"Maafkan Uncle, Kei. Sepertinya Uncle mencintai, mu."
"A-apakah, aku salah jika aku mencintai Uncle?"
Sebuah kisah menceritakan duda kaya, tampan, berusia 45 tahun yang mencintai anak dari sahabatnya yang masih berusia 18 tahun.
Dia pun harus melewati rintangan yang cukup berat. Cintanya terhalang restu.
Mampukah Uncle Bram menaklukan hati sahabatnya agar dia mendapat restu untuk menikahi seorang Keinya Abraham, gadis muda yang selalu memanggilnya Uncle. Namun, sekarang gadis muda itu sangat membuatnya tergila-gila.
"Jika, aku besar aku akan menikah dengan Uncle," celoteh Keknya kecil saat duduk dipangkuan Bram. Dan siapa sangka kali ini Bram benar-benar sedang berusaha mewujudkan keinginan Keinya kecil.
akan kah kisah mereka sempurna !?
kita doakan saja 😂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
05
Setelah saling bercerita panjang lebar. Aysel dan Bram pun kembali ke kamar masing-masing.
Sementara di kamar keinya.
Kak Kei, boleh Lila tidur disini?" tanya Lila pada Keinya yang sedang menata pakaian nya dalam lemari.
Lila boleh kok tidur disini." Keinya menghentikak aktivitasnya yang sedang menanta pakaian, lalu dia duduk disamping Lila.
Kak kei apa aunty Aysel selalu menamani jika kaka dan ka Raffa sedang belajar?"
Keinya pun tersenyum, dia membelai rambut Lila dengan penuh kasih sayang. Keinya tau semua tentang Tya yang mengabaikan Lila, karna aysel selalu membahas masalah rumah tangga Bram dengan Tya pada Hana.
"Mommy kaka lebih sering mengajari kaka dan Raffa belajar bahasa asing, tapi daddy kaka yang selalu menemani kami mengerjakan pr di sekolah." Keinya menatap lekat-lekat ke arah Lila sebelum melanjutkan kalimatnya. "Lila, kita gak bisa milih untuk di lahirin dari ibu yang bagaimana, namun untuk ke dapannya kita bisa milih harus bagaimana kita bersikap ketika kita akan jadi ibu," ucap Keinya yang melihat Lila terus menunduk.
Tanpa mereka sadari ternyata Bram sedang mendengarkan mereka. Awal nya Bram ingin melihat Lila di kamarnya, namun tak ada siapa-siapa dikamar Lila. Jadi Bram memutuskan untuk ke kamar Keinya. Dan ternyata saat sampai disana dia harus mendengar pertanyaan Lila yang menurut semua orang sangat sederhana, namun bagi Lila pertanyaan itu memiliki arti yang dalam. Dan juga betapa kaget nya Bram mendengar nasihat yang di berikan Keinya pada Lila. Dan Bram tau itu semua berkat didikan Aysel yang membuat Keinya selalu berpikiran dewasa.
Karna sudah mendengar Lila akan tidur di kamar Keinya, Bram pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya.
.
.
.
.
"Tya, kenapa Lila harus mempunyai ibu yang egois seperti mu?" desis Bram saat melihat foto pengantin dirinya dengan Tya yang tergantung di kamarnya.
Bram pun akhir nya tertidur. Sudah biasa bagi Bram tidur di ranjang king size sendirian.
.
.
.
Keesokan hari nya.
"Morning pih?" sapa Lila yang melihat Bram sudah segar karna akan pergi untuk ke kantor.
"Morning Lila, dimana ka Keinya bukannya Lila semalam tidur bersama ka keinya?" tanya Bram sambil mendudukan dirinya di sebelah Lila yang sedang duduk di sofa.
Sebelum Lila menjawab, ternyata Keinya sudah turun terlebih dahulu.
Itu ka keinya pih!" tunjuk lila pada Keinya yang sedang berjalan.
.
.
Ketika melihat ke arah Keinya. tiba-tiba Bram merasa terpesona karna melihat penampilan keinya. Keinya memakai dres dengan lengan panjang ,dan panjang bawahnya sampai selutut. Ditambah lagi sedikit polesan make up di wajahnya, membuat Keinya terlihat lebih cantik. Namun dengan cepat Bram menetralkan pandangannya, karna tak ingin terpergok memperhatikan keinya.
Pagi Lila, pagi uncle?" Sapa Keinya yang menghampiri Lila dan Bram di sofa.
"Pagi juga Kei, mana mommy mu? tanya Bram.
"Mommy mungkin di dapur uncle."
Ayo kita sarapan sekarang!" titah Bram. Lalu dia bangkit, diikuti Keinya dan Lila di belakannya.
.
.
.
"Bell, lu ngapain sih cape-cape masak, ada maid Bell disini?" tanya Bram ketika Aysel sedang menata makanan di meja makan.
"sekali-kali Bram. Gue pingin masakin buat Lila juga."
"Makasih aunty." Jawab Lila yang merasa terharu.
Setelah sarapan, Aysel pun mengantar Bram yang akan bekerja ke pintu depan.
"Bell, gue titip Lilaa ya. Gue kayanya lembur.
"Ya, lu ga usah khawatir, gue mau ngajak Kienya sama Lila jalan-jalan," jawab aysel pada Bram.
"Nanti asisten gue yang bakal nemenin lu. Dan pake ini!" Bram mengeluarkan dompet lalu memberikan Blackcard pada Aysel.
"Cih, lu lupa? sekarang gwe lebih kaya dari lu!" Sombong Aysel pada Bram.
Bram pun hanya mendengus mendengar jawaban Aysel. Dan dia langsung pergi ke mobil nya.
.
.
.
"Keinya, Lila, sebentar lagi kita pergi!" ucap Aysel yang ikut duduk di sofa bersama Keinya dan Lila.
"Memang kita akan pergi kemana mommy?"
"jalan-jalan!" jawab nya singkat. "Kei, kau sudah menghubungi Diana dan Julian?"
"Mereka masih di Korea Mom. Mungkin akan kembali ke London 3 hari lagi."
"Seandainya mommy bisa disini lebih lama, mommy ingin sekali menemui Diana dan Julian.
(Diana Kkm dan Julian Kim, adalah adik kembar dari Joenathan Kim, yang juga kuliah di OXFORD UNIVERSITY)
"Kenapa mommy tidak tinggal lebih lama disini?"
"Ia aunty, kenapa aunty tidak tinggal disini lebih lama?" jawab Lila yang ikut menimpali.
"Aunty ingin sekali sayang, tapi uncle Aska menyuruh aunty untuk segera pulang!" jawab Aysel memandang Lila dengan sendu.
Tak lama orang suruhan Bram pun tiba, dan mereka ber 3 pun pergi berjalan-jalan
Sementara di kantor Bram.
Bram mencoba beberapa-kali menghubungi Tya, namun tak di angkat. Ketika Bram mencoba lagi menghubungi Tya untuk kesekian kali nya, Tya mengangkat lnya namun bukan Tya yang berbicara melainkan suara lelaki dengan suara serak khas orang yang baru bangun dari tidurnya.
Mau up nanti tapi gimana komen reader aja lah wkwkwkwkwk
tau meren kalian harus apa hahaha.
tapi udah dikasih note duluan 🤭🤭