SANG MAFIA!

🍄 Keesokan harinya . . .

Chania berdiri dari duduknya untuk menyambut bosnya yang baru saja keluar dari lift. Mata Michael memicing untuk melihat style Chania pagi ini.

Mini dress ketat berwarna cream, yang di balut blezer berwarna burgundy. Sepasang sepatu kerja berwarna hitam membalut kaki mulusnya. Menambah kesan jenjang dan seksi pada kaki panjang Chania. Rambut pirang kecoklatan bergelombang di gerai dengan di beri aksesoris di sisi kanan dan kiri, agar tidak mengganggu wajahnya.

Michael mengangkat sebelah sudut bibirnya, merasa puas dengan penampilan sekretaris barunya. Dan lagi - lagi ia berkedip saat Chania tersenyum padanya dan menyapa dengan hormat.

"Selamat pagi, Tuan!" sapa Chania.

Michael tidak menjawab, dia langsung berlalu masuk ke dalam ruang kerjanya. Tanpa peduli dengan sapaan siapapun.

"Suruh Chania masuk!" titah Michael pada Jack yang mengikutinya masuk.

"Baik, Tuan!" jawab Jack segera keluar dari ruangan bosnya.

Jack adalah bodyguard sekaligus asisten kepercayaannya. Sudah 8 tahun Jack mengabdi pada Michael. Lebih tepatnya sejak Michael mengambil alih perusahaan sang Papa sang berada di Italia. Karena sang Papa harus kembali ke Amerika Serikat. Sebagai negara asalnya.

Bicara tentang profil Michael Xavier Sebastian, dia adalah putra tunggal dari Sebastian, warga negara Amerika serikat yang bisnisnya merajalela di dunia. Baik bisnis gelap maupun bisnis terang - terangan.

Ibunya adalah warga asli Italia. Satu - satunya perempuan yang berhasil membuat Sebastian menikahinya 31 tahun silam.

Lalu dimana ibunya sekarang? waktu yang akan menjawabnya.

Pusat kepemimpinan perusahaan Sebastian Company ada di Italia dan Amerika Serikat. Sejak sang putra menyelesaikan kuliahnya di Harvard University sembilan tahun silam. Pusat perusahaan di Italia di serahkan pada sang putra. Namun Michael resmi menjabat sebagai CEO sekaligus presdir setahun setelahnya.

Dan sejak saat itulah kemanapun ia pergi selalu ada Jack di sampingnya. Dan satu lagi bernama Dimitri. Keduanya adalah bodyguard terkuat dan terpercaya yang di miliki Michael.

Beberapa saat kemudian Chania masuk dengan membawa sebuah tab di tangannya. Ia berdiri menghadap Tuannya menunggu perintah ataupun pertanyaan sang bos.

"Apa jadwal ku hari ini?" tanya Michael sambil menyalakan laptop nya.

"Meeting dengan perusahaan Golden Sky di Er Pizzicarolo restauran jam 09.30, Tuan!"

"Lalu?"

"Menemui Tuan Besar Sebastian jam tiga sore!" jawab Chania ragu.

"Siapa yang membuat jadwal pertemuan dengannya?"

"Tadi asisten Tuan Besar Sebastian datang kemari, Tuan! beliau meminta Tuan Muda menemui Tuan besar hari ini juga!"

"Kau menyetujui itu?" tanya Michael sinis

"Saya hanya menjawab keputusan ada pada Tuan muda. Tapi beliau memaksa dan meminta saya untuk memasukkan itu ke dalam jurnal Tuan muda hari ini. Karena..." Chania ragu untuk melanjutkan ceritanya.

"Apa?" Michael tidak sabaran.

"Orang itu menodong pistol ke kepala saya, Tuan. Jadi saya takut!" ucap Chania mengerucutkan bibir, mengingat betapa gilanya saat moncong pistol seorang laki - laki asing menyentuh keningnya tadi pagi.

Michael menghela nafas. Ia tau jika Chania tidak akan sekuat itu melihat senjata yang tak biasa ia lihat.

***

Jam sembilan pagi, Michael keluar dari ruang kerjanya bersama Jack yang selalu setia di sampingnya.

"Sekarang!" titah Michael pada Chania.

"Baik, Tuan!"

Chania segera berdiri, mengambil berkas dan tab yang selalu dia bawa.

"Jalan bersama ku!" lirih Michael pada Chania yang berjalan sedikit ke belakang.

"Siap, Tuan!" Chania segera mensejajari langkah Michael tepat di sebelah kiri.

Sementara Jack yang mengikuti di belakang sedikit heran pada Tuannya. Baru kali ini Tuan nya meminta sekretaris berjalan sejajar dengannya.

Sepanjang perjalanan hingga lobby Chania selalu berada di samping bosnya. Tentu itu menarik perhatian karyawan yang lain. Mana pernah bos nya itu mau disejajari oleh bawahan.

Melihat tatapan beberapa orang, Chania merasa gugup. Tapi demi tiga milyar, dia akan bertingkah sesuai perintah bos nya.

Jack membuka pintu mobil limousine, Michael masuk dan di ikuti dengan Chania.

Jack masuk di pintu depan, samping kemudi yang selalu di kendalikan Dimitri. Kaca pembatas di tutup olehnya. Sehingga bagian belakang mobil panjang itu khusus untuk kepentingan pribadi Michael dan siapapun yang menjadi sekretarisnya.

Yang mana saat ini posisi itu tengah di duduki Chania Renata. Gadis cantik dan menawan yang sebelumnya hidup dengan bergelimang harta, dan mendadak jatuh miskin karena suatu hal. Kedua orang tuanya meninggal bunuh diri, akibat jeratan hutang.

Seluruh aset perusahaan di jual oleh Chania, namun hutang masih tersisa sebesar tiga milyar. Sedangkan Chania kini hanya tinggal di kontrakan kecil dan sebatang kara.

Demi tiga milyar itulah, kali ini Chania bertekad dan rela menjadi sekretaris yang siap di mainkan di manapun oleh sang bos.

"Tuan?" panggil Chania lirih karena merasa canggung hanya berdua tanpa obrolan.

"Hemm?" jawab Michael tanpa menoleh Chania yang duduk di sampingnya. Ia masih fokus pada ponsel di tangannya.

"Tuan tidak ingin membaca berkas ini dulu?"

"Aku sudah tau!" jawab Michael ketus.

Akhirnya Chania kembali diam. Dia hanya melihat - lihat bagian luar mobil melalui kaca mobil.

Sesekali melirik wajah bos nya yang duduk di sampingnya. Tampan rupawan tak bisa di pungkiri oleh siapapun yang melihat. Garis tegas di wajahnya menambah kesan eksotis dan mempesona.

Lirikan Chania pada wajah itu membuatnya lupa berkedip. Seolah tengah menikmati ciptaan Tuhan paling sempurna.

Greeb!

"Auwh!" pekik Chania.

Chania terejerambab di dada bidang Michael. Michael yang memiliki insting luar biasa itu menarik pinggang Chania dan mendekapnya erat di dada. Ia tau jika Chania tengah menatapnya dengan tatapan kagum. Bagi Michael itu adalah hal biasa yang di lakukan lawan jenis kepadanya.

"Menatap ku dengan jarak dekat akan lebih indah bukan?" lirih Michael dengan gigi yang mengerat.

Chania mendongak lalu tersenyum kikuk.

"Hehe! Tuan memang sangat tampan!" ucap Chania spontan dari jarak yang hanya lima senti dari wajah tampan bos nya.

Mata tajam, hidung mancung, tulung pipi yang tinggi, berlapis kulit putih membuat wajah itu benar - benar setampan malaikat.

"Sudah puas! hemm?" tanya Michael menatap Chania dalam.

"Heheh.. belum, Tuan! eh, maksud saya sudah!"

Michael terkekeh lirih mendengar jawaban Chania yang gugup dan ragu. Tapi mata Michael tetap fokus pada mata lentik Chania.

Untuk sepersekian detik tatapan mereka saling terpaku. Detak jantung keduanya berpacu. Detak jantung uang belum pernah mereka berdua rasakan sebelumnya.

Tapi keduanya tampak berusaha mengabaikan debaran jantung mereka. Sungguh kasian dua jantung itu. Debaran mereka tak di hiraukan empunya jantung.

Citt!

Mobil berhenti, sontak keduanya melihat keluar jendela mobil. Mereka sudah sampai di Restauran Er Pizzicarolo.

Jack membuka pintu, Chania salah tingkah karena ia belum sempat lepas dari pelukan Tuannya. Namun Jack terlihat biasa saja. Karena sudah biasa melihat hal itu.

Berbeda dengan Chania, Michael justru terlihat santai dengan semua itu.

Chania segera menarik tubuhnya dan memperbaiki pakaian dan rambutnya di kaca yang ada di dalam mobil.

Mereka turun dan berjalan memasuki restauran. Tak di sangka mereka di sambut beberapa pria berpakaian hitam yang berjajar. Dan menunduk saat Michael dan Chania melewati mereka.

Setelah Michael dan Chania masuk ke dalam restauran, pria - pria berpakaian hitam itu berpencar.

"Siapa mereka, Tuan?" tanya Chania lirih.

"Body guard ku!"

Chani membuka mulutnya, tak di sangka keberadaan bos nya itu sangat di jaga ketat.

Memangnya sebahaya apa berada di luar kantor? sampai banyak sekali bodyguard yang mengawasi!

Tanya Chania dalam hati.

Mereka sampai di ruang VIP, dimana di sana sudah ada CEO Golden Sky beserta beberapa bodyguard di belakangnya yang terlihat menyeramkan.

Hah! bisnis apaan ini? kenapa suram begini!

Gerutu Chania dalam hati.

Michael duduk yang di sambut beberapa bodyguard yang berpakaian sama dengan bodyguard di luar.

Chania menarik nafas dalam, merasa takut dengan pertemuan bisnis kali ini.

.

.

🪴🪴🪴

Happy reading 🌹🌹🌹