Pembatalan perjodohan tiba-tiba oleh orang yang paling dicintainya, membuat dirinya sangat terguncang hingga sang ayah akhirnya memutuskan menjodohkannya dengan laki-laki yang pernah menolong dirinya. Yang tak tahunya laki-laki itu adalah teman semasa SMAnya. laki-laki konyol yang selalu mengganggu dirinya disekolah.
"Yang benar saja aku harus menikah dengan dia?" ucapnya dalam hati.
Bagaimana kelanjutan kisah mereka? akan kah cinta akan tumbuh dengan seiring nya waktu? ikuti kisahnya yuk...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suami
"Elu ngapain Ning? " tanya Awan tiba-tiba disaat Bening terpana melihat matanya.
"Ih... lepaskan aku, seharusnya aku yang tanya kamu ngapain ajah di kamar mandi kenapa lama sekali?! " Bening langsung ketus dan menarik diri dari pelukan Awan.
"Gue ngapain? ya mandi lah masa gue tidur aneh elu ini" jawab Awan asal.
"Ya aku tahu kamu mandi tapi kenapa lama sekali?! " Bening kesal.
"Ya orang mandikan nggak cuma mandi gosok gigi, sabunan dan_"
"Sudah nggak usah banyak bicara lagi aku buru-buru karena pagi ini ada pasien yang harus aku operasi" Bening memutus perkataan Awan dan berjalan cepat ke arah pintu kamar mandi.
Bruk.
Tak lama pintu kamar mandi itu terbuka lagi dan muncullah Bening dari sana.
"Cepat pakai baju mu dan jangan tinggal dikamar ini saat aku sedang mandi" perintah Bening.
"Lah kenapa? " tanya Awan yang seolah tak ingin meninggalkan kamar itu.
"Karena aku tak mau kamu nantinya diam-diam mengintip aku sedang mandi" Bening sewot.
"Astaghfirullah ngapain juga gue ngintipin elu mandi"
"Ya sudah jadi cepat lah kamu pakai baju mu dan keluar dari kamar ku" usir Bening.
"Astaghfirullah begini amat nasibnya jadi penganten baru" gerutu Awan.
Bening pun masuk kembali kamar mandi dan Awan pun segera memakai pakaiannya, hari ini dirinya memakai kemeja kerjanya karena akan ada meeting yang sudah di jadwalkan oleh Pak Syarif kemarinnya.
Setelah dirinya rapih Awan pun segera turun dan berjalan menuju meja makan, yang ternyata disana sudah ada Tuan Fabian. "Tuan... " sapa Awan sopan bahkan dia mengangguk sopan kepada ayah mertuanya.
"Sekarang aku sudah menjadi mertua mu panggil aku sama seperti Bening memanggilku" protes Tuan Fabian.
"Baik ayah" ucap Awan dengan diiringi senyum.
"Oia mana istri mu kenapa kamu turun sendirian? " tanya Tuan Fabian.
"Bening masih mandi dia meminta saya turun lebih dahulu karena takut saya menunggunya terlalu lama saat mandi" jelas Awan sedikit berbohong.
"Ooo begitu baiklah kita tunggu dia turun setelah itu kita sarapan bersama oia kata Kepala pelayan semua ini kamu yang masak? " tanya Tuan Fabian.
"Eh... iya Ayah... saya biasa masak dan bangun lebih pagi dari kebanyakan orang" jelas Awan.
"Ooo begitu apa kamu tidak bisa tidur semalam? " tanya Tuan Fabian.
"Aku bisa tidur nyenyak sekali ayah" jelas Awan.
Tak lama Bening turun dan berjalan menyusuri tangga, saat dirinya berjalan melewati meja makan ayahnya memanggilnya karena Bening dengan langkah tergesa hanya melewati saja meja makan tersebut.
"Bening sarapan dulu nak" panggil Tuan Fabian.
"Maaf ayah aku tak bisa sarapan di rumah ada operasi pagi ini jadi aku harus secepatnya sampai rumah sakit" jelas Bening sambil melangkah tergesa menuju pintu utama rumah tersebut.
"Aku berangkat dulu ayah" Bening pamit.
Awan hanya terdiam saja saat Bening mengacuhkan nya, entah dia sadar atau tidak Awan pun berada disana tapi istrinya itu hanya pamit pada ayahnya saja tidak padanya yang juga berstatus suaminya.
Saat Tuan Fabian melihat putrinya menghilang dari balik pintu saat dirinya menoleh baru dirinya sadar kalau anaknya tadi hanya berpamitan padanya saja tapi tidak dengan suaminya.
"Eh... Awan... maafkan Bening karena dia pasti sangat terburu-buru tadi hingga tidak pamit pada mu" Tuan Fabian merasa tak enak hati.
"Tak apa ayah dia sedang terburu-buru karena ingin mengoperasi pasien, pasti itu sangat penting baginya" ucap Awan bijak dia bahkan tersenyum pada ayah Mertuanya itu.
Tak lama setelah Bening pergi Pak Syarif datang dan Tuan Fabian langsung menawarkan dirinya untuk sarapan bersama.
"Syarif sarapan lah dahulu Awan yang membuat semua ini" ucap Tuan Fabian bangga karena mempunyai menantu yang seba bisa.
"Wah... benarkah? sepertinya semuanya enak" ucap Pak Syarif antusias.
"Ya maka dari itu cobalah aku yakin kau akan ketagihan dengan masakan menantu ku ini" dengan bangganya Tuan Fabian memuji Awan.
Sementara Awan hanya tersenyum saja, dia sangat senang karena mempunyai mertua yang sangat baik seperti Tuan Fabian meski anaknya tak sebaik ayahnya yang memperlakukan dirinya layaknya keluarga.
Namun Awan sadar semua ini memang membutuhkan waktu Bening butuh waktu untuk bisa dekat dengannya, apalagi Bening baru saja patah hati tapi belum juga luka itu sembuh ayahnya malah langsung menikahkannya dengan pria lain, pria yang jauh dari kriteria nya.
Apalah seorang Awan hanya anak yang sering bermasalah di sekolah dulunya dan apalah dirinya yang hanya baru mempunyai perusahaan kecil dan bahkan hampir bangkrut, dibandingkan dengan Bintang yang seorang dokter spesialis bedah yang tampan dan berprestasi, mungkin itulah yang dilihat Bening selama ini dari Bintang, selain tampan, pintar juga berprestasi. walau sebenarnya Awan juga bisa berprestasi seperti Bintang tapi Awan tidak ingin menjadi orang yang terlalu menonjol hingga mendapatkan perhatian dari banyak pihak.Padahal untuk urusan wajah Awan juga tak kalah rupawan dan tampan, tapi entah kenapa mata Bening tak pernah berpaling dari seseorang yang bernama Bintang.
"Hem... ini enak banget Tuan aku rasa aku akan nambah seporsi lagi" dengan antusias nya Pak Syarif memakan sarapan paginya.
Tuan Fabian laku melihat pada Awan yang hanya tersenyum saja.
"Awan... maafkan Bening karena tidak bisa memakan masakan mu" Tuan Fabian merasa bersalah.
"Tidak apa-apa ayah bukankah Bening tadi menjelaskan kalau dirinya hari ini dirinya harus mengoperasikan pasien, jadi saya tidak masalah, lagi pula ayah dan Pak Syarif sangat menikmati sarapan pagi ini" ucap Awan begitu bijak.
"Tapi yang saya fikirkan apakah Bening tidak kelaparan saat mengoperasikan nanti? " lanjut Awan.
"Dia tidak akan kelaparan saat mengoperasi pasien tapi setelahnya biasanya perutnya akan meronta minta diisi makanan" jelas Tuan Fabian.
"Jadi nanti antarkanlah makanan untuk nya" lanjut Tuan Fabian.
"Ya baiklah ayah tapi nanti akan saya buat makanan yang baru, agar tidak basi saat siang nanti" ucap Awan menurut.
"Ya kamu atur saja, oiya Syarif untuk meeting dengan klien buat aku saja biar Awan mengurus istri nya dulu, maklum pengantin baru butuh waktu berdua lebih lama" ucap Tuan Fabian lagi.
"Baik Tuan" Pak Syarif menurut saja.
Aku juga memaklumi ini semua karena Tuan Besar terlalu terburu-buru menikahkan mereka, ku harap kamu bisa menaklukkan hati nona Bening... karena jujur aku juga suka dengan kepribadian mu anak muda.
Batin Pak Syarif.
Tak lama Pak Syarif dan Tuan Fabian pun pergi dari rumah dan Awan pun kembali kedapur, saat sampai di dapur dirinya di sambut oleh Bi Surti.
"Eh... Tuan Muda ada apa ke dapur lagi? " tanya Bi Surti sopan.
"Itu saya mau buat bekal untuk saya antarkan ke rumah sakit, karena tadi Bening tidak sempat sarapan karena terburu-buru mau operasi pasien" jelas Awan lembut.
"Ooo begitu baiklah akan saya bantu" Bi Surti semangat.
"Terima kasih Bi kalau di bantu pasti cepat selesai saya masaknya" Awan senang.
Awan pun akhirnya mengeluarkan beberapa bahan dari kulkas dan mulai mengerjakan semuanya bersama Bi Surti, Awan akan membuat tumis wortel, jagung muda dan telur, dan untuk lauknya Awan memanggang paha ayam filet yang di baluri bumbu rempah hingga saat Awan memanggang daging ayam tersebut di atas pan aroma bumbu pun menyerbak keseluruh dapur hingga siapa pun yang menghirup aroma ini pasti langsung merasa lapar.
Tek.
Suara rice cooker yang menandakan nasinya sudah matang pun telah siap, semua masakan yang di masak Awan pun sudah matang dan Awan pun menata makanannya di wadah makanan yang sudah di siapkan Bi Surti.
"Akhirnya selesai Bi, semoga Bening suka" ucap Awan sambil mengusap peluh yang membasahi dahinya.
"Pasti nona akan suka Tuan Muda apa lagi ini spesial yang masak itu sang suami tercinta pasti rasanya pun berbeda dari yang ada di luar" Bi Surti semangat.
Hehe tercinta ya hahaha sungguh lucu, tapi gue bikin ini semua pake perasaan yang sungguh-sungguh sih, tapi tau dia mau makan apa nggak masakan gue.
Batin Awan.