Novel ini akan mengisahkan tentang perjuangan Lucas Alarik yang menunggu sang kekasih untuk pulang kepelukannya. Mereka berjarak terhalang begitulah sampai mungkin Lucas sudah mulai ragu dengan cintanya.
Akankah Mereka bertemu kembali dengan rasa yang sama atau malah asing?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_jmjnfxjk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4. Cari perkara
Lucas bangun dengan perasaan campur aduk, ada rasa senang setelah bertemu Athaya, ada rasa sedih juga karena jawaban Athaya saat dirinya melamar wanita itu.
"cas, ada yang cari tuh" ucap Danu sambil menunjuk ke arah pintu. Lucas mengerutkan dahinya bingung, (sepagi ini, siapa?) batinnya. Ia bangkit lalu berjalan kearah pintu.
Saat pintu terbuka. Pemandangan pertama kali yang dilihat Lucas adalah..... Athaya yang menunduk depan pintu sambil memegang sebuah kanto keresek yang entah apa isinya.
Lucas melihat ke arah kanan kiri lalu buru-buru menarik Athaya masuk. Danu dan Gio menatap bingung Lucas.
"Kau kenapa? " tanya Lucas saat dirinya dan Athaya sudah duduk di kasur. Ia berusaha melepaskan topi yang dikenakan Athaya namun segera wanita itu tepis. "kalo kamu kaya gini, gimana aku bisa tau apa yang terjadi" ucap Lucas yang tetap berusaha melepas topi athaya. Saat akhirnya berhasil, Lucas melihat wajah Athaya yang penuh dengan luka.
Lucas mengambil obat yang selalu dia bawa karena sudah kebiasaannya. "biar ku tebak kau berantem dengan mereka lagi" ujar Lucas sambil mengobati Athaya. "bukan. Tadi saat aku keluar, aku di hadang oleh sekelompok preman" balas Athaya sambil memainkan jarinya.
"siapa yang berani ngelakuin ini? " gumam Lucas yang masih kedengeran oleh Athaya. "Kayaknya lagi ada yang targetin cewek lu deh" celetuk Danu yang membuat Lucas nengok ke arahnya. "siapa yang berani cari perkara sama salah satu dewan agung? . Apa dia gak takut mati? " tanya Lucas yang tanpa sadar menekan luca Athaya.
"LUCAS ANJG" teriak Athaya sambil menoyor kepala Lucas. Lucas hanya tersenyum tanpa dosa sambil mengusap kepalanya.
...****************...
Kita beralih ke suatu tempat.
"dewi, lu yakin bakal lakuin ini. Maksud gw, kayaknya ceweknya Lucas bukan orang sembarangan" ucap Rini yang tampak ragu dengan rencana Dewi. "gw gak peduli. Yang gw peduliin adalah gimana caranya Lucas jadi milik gw" balas Dewi sambil mengepalkan tangannya.
"Lu berdua cukup lakuin yang gw suruh aja, kalo bisa sampe tuh cewek mati" lanjut Dewi.
Rini dan Lea saling pandang. Sejujurnya mereka takut untuk menyakiti ceweknya Lucas, apalagi saat mereka mendengar ciri-cirinya dari salah seorang guru yang cukup dekat dengan Lucas. Ciri-ciri itu sama persis dengan jenderal ke-7 dari jenderal agung.
"bukannya kita gak mau tapi.... akan lebih baik kita gak berurusan sama dia" saran Lea sedikit gugup. "bener yang Lea bilang. Pereman yang kita kirim tadi aja langsung tepar padahal dia sendiri" lanjut Rini yang mendukung Lea. "Lu pada pengecut. Masa sama cewek kampung ke dia takut" ucap Dewi tak terima dengan ucapan temanya.
Tanpa mereka sadari, sebenarnya ada yang memperhatikan mereka sedari tadi. Orang itu tersenyum lalu bergumam "Let's play the game".
...****************...
Kembali lagi ke Lucas.
" Sudah lebih baik? " tanya Lucas pada Athaya yang berada di seberang sana. Athaya langsung kembali ke cam pelatihan saat Lucas harus pergi sarapan. "sudah lumayan. makasih ya" jawab Athaya sambil menyembunyikan setengah wajahnya. Lucas hanya tersenyum sebagai balasan.
"emmmm.... Soal yang kemaren.... ak-aku terima tapi kamu.... harus tunggu aku lagi ya" ucap Athaya sedikit terbata-bata. Lucas tersenyum senang lalu berkata "oke".
" aku tutup ya, soalnya besok masih harus latihan pagi banget " ucap Athaya kemudian menutup telepon. Saat telepon sudah di tutup Athaya tersenyum miring.
-bersambung-
Kira-kira apa yang Athaya rencanakan ya??
