Dion Wardana, adalah seseorang tanpa ayah dan ibu, semasa kecil ia tinggal dipanti asuhan. ia sering dibuly. namun, suatu saat ia mendapat keajaiban melalui kotak peninggalan orang tuanya. sejak saat itu, hidup Dion berubah.
Novel ini adalah pengulangan dan lanjutkan dari novel gagal yang berjudul "SYSTEM KUADRILIUNER". yang pernah saya buat (UP) di fizzo novel. namun, dikarenakan akun Fizzo saya terblokir.!! saya membuat ulang ceritanya dan melanjutkannya di Noveltoon dengan judul "System Warisan". Mohon maaf yang sebesar-besarnya 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sky Eyes, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34: Tim Ekspedisi Dalam Bahaya!!
Setelah mengeluarkan racun dari tubuh Dion, dia dan dua orang lainnya Melanjutkan perjalanan mereka.
Di perjalanan, mereka menghadapi banyak ular dan babi ganas.
Meskipun tidak merepotkan seperti kepungan ratusan ular, ular-ular besar seperti pyton, anaconda dan babi ganas yang mereka hadapi cukup kuat. Mereka berada di tingkat pejuang elite dan suci, bahkan beberapa babi ganas, pyton dan anaconda super berada ditingkat pejuang master.
Saat ini, mereka sudah sampai di pertengahan gunung.
Setelah melakukan perjalanan beberapa jam, mereka cukup kelelahan. Belum lagi mereka harus terus waspada dan bertempur di sepanjang jalan.
Melihat malam yang gelap, akhirnya Dion memutuskan untuk beristirahat dan melanjutkan perjalanan besok.
*****
Sementara itu, di puncak gunung.!
Saat ini, terlihat tim beranggotakan 100 orang. Namun, wajah ke seratus orang ini tidak begitu baik, keseriusan dan kewaspadaan tersirat diwajah mereka.
Di depan mereka, tampak sebuah gua yang besar. Dari kedalaman gua, keheningan yang mematikan terpancar, aura yang membuat bulu kuduk merinding meresap.
Benar sekali, tim ini adalah tim ekspedisi pemerintah yang beranggotakan 100 orang.
Di depan, seorang pria dengan postur tubuh tegak memimpin. Saat ini, orang itu sedang melihat kedalam Gua dengan ekspresi yang bersungguh-sungguh.
Sementara di sampingnya, seorang wanita yang sedikit familiar dan sedikit mirip dengan Clarisa sedang menatap tajam kearah gua.
Wanita itu saat ini memakai pakaian polisi yang ketat. Meskipun wanita ini sedikit mirip dengan Clarisa, namun aura yang dipancarkan oleh wanita ini berbeda. Dia memancarkan kedewasaan dan ketegasan dari sorot matanya.
"Ayah, menurut pelacakan lokasi dan berdasarkan radar suara. Suara lolongan monster itu harus berasal dari gua ini." Wanita itu mengerutkan alisnya erat-erat.
"Adelia, menurutmu apa yang harus kita lakukan saat ini?" Tanya pria tegak di depannya.
"Menurut ku, saat ini kita perlu mengirim beberapa orang untuk menjelajahi gua terlebih dahulu. Membuka jalan untuk kita." Jawab Adelia sambil memegang dagunya.
Yaps, benar sekali. Pria itu adalah orang yang memimpin ekspedisi ini. Dia adalah Marsekal pertama, jenderal angkatan udara bintang 1. Komandan garnisun ll. dan ayah dari Clarisa.
Sementara wanita disampingnya, adalah wakil komandan ekspedisi ini, dia adalah putri tertua Agus Wibowo. Dengan kata lain dia adalah kakak dari Clarisa.
Adelia Wibowo saat ini berusia 27 tahun, meskipun usianya masih terbilang muda. Ia saat ini sudah berpangkat Kombespol (Perwira Menengah dalam kepolisian).
Saat ini, Adelia memegang posisi sebagai Ketua Korwil intelejen wilayah bandung. Posisi yang hampir sebanding dengan Kapolres.
"Baiklah, lakukan apa yang kamu katakan. Kirim dua orang kedalam gua untuk mengecek situasi." Mendengar ide Adelia, Agus Wibowo memberikan perintah.
Akhirnya, anak dan ayah itu mengirim dua orang dari tim mereka untuk mengecek situasi di kedalaman gua.
Dua orang yang ditunjuk oleh Agus dan Adelia, hati mereka menciut. benar, mereka takut.!
Lagi pula, seperti kata pepatah. *Hal yang paling menakutkan adalah hal yang tidak ketahui*
Namun, meskipun mereka takut. Mereka hanya bisa memasuki gua tanpa daya.
Mereka mengencangkan hati mereka dan memasuki gua dengan kaki yang agak gemetaran.
Setelah beberapa saat, mereka berdua menghilang dari pandangan semua orang.
"Cek...Cek... bagaimana keadaan di dalam?" Begitu melihat kedua orang itu melangkah lebih jauh kedalam, Adelia mengaktifkan walkie talkienya.
"Wakil komandan, kami saat ini masih belum menemukan apa pun. Gua ini sangat dalam, kemungkinan kami harus menjelajah lebih dalam, jika ingin menemukan sesuatu."
"Baiklah, lanjutkan menjelajah lebih dalam. jika menemukan sesuatu, kabari aku."
"Baik, wakil kom..."
Ah~
Ah~
Tiba-tiba terdengar dua teriakan ketakutan dan kesakitan dari dalam walkie talkie.
"No 12, No 23, ada apa? Kenapa kalian berteriak?" Mendengar teriakkan itu, Adelia bertanya sambil mengerutkan kening.
Akan tetapi, diujung walkie talkie. Tidak ada jawaban sama sekali. Keadaannya sunyi dan sepi.
"Hallo..." Adelia terus berteriak, namun sebanyak apa pun dia berteriak. Tidak ada jawaban sama sekali dari ujung walkie talkie.
"Ayah, bagaimana ini?" Menyadari situasinya tidak baik. Adelia hanya bisa bertanya kepada ayahnya.
"Sepertinya, monster itu memang ada di dalam sana. Baiklah, tak perlu menyelidiki. Siapkan senapan serbu (SS2), bom peledak dan artileri. Ledakan saja gua ini." Setelah merenung sejenak, akhirnya Agus Wibowo memberikan perintah.
Tiba-tiba, banyak orang di tim menyiapkan artileri. Mereka juga siap siaga memegang senapan serbu di tangan mereka erat-erat.
Beberapa orang menyiapkan bom peledak ditangan mereka.
Setelah semuanya siap, Adelia memberikan komando.!
"Satu...Dua...Tiga, lemparkan bom peledak."
Siutttt~
Ledakan.!!
Boom!... Boom!!
Bom peledak langsung meledakan lubang masuk gua.
"Tembakan artileri.!!" Adelia memberi komando kembali.
Bwomm~
Boom...Boom...!
Gua itu hancur berkeping-keping.!
Asap dan debu bertebaran, suara gemuruh terus terdengar.
Setelah beberapa saat, asap dan debu menghilang. Memperlihatkan gua yang sudah menjadi reruntuhan.
Akan tetapi, monster di dalamnya tidak terlihat.
Kesembilan puluh delapan orang, saat ini memfokuskan pandangan mereka kearah gua yang sudah hancur.
"Monster itu tidak akan langsung mati, kan?" Tanya seseorang dengan nada bingung.
"Harusnya tidak, jika itu benar-benar monster. Seharusnya, artileri dan bom peledak tidak akan langsung membunuhnya." Jawab Adelia dengan menyipitkan matanya.
Hoooh~
Hoooooh~
Hooooooooh~
Benar saja, setelah Adelia menjawab demikian, sebuah lolongan menakutkan terdengar dari puing-puing gua. namun, monster itu masih tidak terlihat, hanya suara lolongan keras yang terdengar.
"Agaknya, monster itu tertimpa pecahan gua dan terluka." Mendengar suara lolongan itu, Agus Wibowo berkomentar.!
Dan saat ini...
"Sial apa yang terjadi, apakah ini gempa bumi?"
"Tunggu, apakah kalian tidak mendengar suara-suara menakutkan?"
"Ya, aku juga mendengarnya."
Tiba-tiba, tanah bergetar. Suara-suara menakutkan terdengar.!
Getaran dan suara-suara itu berasal dari segala arah.
"Siapkan senapan kalian, ayo kita mundur." Agus Wibowo memberi perintah dengan mimik muka yang sangat serius.
Agus Wibowo adalah seorang tentara veteran, dia memiliki insting yang kuat. Selain itu, pengalaman dia juga sangat kaya.
Saat ini, dia mendapatkan firasat buruk dan getaran serta suara-suara itu cukup aneh. Hal itu menyebabkan dia membuat keputusan cepat agar timnya segera mundur.
Mendengar perintah Agus, orang-orang mundur dengan cepat. Mereka berlari ke arah bawah gunung.
Namun, meskipun Agus bereaksi cepat. Tetap saja mereka masih selangkah lebih lambat.
Saat ini, dari segala arah, binatang buas dari segala jenis menyerbu mereka. Bahkan jalan kembali mereka tertutup oleh segerombolan binatang buas.
Ada ular, babi liar, serigala, singa dan banyak binatang buas lainnya.
Jumlah mereka mencapai ribuan, anehnya meskipun berbeda jenis, binatang-binatang ini tidak bertarung satu sama lain. justru, mereka menyerbu tim ekspedisi dengan gila-gilaan.
Pergerakan Binatang-binatang ini, Seperti di kendalikan dan di perintah.!!
"Ayah, bagaimana ini. Kami terkepung?"
"Sudah seperti ini, kita hanya bisa menerobos pengepungan dan mencoba sebisa mungkin untuk turun gunung. Setidaknya, salah satu dari kita harus berhasil selamat agar bisa melaporkan kembali masalah ini."
"Semuanya, mengenakan biaya.!!"
Setelah memberi perintah, Agus Wibowo menembakkan senapannya kearah binatang-binatang yang menyerbu.
Melihat komandan mereka bergerak, anggota tim lainnya pun mengikuti.
Tiba-tiba, Gunung yang biasanya damai dan sunyi, saat ini menjadi Medan perang berdarah.!!
Darah binatang buas terciprat kemana-mana, dan dalam beberapa menit akan ada anggota tim yang tewas.!
*****
Sementara itu, di pertengahan gunung.!
Saat ini, Dion dan dua orang lainnya sedang beristirahat.
Mereka Menyalakan api unggun dan sedang membakar kelinci liar yang ditangkap oleh Alex.!
Namun, Begitu kelinci itu matang dan akan dinikmati. Getaran yang seperti gempa terasa.!
Mereka juga mendengar suara-suara menakutkan dari puncak gunung.!
"Apa yang terjadi?" Tanya Alex dengan bingung.
"Sepertinya getaran dan suara-suara itu berasal dari puncak gunung." Kak macan tutul menatap puncak gunung dengan hati-hati.
"Gawat, Sepertinya tim ekspedisi dalam bahaya." Dion yang baru saja menggigit daging kelinci langsung berdiri.
Menurut deskripsi misi, kelelawar bermutasi memiliki kemampuan untuk mengendalikan makhluk-makhluk yang kekuatannya berada di bawah levelnya. Atau makhluk-makhluk yang sudah mereka tundukan.!
Mengingat points ini, Jantung dion berdebar kencang.!!
"Ayo, kita harus ke puncak gunung. Jika terlambat, semua tim ekspedisi mungkin akan binasa."
Setelah berkata demikian, Dion langsung berlari tanpa memberi kesempatan kepada Alex dan kak macan tutul untuk menolak atau pun bertanya.!!
Akhirnya, Alex dan kak macan tutul hanya bisa mengikuti. Meskipun mereka takut, mereka tidak bisa membiarkan Dion sendirian ke puncak gunung, kan?