapa. Ketika Byantara memandang sekitarnya tidak ada seorangpun. Byantara berusaha menajamkan penglihatannya, melihat ke arah anak laki-laki kecil itu, tapi dia tidak bisa melihat jelas wajah anak kecil itu.

"Tolong aku Pa! Tolong!", panggil anak kecil itu melambaikan tangannya ke arah Byantara, membuat Byantara kebingungan, siapa anak kecil itu dan bagaimana dia harus menolongnya.

"Ah! Untung hanya mimpi", seru Byantara yang kaget dan langsung terduduk di atas tempat tidur, bangun dari tidurnya. Byantara langsung memandang ke samping tempat tidurnya yang masih kosong. Sepertinya Sella belum pulang.

Benar apa yang dikhawatirkannya terjadi, sudah tiga tahun dia menikah dengan Sella. Semenjak Sella menjadi seorang model, Sella menjadi super sibuk, apalagi sekarang dia sudah melebarkan sayapnya menjadi seorang aktris. Byantara tidak pernah menyangka ternyata Sella bisa ambisius seperti itu, bedanya dengan Anggita, kalau Anggita lebih suka dengan pekerjaan kantor.

Tapi salahkan saja dia sendiri yang mendukung hal itu, padahal dulu prinsipnya dia ingin memiliki istri yang full mengurus rumah tangga, tapi entah kenapa bisa-bisa nya dia malah mendukung Sella berkarier.

Tapi anehnya Byantara malah tidak terpengaruh dengan kesibukan Sella. Sepertinya dia malah menikmati kesendiriannya. Berbeda dengan saat bersama Anggita, dia selalu mengawasi Anggita agar tidak pernah bekerja, bahkan membantu bisnis ayahnya pun dia larang. Tapi saat itu Anggita juga cukup menikmati kegiatan barunya, Anggita sering beraksi di dapur untuk mengisi waktu luangnya, bahkan saat ayahnya menderita diabetes hingga struk, Anggita jugalah yang memasak makanan khusus untuk ayahnya yang menderita struk itu.

********

Byantara menikah dengan Sella setahun setelah bercerai dengan Gita, untuk menghormati sang ayah yang baru meninggal. Byantara baru menikah setahun kemudian. Berarti ini tahun keempat dia sudah tidak pernah bertemu maupun melihat Anggita dalam hidupnya. Terakhir dia hanya melihat Gita yang keluar dari Mansion mereka pagi-pagi dengan membawa sebuah koper kecil saja dari jendela kamarnya. Saat itu Byantara berpikir kalau Anggita sengaja meninggalkan sebagian bajunya agar Anggita punya alasan untuk kembali ke Mansion kalau dia ingin, tapi ternyata selama empat tahun tidak sekalipun Anggita kembali.

Huh! Gara-gara mimpi mengapa aku malah ingat dengan perempuan angkuh itu? Entah sudah berada di mana dia sekarang? Aku yakin paling dia juga sudah menikah, jangan-jangan dia sudah punya sasaran berikutnya! Dia dilahirkan dengan keahlian menggoda pria!, pikir Byantara yang tiba-tiba kesal lagi kalau teringat Anggita yang dengan mudah bergaul dengan partner bisnis ayahnya yang boleh dibilang hampir semuanya berjenis kelamin pria.

Tapi ternyata otaknya tidak bisa diajak kompak. Setelah mimpi tadi, dia menjadi sulit tidur kembali. Yang teringat di kepalanya malah saat pertama kali dia baru menikah dengan Anggita. Anggita setiap malam selalu memakai baju sexy yang menggodanya. Tapi Byantara berusaha tidak tergoda dengan fisik sempurna Anggita itu, untuk menunjukkan pada Anggita kalau dia sama sekali tidak punya minat terhadap Anggita, padahal kalau mau dia akui, sebagai pria normal sudah pasti dia tergoda. Bahkan berkali-kali dia sering menegur Anggita karena perihal itu, tapi Anggita sama sekali tidak perduli.

"Aku sejak dulu suka pakai baju begini, ini juga di ruang tidur kita, dan mas Byan adalah suami ku, kenapa tidak boleh? Kalau Mas Byan mau ku layani di tempat tidur juga akan ku layani, itu kan sudah haknya mas Byan dan kewajiban ku sebagai istri", ujar Anggita tersenyum dan menatap langsung ke mata Byantara . Akhirnya Byantara menganggap kalau Anggita adalah perempuan yang suka menggoda pria dan terlalu agresif.

Masak ada perempuan seperti itu? Begitu berani dan sama sekali tidak tahu malu, seingat ku Sella saja masih suka malu-malu, pikir Byantara dalam hati waktu itu.

Byantara tidak tahu kalau saat itu Anggita melakukannya setelah membaca buku yang dia beli, bagaimana cara disayang suami, padahal Anggita jantungnya juga berdetak kencang saat melakukan hal itu.

Tapi suatu hari saat dia baru kembali dari mengantar Sella pulang ke apartemennya, tiba-tiba saat berada di dalam kamarnya dia merasa tenggorokannya kering dan haus.

Anggita memang kelihatannya berusaha menjadi istri yang baik, seperti biasa setiap dia pulang, Anggita sudah menyiapkan semua keperluannya seperti baju tidur di atas tempat tidur dan perlengkapan mandi lainnya. Ketika melihat Byantara yang batuk-batuk karena merasa tenggorokannya kering, Anggita langsung menyodorkan minuman padanya, dan dalam sekejap saja air itu dihabiskan oleh Byantara.

Itulah yang menjadi masalahnya, setelah selesai mandi, Byantara merasa ada sesuatu yang bangun dari dirinya.

Apalagi saat dia keluar dari kamar mandi melihat sosok Anggita yang seperti biasa memakai baju tidur tipis tanpa lengan dengan lengan setali, tiba-tiba saja Byantara tidak bisa menahan gejolak keinginannya. Apalagi Anggita terlihat begitu se*xy dan cantik dengan rambut panjangnya yang tergerai sampai punggung.

Anggita sempat kaget ketika Byantara menggendongnya dan melemparnya ke atas tempat tidur. Setelah itu Byantara langsung mencumbunya dengan panas, Anggita yang memang mencintai Byantara tentu saja merasa senang dan membalas perlakuan Byantara dengan senang hati. Walaupun itu merupakan pengalaman pertamanya. Anggita memang sudah belajar dari buku, karena Anggita saat itu sudah bertekad akan membuat Byantara jatuh cinta padanya. Dan dari yang dia tahu dari apa yang dia baca, pelayanan di atas tempat tidur juga menjadi kunci utama agar dicintai sang suami, jadi Anggita membuang semua rasa malunya dan berusaha mengimbangi Byantara untuk memberi kepuasan pada Byantara. Walau malam itu Anggita masih merasa sakit pada bagian intinya, karena Byantara sangat bernaf*su padanya, sehingga agak kasar, tapi Anggita merasa bahagia, baru kali ini Byantara memeluknya sepanjang malam

Tapi ketika menjelang pagi, Byantara langsung melepaskan pelukannya dan langsung bangun dari tidurnya dan segera memakai celananya yang di lantai. Anggita yang masih terlelap kelelahan dibangunkan oleh suara Byantara yang menggelegar di ruang kamar mereka.

"Obat apa yang sudah kau berikan pada ku?", tanya Byantara yang langsung menghampiri Anggita yang langsung bangun dari posisi tidurnya dan duduk di atas tempat tidur. Byantara langsung mencengkram dagu Anggita yang terlihat masih bingung dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dasar perempuan gak tahu malu? Kau pikir dengan memaksa ku tidur dengan mu dengan menyerahkan kesucian mu aku akan bertekuk lutut pada mu? Kau pikir aku tidak tahu jebakan-jebakan yang kau pasang? Bahkan untuk mendapatkan cinta saja kau perlu belajar!", ujar Byantara gusar dan melepaskan tangannya dengan kasar dari dagu Anggita. Sesudah itu Byantara berjalan ke arah laci di dekat meja rias, mengambil sejumlah buku yang sering dibaca Anggita.

Byantara kembali menghampiri Anggita dan melemparkan buku-buku itu di atas tempat tidur, di depan Anggita. "Kau pikir aku tidak tahu kau ingin menjerat ku, sampai kau harus belajar dari buku!", geram Byantara dan memandang tajam ke Anggita.

"Aku tidak memberi mu obat, mas Byan!", ujar Anggita sambil menggeleng, Anggita yang masih bingung baru sadar dan segera menutup tubuhnya yang polos dengan selimut.

Tapi mana mau Byantara percaya, Anggita benar-benar sudah black list di mata Byantara.

Bersambung..........