Di suatu masa dimana keberadaan seseorang ditentukan oleh kekuatan dan kekuasaan,siapa yang berkuasa dan memiliki kemampuan untuk menindas yang lain.
seseorang yang mampu melakukan lebih hebat dari yang lain.
disitulah hawa nafsu dan keserakahan mampu menguasai yang berkuasa.tanpa memandang harga nyawa orang lain.
para penguasa kekuatan ,kekuasaan ,keserakahan dan keangkamurkaan saling berpesta pora diatas penderitaan yang lain.
Datanglah sang pengacau,yang mengacaukan para penguasa kekuatan,kekuasaan yang sudah mengakar darah.
Dialah "Sang Pengacau"dengan kehebatan ,kemampuan,dan segala keunggulannya mampu mengacaukan semua yang sudah berjalan mengakar darah segala keserakahan , kesewenangan,keangkamurkaan .
selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sigi Tyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. mencari persekutuan I
Demi mencari sekutu yang kuat untuk memuluskan rencana maka Teja bersama para tetua menyusun sebuah rencana ,dengan beberapa alternatif yang lain.
Sebuah rencana yang harus matang karena yang akan di hadapi adalah sebuah kerajaan besar yang mungkin saja sudah menyewa banyak jagoan dari kerajaan lain.
Salah satu rencana itu yaitu bersekutu dengan Perguruan Bukit Merah.
"Aku yang akan menuju ke perguruan Bukit Merah untuk mencari dukungan karena aku juga akan mencari ibuku disana ,'' kata Teja Kusuma .
Dan semua tetua setuju dengan hal itu karena memang sejak awal Teja mau menuju kesana.
"Salah satu dari kami akan menemani kaisar menuju bukit merah." kata Barada sang naga iblis.
Teja menganggukkan kepala menyetujui usulan tersebut , karena dia memang tidak mengetahui jalan menuju kesana .
Selain itu dia juga butuh teman bertukar pikiran selama di perjalanan.
Setelah di lakukan perundingan akhirnya di putuskan ,bahwa yang akan mendampingi Teja bukan Barada sang Naga Iblis tapi tetua Sancaka dari kelompok Naga Putih yang juga merupakan guru dari Cinde Ayu.
Sebenarnya Barada ingin ikut , karena di luar orang masih mengenalnya sebagai Tetua Agung Kepala Naga,dan masih sangat disegani ,juga seorang yang ahli diplomasi yang handal.
Tapi karena mengingat trah naga perlu perlindungan juga di sana kemungkinan ada Padma sari ibu Teja ,sehingga di putuskan yang mendampingi adalah tetua Sancaka.
Tetua Sancaka berasal dari kelompok Naga putih, dia cukup terkenal dengan julukan siluman ular putih .
Kemampuan nya cukup menakutkan, jurus-jurus dewa naga yang di padukan dengan jurus warisan keluarganya menjadikan sebuah jurus yang sangat mengerikan.
Jurus itu di kenal dengan nama Amukan Naga Api Putih .
Sebuah jurus yang memadukan hawa panas dan dingin , membuat semua orang yang melawannya selalu kesulitan bila bertarung dengannya.
Mendengar gurunya akan ikut mengembara bersama Teja, membuat Cinde ayu merengek ikut.
Ya bila mengingat sikap Cinde ayu kepada Teja sempat mengalami pasang surut.
Awal ketemu dia sangat marah karena kakinya tersandung dan jatuh bahkan sempat mengancam mau memukul Teja.
Namun semenjak di bantu memenangkan pertandingan dan tahu betapa hebatnya Teja dia menjadi sangat kagum
Apalagi di akuinya bahwa Teja sangat tampan.
Tapi semenjak Teja di angkat menjadi kaisar dia merasa minder dan mulai menjauh , tapi sikap Teja yang baik dan tidak menjaga jarak dengannya membuat dia kembali seperti sedia kala .
Malah kadang sikapnya berlebihan seakan tidak mau berpisah dengan Teja.
Teja pun demikian dia merasa nyaman saat bersama dengan gadis yang cukup pintar itu.
Selama berada di pemukiman trah Naga Teja sering bertukar pendapat dengannya.
Bahkan rencana kedepannya Cinde Ayu akan di masukkan ke divisi Nyi Surati karena kepintarannya memang cocok di bagian itu.
"Guru aku ikut mengembara ya , aku kan juga pingin menambah pengalaman", kata Cinde Ayu merajuk kepingin ikut ,kepada gurunya.
Ki Sancaka masih ragu mengabulkan keinginan muridnya itu.
Karena keputusan bukan di tangannya , dia memandang Teja kusuma dan meminta pertimbangan .
Melihat hal itu Cinde ayu kembali merajuk kepada Teja , meskipun disana banyak tetua dia tidak malu malu.
"kakang aku boleh ikut ya " kata Cinde merajuk dengan muka polosnya.
"Aku berjanji tidak akan menjadi beban kakang dan guru ", kembali Cinde Ayu berkata menegaskan.
Akhirnya dengan berbagai pertimbangan Teja mengijinkan Cinde Ayu ikut mengembara.
Keesokan harinya mereka bertiga berangkat menuju ke Perguruan Bukit Merah.
Dengan menaiki tiga ekor kuda mereka berangkat setelah mempersiapkan segala kebutuhan di perjalanan.
Perjalanan diperkirakan memakan waktu dua Minggu dengan kecepatan penuh.
Selama perjalanan Cinde Ayu nampak senang wajah cantik nya makin berseri apalagi bila sedang berjalan di samping Teja.
Sebelum berangkat Teja berpesan kepada semuanya untuk sementara identitasnya minta di rahasiakan baik sebagai kaisar Naga apalagi sebagai putra mahkota.
Sebelum semua sekutu bersatu akan sangat bahaya bila kerajaan mengetahui identitas nya.
__________
Selamat membaca jangan lupa dukungannya
dengan like,vote dan koment-nya.
Happy reading...