Dibuang Setelah Melahirkan
"Bu, Gea pamit ya. Ibu baik-baik di rumah sama bapa. Doakan Gea supaya bisa jadi istri yang baik untuk Mas David," ucap Gea pada sang ibu.
"Iya Nduk. Sebagai seorang istri kita harus patuh dan ikut kemana pun suami membawa kita. Ibu akan selalu doakan yang terbaik untuk anak ibu."
"Ibu ... "
Mata Gea mulai berkaca-kaca. Ini adalah pertama kalinya ia jauh dari kedua orang tuanya. Tapi mau bagaimana lagi, ia sudah menikah. Mau bagaimana pun ia memang harus ikut bersama suami yang baru 4 hari menikahinya. Ia pun memeluk sang ibu untuk terakhir kalinya sebelum diboyong oleh suaminya.
Di saat Gea menangis di pelukan sang ibu, David pun mencium tangan bapa Gea disertai dengan tepukan tangan di punggung laki-laki itu.
"Jaga Gea baik-baik ya Nak David. Dia putri bapak satu-satunya. Bapak percaya kamu bisa menjaganya seperti bapak menjaganya selama ini."
"Baik Pak, David akan menjaga Gea dengan baik."
"Bapak lega sekarang. Pergilah, nanti kalian ketinggalan bus. Kalau sudah sampai jangan lupa kabari kami," ucap bapa.
Keduanya mengangguk. Mereka pun menaiki mobil jemputan untuk mengantar mereka hingga ke terminal.
Di tengah jalan, Gea melihat Gaza, teman baiknya dan Gea melambaikan tangannya pada Gaza sebagai ucapan selamat tinggal. Terlihat sekali ada rasa tidak rela ketika melihat temannya itu pergi.
David meminta Gea untuk menutup kaca mobilnya. Laki-laki itu tidak suka Gea terlihat akrab dengan laki-laki selain dirinya.
"Mas cemburu ya?" tanya Gea dengan senyum jahilnya.
"Tentu saja cemburu. Mana ada suami yang rela istrinya bersikap manis pada laki-laki lain meskipun laki-laki itu adalah temannya sendiri. Tapi, aku sebagai laki-laki sangat tidak yakin jika di antara wanita dan laki-laki benar-benar berteman. Pasti salah satunya ada yang memiliki perasaan lebih," ucap David kemudian memalingkan wajahnya.
Hal itu membuat Gea senang. Ia merasa wanita yang paling beruntung karena begitu dicintai oleh suaminya sendiri.
"Mas kan sudah tahu, kalau aku hanya mencintai Mas. Aku dan Gaza benar-benar hanya berteman," ucap Gea sambil memegang wajah suaminya kemudian mengecupnya.
Wajah David yang semula sedih seketika jadi tersenyum senang. Ia bahkan ikut mencium pipi Gea. Bahkan ia mencuri-curi ciuman di bibir Gea meskipun di dalam mobil banyak penumpangnya.
"Ih Mas! Jangan begitu! Aku kan malu," ucap Gea lirih sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya..
David terkekeh kemudian menyandarkan kepala istrinya untuk bersandar di pundaknya. Karena perjalanan mereka sangatlah panjang.
"Tidurlah, nanti akan aku bangunkan kalau sudah sampai di terminal."
Gea pun menuruti perintah suaminya. Ia mulai menguap dan akhirnya menutup matanya karena memang sudah mengantuk.
Beberapa jam kemudian mereka sudah sampai di terminal. David membangunkan Gea dengan mengelus pipi Gea.
"Sayang bangun, kita sudah sampai di terminal."
"Eugh? Benarkah?"
David mengangguk.
Keduanya pun turun dari mobil dan menurunkan barang-barangnya dan memasukannya ke bus yang akan mereka tumpangi.
Setelah menaiki bus, Keduanya akan naik pesawat lalu naik mobil jemputan lagi hingga sampai ke tempat tinggal David.
Butuh waktu hingga dua hari untuk bisa sampai ke tempat tinggal suaminya. Tubuh Gea rasanya remuk, karena banyak duduk di perjalanan. Ia merasa senang ketika mobil sudah berhenti tepat di depan sebuah rumah sederhana.
Gea turun dari mobil, lalu membantu suaminya menurunkan barang-barang mereka.
"Ini rumah Mas?" tanya Gea.
"Ini rumah kita sayang," jawab David.
Gea jadi senyum-senyum mendengar kata kita dari suaminya. Gea membawa barang-barangnya begitu juga dengan David. Mereka meletakkannya di sembarang tempat kemudian memasuki kamar mereka untuk langsung beristirahat.
Tidur dengan saling memeluk hingga malam tiba mereka baru bangun.
"Mas, bangun. Mas tidak mau mandi dan makan?" tanya Gea sambil mengelus rambut suaminya.
David menggeleng di pelukan Gea.
"Kalau begitu, lepas pelukannya Mas. Aku mau mandi," ucap Gea.
David malah mengeratkan pelukannya tidak memperbolehkan istrinya untuk pergi darinya.
"Tidak usah mandi, mandinya besok saja. Tidur lagi sayang. Kamu pasti capek di perjalanan tadi."
Alhasil, Gea nurut pada suaminya dan tidur lagi dengan memeluk suaminya.
*
*
Esok paginya, Gea terbangun dari tidurnya dan langsung membersihkan tubuhnya yang benar-benar sudah sangat lengket oleh keringat. Selesai itu, ia memasak nasi dan menggoreng ikan asin serta membuka tempe kering yang dibuatkan ibunya dipindahkan ke dalam mangkok.
Ia kemudian kembali ke kamar untuk membangunkan suaminya yang masih tertidur dengan posisi tengkurap dengan tanpa mengenakan kaos.
"Mas bangun, ini sudah pagi. Aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita."
Dengan mata yang masih terpejam, David bangun dari tidurnya dan berjalan ke kamar mandi. Gea terkekeh pelan melihat tingkah lucu suaminya. Kemudian menyiapkan pakaian untuk dikenakan suaminya itu.
Gea menunggu suaminya di meja makan. Tak lama kemudian, David datang dan mengenakan pakaian yang sudah di siapkan oleh Gea. Gea mengambilkan makanan untuk suaminya. Lalu keduanya makan sambil mengobrol ringan.
Selesai sarapan, mereka bahu membahu membereskan semua pakaian yang masih ada di dalam koper dan memasukannya ke dalam lemari. Setelah semuanya tersusun dengan sempurna, David memberikan nafkah pertamanya untuk Gea.
"Pakailah uang ini untuk belanja kebutuhan rumah juga kebutuhanmu. Kalau kurang, tinggal minta mas lagi," ucap David sambil memberikan uang 100 ribu dengan jumlah 10 lembar.
"Terima kasih mas, aku akan menggunakannya sebaik mungkin."
"Aku percaya kamu bisa mengatur keuangan dengan baik," ucapnya sambil mengelus puncak kepala istrinya.
Gea benar-benar bahagia hidup berdua dengan suaminya. Karena David bilang, kedua orang tuanya sudah meninggal dunia. Ia hanya memiliki satu adik yang kini sedang bekerja di kota.
Hari demi hari mereka lalui dengan keromantisan dan kebahagiaan. Bahkan Gea sepertinya sudah cinta mati pada suaminya karena ia begitu baik dan perhatian padanya. Bahkan pekerjaan rumah pun mereka selalu mengerjakannya bersama-sama.
Untuk urusan ranjang, David selalu memintanya hampir setiap hari kecuali ketika Gea sakit dan lelah, ataupun David yang sakit dan lelah. Keharmonisan itulah yang membuat keduanya setiap harinya selalu terlihat seperti pengantin baru. Padahal sudah hampir dua bulan mereka tinggal di kampung suaminya. Dan tak henti-hentinya David menanyakan apakah sudah ada tanda-tanda hamil padanya atau belum.
"Sepertinya belum ada tanda-tanda aku hamil Mas. Maaf ya," ucapnya dengan wajah yang ditekuk.
"Tidak apa-apa sayang. Kita bisa mengusahakannya lagi dengan lebih sering melakukannya," goda David sambil mengedipkan matanya.
"Ih, Mas genit!"
"Hahaha."
David tertawa lalu memeluk istrinya dan membawa istrinya itu ke kamar untuk melakukan hubungan suami dan istri. Ia benar-benar ingin segera memiliki anak dari Gea.
*
*
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
dasar laku2
2024-10-20
0
Jasri Yuliani
ea benar cuma memanfaatkan Gea ja
2024-02-03
0
Bzaa
Mengantin baru lagi hot2nya
2024-01-10
0