RAJA TENTARA BAYARAN

“Apa yang terjadi padanya?” tanya Haylan.

"Yah, dia memang sedang tidak sehat. Jangan tanya. Kau akan mengerti saat bertemu dengannya akhir pekan nanti," kata Felicia sambil menggelengkan kepala. Air mata kembali menggenang di matanya.

Haylan sedikit mengernyit.

Karena ibunya menolak memberitahunya apa pun lagi, jelaslah bahwa ibunya takut anaknya akan terlalu khawatir atau menjadi gelisah dan melakukan sesuatu yang berlebihan.

Jelaslah bahwa adiknya sedang dalam kondisi yang buruk.

Pada saat itu, kemarahan Haylan ditujukan kepada Declan Jackett.

Setiap kali dia meminta Declan mengantarkan uang untuk keluarganya, dia juga akan memberi Declan hadiah yang besar.

Namun, Declan menjadi serakah dan mengantongi semua uang itu. Ia juga tidak melakukan apa pun yang diminta Havian.

Keserakahan Declan menyebabkan banyak masalah bagi keluarga Haylan.

Saat memikirkannya, Haylan berharap bisa menampar dirinya sendiri.

Ia berpikir. "Kenapa dulu aku begitu naif? Kenapa aku memercayai orang seperti Declan?"

Masih memegang kotak makan siang, Haylan berkata dengan suara berat, "Bu, semuanya akan baik-baik saja."

“Ya, selama kita masih bersama, semuanya akan baik-baik saja.” Felicia tersenyum dan menghapus air matanya.

Haylan mengangguk. “Bu, aku akan mengantarkan kotak makan siangnya sekarang.”

Felicia benar. Selama mereka masih bersama, semuanya akan baik-baik saja.

Haylan akan mendapatkan uangnya kembali dari Declan dalam dua hari, dan kehidupan akan membaik.

Sebelum Haylan meninggalkan rumah, dia membuka kotak makan siang dan melihat isinya.

Namun, ia menemukan hanya ada beberapa potong daging.

Dia kembali ke dapur dan bertanya dengan cemberut, “Bu, mengapa dagingnya sedikit sekali?”

Masih banyak dagingnya waktu Haylan dan ayahnya makan tadi.

Felicia tampak agak malu dan berkata dengan suara rendah, "Aku sudah membagi sisa dagingnya secara merata. Jangan lupa, selain adik perempuanmu, kamu masih punya dua adik laki-laki yang juga membutuhkan untuk makan."

“Lalu kenapa kamu memberiku begitu banyak daging?” tanya Haylan.

"Kamu baru saja kembali. Tugas kami adalah memberimu makan dengan baik, betapapun miskinnya kami," kata Felicia.

"Bu, apa kita benar-benar kekurangan uang?" Haylan terkejut.

"Kami baik-baik saja. Kamu tidak perlu khawatir. Aku akan dibayar dalam dua hari, lalu aku akan membelikanmu apa pun yang kamu mau," Felicia tersenyum.

Faktanya, persediaan makanan yang dibeli pasangan itu untuk Haylan selama dua hari terakhir sudah melebihi biaya makanan keluarga tersebut selama satu minggu.

Namun, Felicia takut Haylan akan merasa bersalah karenanya, jadi dia tidak mau mengatakan yang sebenarnya.

Haylan menatap Felicia dan tetap diam. Ia merasa sangat tidak nyaman seolah-olah ada batu besar yang menghalanginya.

Meskipun Felicia mengucapkan kata-kata itu sambil tersenyum, ia bisa melihat rasa malu dan sedih di balik penampilannya. Jelas sekali bahwa keluarga mereka sedang kekurangan uang.

Haylan tidak benar-benar memahami tingkat kemiskinan keluarganya sampai sekarang.

Ternyata mereka telah menghabiskan banyak uang untuk makanannya selama dua hari terakhir.

Untuk sesaat, Haylan merasakan campuran rasa bersalah, tidak nyaman, dan marah terhadap Declan.

Di Lightdom City, sebuah sekolah terletak sekitar dua mil dari rumah Haylan.

Di situlah adik perempuan Haylan, Queenie, bersekolah. Ia duduk di kelas tiga SMA.

Karena kurikulum sekolah yang padat, Queenie memilih untuk tetap di sekolah agar waktunya lebih efektif. Karena ia juga tidak ingin membuang waktu mengantre makanan di kantin, Felicia mengantarkan makanan untuknya setiap hari.

Saat Haylan tiba, pelajaran telah berakhir.

Queenie berdiri di gerbang membaca beberapa bahan pelajaran sambil menunggu dengan sabar.

Karena kemiskinan keluarganya, ia tidak punya uang untuk membeli makanan di kantin. Oleh karena itu, ia belajar sambil menunggu ibunya mengantarkan makanan setiap hari.

Rambut Queenie dikuncir kuda. Ia mengenakan seragam sekolah. Ia tampak sangat muda saat membolak-balik materi belajarnya.

Karena kekurangan gizi yang berkepanjangan, Queenie tampak agak pucat dan kurus. Ia juga agak lemah.

Sepatunya telah diperbaiki secara besar-besaran dan memiliki banyak tambalan.

Terlebih lagi, kerutan dahinya sangat dalam. Raut wajahnya tampak melankolis.

Ketika Haylan mendekati Queenie dan melihat betapa kurusnya adiknya, dia merasa tidak nyaman.

Gadis kecil yang biasa mengikutinya ke mana-mana telah tumbuh menjadi wanita yang tampak sangat kurus. Seharusnya menikmati kehidupan yang baik tanpa harus khawatir tentang makanan dan pakaian.

Namun, faktanya adalah Queenie tidak memiliki cukup makanan dan tidak selalu mampu berpakaian hangat.

Melihat adiknya dalam kondisi seperti ini, Haylan merasa hatinya begitu sakit hingga rasanya seperti dicabik-cabik. Ia berpikir, "Aku harus membuat Declan membayarnya secepat mungkin."

Haylan kini membutuhkan uang lebih mendesak dari sebelumnya, dan ia membutuhkan banyak uang.

“Hei, Queenie, apakah kamu sedang menunggu ibumu yang pengemis itu mengantarkan makanan menjijikkannya kepadamu?”

Tepat ketika Haylan hendak menghampiri adiknya sambil membawa makanan, seorang siswi laki-laki, yang rambutnya dicat dan mengenakan seragam sekolah, muncul. Ia memandangi Queenie dari atas ke bawah dengan tatapan mengejek.

"Tahukah kamu, terakhir kali aku melihat ibunya, aku terkejut? Rambutnya putih semua. Kupikir itu neneknya!"

"Keluargamu sangat miskin. Kenapa kamu repot-repot belajar?"

"Sebanyak apa pun kamu belajar, kamu ditakdirkan untuk hidup dalam kemiskinan. Apa gunanya mempelajari semua ini?" noveldrama

Di sampingnya ada dua siswa laki-laki dan perempuan lainnya, yang semuanya memandang Queenie dengan jijik.

Ekspresi ketakutan terpancar di mata Queenie ketika ia menatap siswa berambut pirang itu. "Lucas Lynch, apa yang kau inginkan?"

Lucas Lynch adalah putra kepala sekolah. Ia berasal dari keluarga kaya dan berpengaruh. Ia juga seorang pengganggu terkenal di sekolah. Ia adalah orang yang dominan dan sering menindas banyak siswa, yang tentu saja membuat Queenie takut padanya.

Lucas tertawa. Tatapan dingin terpancar di matanya saat ia tiba-tiba memukul buku-buku di tangan Queenie, menyebabkannya jatuh ke tanah. Ia berkata, "Queenie Jaber, menurutku kau cukup cantik. Aku akan memberimu kesempatan untuk berubah dari burung gagak menjadi burung phoenix.”

“Asalkan kamu mau jadi pacarku selama tiga hari, aku akan memberimu makanan sebanyak yang kamu mau dan membiarkanmu hidup tanpa rasa khawatir.”

Selagi Lucas berbicara, dia mengulurkan tangannya dengan maksud membelai wajah Queenie.

Queenie adalah siswa terbaik di kelas dan selalu masuk tiga besar di seluruh sekolah. Karena Queenie juga tinggi dan cantik, Lucas sudah lama mengidamkannya.

Bagi seorang bajingan seperti Lucas, ia paling menikmati menaklukkan murid-murid terbaik di sekolah.

“Lucas Lynch, menjauhlah dariku.”

Queenie buru-buru menjauh dari Lucas dengan tatapan ketakutan di matanya.

"Beraninya kau mempermalukanku? Apa kau tidak pikir aku bisa membuat ayahku mengeluarkanmu dari sekolah agar kau tidak pernah bisa mengikuti ujian nasional atau lulus?" Tangan Lucas berhenti. Ekspresi dingin terpancar di wajahnya.

“Tidak ada satu pun siswa yang berani melawan saya.”

"Queenie Jaber, kamu harus patuh pada Lucas. Ayahnya kan kepala sekolah. Kalau kamu menyinggung perasaannya, itu bukan hal yang lucu."

Keempat orang di sekitar Lucas mulai mengancam Queenie juga.

Mendengar itu, raut wajah Queenie berubah drastis. Ia menggertakkan gigi, sementara raut wajah ketakutan muncul di wajahnya.

Dia telah belajar keras selama bertahun-tahun karena dia ingin unggul dalam ujian nasional, masuk perguruan tinggi yang bagus, mendapatkan pekerjaan yang baik, dan memperbaiki situasi keluarganya.

Namun, jika ia bahkan tidak bisa mengikuti ujian nasional, kerja kerasnya selama bertahun-tahun akan sia-sia. Hal itu juga akan sangat mengecewakan orang tuanya.

Melihat Queenie dalam keadaan ini, Lucas tersenyum jahat dan berjalan ke arahnya. Dia berkata, "Jadilah anak baik dan dengarkan aku. Tiga hari akan berlalu dengan cepat. Selama kamu melayaniku dengan baik, aku jamin kamu akan mendapat nilai bagus di ujianmu."

Dengan itu, dia dengan gembira mengulurkan tangannya untuk membelai wajah Queenie lagi.

Kali ini, Queenie tak mengelak dari tangannya. Namun, matanya tampak putus asa, dan air mata mengalir deras wajahnya.

Dia berpikir, “Mengapa ini terjadi?”

“Saya hanya ingin fokus belajar agar saya bisa mengubah hidup saya dan situasi keluarga saya.”

“Mengapa kesengsaraan selalu mengejarku?”

Saat itu, ia begitu terpaku pada keinginannya untuk mengikuti ujian nasional hingga akhirnya memutuskan untuk menyerah. Hatinya dipenuhi rasa putus asa dan tak berdaya.

Lucas menyeringai puas dan mengulurkan tangannya untuk memegang dagu Queenie.

Tiba-tiba, suara dingin Haylan terdengar di belakang Lucas. "Singkirkan tangan kotormu!

“Kalau tidak, aku akan membunuhmu!”