Gea Arunika tidak menyangka pernikahannya yang semula baik-baik saja tiba-tiba jadi rusak setelah kehadiran seorang wanita yang katanya adik dari suaminya bernama Selena.
Namun, setelah diamati tiap harinya, tingkah David dan Selena tidak seperti adik dan kakak melainkan seperti pasangan suami istri.
Hingga pada akhirnya Gea tahu, kalau dirinya adalah istri kedua dan Selena adalah istri pertama suaminya.
Rasa sakit itu semakin bertambah ketika tak sengaja mendengar obrolan mereka yang akan membawa pergi anak yang dikandungnya setelah ia melahirkan.
Lalu bagaimana kisah mereka selanjutnya?
ikuti ceritanya terus ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoyota, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 - Bukan adik David
Hari sudah berganti, David dan Selena belum juga pulang. Gea sudah berulang kali menelpon suaminya dan adik iparnya, tapi satu pun teleponnya tidak ada yang tersambung membuat Gea jadi cemas sendiri.
"Ya Tuhan, semoga mereka baik-baik saja."
Untuk menghilangkan kecemasan itu, Gea pergi keluar untuk membeli bubur kacang ijo. Disana ia bertemu dengan gengnya Bu Wati, si tukang julid.
"Dengar-dengar si Selena sudah balik ya? Tapi kenapa nggak pernah keliatan keluar dari rumah?"
"Iya Selena sudah pulang Bu Wati. Mungkin ibu saja yang keseringan ngerumpi jadi nggak pernah liat Selena keluar rumah," balasnya dengan senyuman.
Bu Wati kesal dan langsung pergi setelah membayar pesanannya.
Bu Endah yang ada disana juga malah fokus melihat perut Gea yang sudah sangat besar.
"Sudah berapa bulan usia kehamilanmu Ge?" tanya Bu Endah.
"Sudah 32 Minggu Bu. Doain ya, semoga nanti pas lahiran lancar-lancar semua."
"Iya, ibu doakan semoga lancar semuanya. Pagi-pagi gini beli bubur kacang ijo, pasti si dedek nya lagi pengen ya?"
Gea mengangguk malu-malu.
Pesanan Gea pun sudah selesai dibuat, ia pamit pada Bu Endah untuk pulang ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, ia melihat David dan Selena yang sudah pulang sedang duduk di sofa dengan posisi yang sangat dekat seperti hendak berciuman. Namun ia tepis semua itu. Tidak mungkin adik dan kakak melakukan hal yang tidak sepantasnya seperti itu. Ia malah berpikir mungkin ada bulu mata Selena yang jatuh.
"Kamu dari mana aja? Mas pulang kok nggak ada? Mana pintu rumah kebuka gitu aja. Kalau nanti ada maling gimana Ge?"
"Maaf mas, aku abis beli bubur kacang ijo di warung pak Slamet. Aku sampai lupa nutup pintunya," jawab Gea.
"Kamu beli berapa buburnya ge?" tanya David.
"Aku beli dua bungkus mas," jawab Gea lagi.
"Kenapa cuma beli dua? Kan di rumah ada Selena, harusnya kamu beli tiga Ge. Apalagi kita baru aja sampe, kita udah lapar. Mana kamu belum masak juga lagi. Mana sini buburnya mas dan Selena lapar. Kamu bisa beli lagi ke warungnya pak Slamet," ucap David sambil memberikan satu lembar uang 100 ribu pada Gea.
Entah kenapa mendengar ucapan itu membuat hati Gea sakit dan teriris-iris. Niatnya beli dua itu hanya untuk dirinya sendiri. Karena setelah ia menghabiskan bubur kacang ijo, baru dia akan memasak. Rasanya ingin sekali Gea menangis. Tapi ia tahan, karena si bayi masih mengidam ingin bubur kacang ijo. Alhasil, Gea pun pergi keluar lagi untuk beli bubur kacang ijo.
"Eh, neng Gea balik lagi. Yang tadi udah abis neng?" tanya pak Slamet.
"Iya abis pak. Maklum lagi hamil, jadi makannya cepet. Ini Gea beli dua lagi ya pak."
"Siap neng Gea."
Setelah lama menunggu, Gea pun mendapatkan pesanannya. Sesampainya di rumah, ia sudah tak melihat David dan Selena duduk di sofa. Gea ke dapur untuk mengambil mangkok dan menuangkan buburnya disana. Tanpa sengaja ia melihat David yang keluar dari kamar Selena. Lagi-lagi Gea tak berpikiran buruk.
"Haah, kenyang sekali."
Gea sudah menghabiskan dua mangkuk bubur kacang ijo. Lalu pergi ke kamar dan menemukan suaminya yang sedang membuka baju dan akan mandi.
"Aku ambilkan bajunya ya mas? Mau warna apa?" tanya Gea.
"Warna apa aja boleh asal jangan putih atau kuning."
"Baik mas."
Sebelum masuk ke kamar mandi, David memeluk Gea dari belakang.
"Maafin mas ya, tadi bukan maksud mas mau marahin kamu. Mas cuma tidak suka dan tidak mau kamu tidak menganggap kehadiran Selena di rumah ini. Selena adik mas. Satu-satunya keluarga yang mas punya. Mas tidak ingin dia merasa tidak dianggap. Rasanya itu sangat sakit sekali Ge."
"Iya mas, Gea mengerti."
Gea yang tadi sedih kini merasa senang lagi karena suaminya sudah meminta maaf. Ia yakin kalau suaminya memang tidak berniat memarahinya.
"Kapan lahirannya Ge?" tanya David.
"Masih sebulanan lebih lagi mas. Gitu sih kata dokternya."
"Gitu ya? Mas sudah nggak sabar mau gendong bayi."
"Sabar ya mas. Sebentar lagi kok."
David mengangguk kemudian melepaskan pelukannya dan masuk ke kamar mandi. Gea pun menyiapkan baju untuk suaminya. Meletakkannya di atas ranjang lalu keluar dari kamar untuk memasak.
Di dapur, ia melihat Selena yang ingin memasak mie instan.
"Kamu mau masak mie?"
"Iya mba, makan bubur kacang ijo doang mah nggak kenyang. Jadi aku masak mie aja, soalnya aku nggak bisa masak."
"Simpan lagi aja mie nya, mba mau masak kok ini. Nggak bagus makan mie terus. Apalagi kamu tuh selama disini suka banget makan mie."
Hanya dibalas cengiran oleh Selena. Selena pun berpindah tempat, membiarkan Gea saja yang memasak. Selena hanya jadi penonton saja. Sesekali Selena membantu tapi paling cuma cuci-cuci sayur aja.
"Mba Gea pintar masak ya? Pantas saja Mas David jadi tambah berisi. Padahal dulu Mas David tidak sebesar sekarang lho. Sekarang jadi kelihatan gagah."
"Pas ketemu mba juga udah segitu Sel."
"Nggak lho mba. Apa karena aku udah lama nggak ketemu mas David ya? Makanya jadi pangling pas liat?"
"Iya mungkin seperti itu Sel."
"Mba, apa sih yang mba suka dari Mas David? Padahal dia kan cuma mandor di perusahaan kontruksi. Duitnya juga nggak banyak. Tapi, ya cukup sih kalo buat kehidupan sehari-hari mah."
"Mba suka dia nggak lihat dari uangnya Sel. Mba liat dia dari keseriusannya. Dia satu-satunya laki-laki yang berani mengajak mba langsung menikah bukan mengajak pacaran dulu. Meski awalnya ibu dan bapak mba nggak setuju karena waktu perkenalan kami yang terbilang singkat. Tapi, untunglah lama-lama ibu dan bapak mba setuju juga. Lagipula uang itu kan bisa dicari. Mba juga yakin setelah menikah nantinya, rezeki pasti akan datang dengan sendirinya. Yang penting itu karakternya, mba suka mas mu yang pekerja keras dan sangat perhatian."
Selena tersenyum mendengarnya lalu pergi ke dalam kamarnya. Ia menjatuhkan tubuhnya ke ranjang dan menutup kepalanya dengan bantal. Ia menangis karena sudah tidak sanggup lagi untuk bersandiwara. Hatinya sangat sakit ketika mendengar ucapan Gea tadi yang memuji suaminya. Rasanya ingin sekali dia mengatakan kalau dirinya bukanlah adik dari David melainkan istri pertama David dan Gea hanyalah istri kedua yang dimanfaatkan. Namun, ia tak bisa melakukan itu, ia takut rencana yang sudah disusunnya dengan matang bersama David jadi berantakan. Alhasil, hanya menangislah yang bisa ia lakukan untuk saat ini.
*
*
TBC