NovelToon NovelToon
Dendam Keturunan Pendekar

Dendam Keturunan Pendekar

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Action / Balas Dendam
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

Wira adalah anak kecil berusia sebelas tahun yang kehilangan segalanya, keluarga kecilnya di bantai oleh seseorang hanya karena penghianatan yang di lakukan oleh ayahnya.

dalam pembantaian itu hanya Wira yang berhasil selamat karena tubuhnya di lempar ibunya ke jurang yang berada di hutan alas Roban, siapa sangka di saat yang bersamaan di hutan tersebut sedang terjadi perebutan artefak peninggalan Pendekar Kuat zaman dahulu bernama Wira Gendeng.

bagaimana kisah wira selanjutnya? akankah dia mampu membalaskan kematian keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

maleh rupo

Walaupun racun itu berdosis sangat kecil namun jangan remehkan racun tersebut, pasalnya racun itu adalah buatan langsung dari Ratu Maharani junjungan dari Vlad, Konon racun tersebut mampu menggerogoti kesehatan targetant secara perlahan lahan.

Vlad sudah menaruh racun di dalam makanan sang Raja Paku Alam sudah 2 kali ini, namun Sang Raja Paku Alam masih saja bisa mendeteksi racun tersebut.

"Benar benar menyebalkan, andai saja Paku Alam tidak bisa mendeteksi racun mungkin dia sudah lama mati! Dan aku tidak perlu repot repot menjalankan tugas mata mata seperti ini." Batin Vlad.

Vlad dan kepala pelayan itu kemudian berjalan menuju ke aula istana.

Di sana terlihat sudah berkumpul banyak sekali pelayan dengan berbagai macam rupa, ada yang manusia berkepala hewan, ada manusia namun memiliki ekor, ada wanita cantik namun memiliki dua telinga panjang yang seperti kucing.

Dan masih banyak lagi jenisnya, tidak sedikit pula yang berwujud manusia seutuhnya seperti Vlad saat ini.

Vlad terlihat memasang wajah setenang mungkin, dia terlihat berdiri di barisan belakang. Walaupun wajahnya tenang namun jantungnya saat ini sedang berdegup kencang.

Jika dirinya ketahuan saat ini mustahil untuk dia bisa lari, karena di Aula istana ini juga terdapat banyak sekali prajurit.

Raja Paku Alam terlihat berdiri di atas panggung dengan penuh wibawa.

Wajahnya terlihat datar dan ingin, harapannya menyapu ke wajah semua pelayan seolah mencoba melihat adanya ekspresi gugup di antara mereka.

Hingga akhirnya matanya tertuju pada seorang pelayan pria yang memiliki cangkang kura kura.

Raja Paku Alam melihat wajah gugup dari pelayan tersebut.

Lap!

Dalam satu kesiapan mata Raja Paku Alam sudah berada di samping pelayan tersebut.

Pelayan tersebut terlihat terkejut dengan kecepatan Raja Paku Alam.

Pelayan tersebut menatap Raja Paku Alam dengan tatapan gemetar.

Raja Paku Alam terlihat menatap tajam pelayan tersebut, wajahnya yang dingin di campur dengan tatapan tajamnya membuat siapapun yang melihatnya akan menelan ludah dengan ketakutan.

Hap!

Raja Paku Alam mencekik leher Pelayan tersebut dengan tangan kirinya, sontak pelayan tersebut meronta ronta.

"Katakan kepadaku apa yang membuatmu gugup, atau aku akan mematahkan lehermu sekarang juga!" Ultimatum dari Raja Paku Alam dengan suara menggelegar.

Sontak semua lelembut yang melihat hal tersebut langsung menelan ludahnya dengan ngeri, lelembut yang berada di dekat Raja Paku Alam terlihat menundukan kepalanya tidak berani menatap kejadian ini.

"A-- Ampun Baginda Raja, hamba gugup karena hamba salah membedakan garam dengan gula, salah satu minuman yang di antarkan terdapat garam di dalamnya bukan gula.." Jawab pelembut yang berangkat kura kura itu dengan ekspresi ketakutan.

Raja Paku Alam melepaskan cengkraman tangannya, dia kemudian menatap wajah lelembut di depannya mencoba memastikan adanya kebohongan di matanya atau tidak.

Namun Raja Paku Alam sama sekali tidak mendapati adanya kebohongan, Raja Paku Alam terlihat merenung, "dia bukan pelakunya... salah satu gelas minuman memang terdapat garam, dia tidak bohong. Lalu siapa di sini yang merupakan pelakunya?

Pasti pelakunya itu adalah mata mata terbaik dari Maharani yang bernama Vlad itu. Aku harus waspada kejadian racun ini sudah 2 kali pasti mata mata itu berhasil menyusup ke istana, entah berubah menjadi dayang atau pelayan!" Batin Raja Paku Alam dengan ekspresi curiga.

Sementara itu di barisan belakang terlihat Vlad menyeringai, "bodoh!" Ucapnya dalam hati.

***

Sementara itu Wira saat ini terlihat memberikan contoh meditasi kepada semua murid muridnya termasuk Daniel dan Violet.

Wira terlihat duduk setengah teratai, dengan tangan yang membuat segel tangan khusus dan mata terpejam.

Secara samar samar terlihat ada energi berwarna merah pekat yang menyelubungi wira, energi itu adalah energi supranatural.

Semua murid murid Wira menatap Wira yang sedang bermeditasi dengan serius, beberapa dari mereka bahkan ada yang meniru gerakan tangan Wira.

Wira membuka matanya secara perlahan.

Tubuhnya kini di selimuti dengan energi Supranatural.

"Kalian pasti sudah mengetahui ini bukan?" Tanya Wira kepada semuanya.

Semua murid Wira menganggukan kepalanya, mereka tahu betul energi tersebut adalah energi supranatural sama seperti milik Don, namun bedanya energi milik Wira terlihat jauh lebih padat dan berisi.

"Ya benar ini adalah energi supranatural, sebuah energi yang mampu meningkatkan kekuatan fisik kalian, ketajaman benda, dan serangan kalian meningkat berkali kali lipat." Ucap Wira.

"Aku akan mengajari kalian untuk bisa menguasai energi Supranatural ini, namun dengan syarat kalian harus bisa menghindari setiap kerikil yang di lempar dalam kecepatan tinggi..." imbuhnya.

Semua murid Wira menganggukan kepalanya.

"Baiklah, mulai sekarang dan seterusnya latihan kalian adalah menghindari setiap lemparan kerikil... aku akan pergi terlebih dahulu ke Surabaya mungkin aku akan lama, ketika aku pulang aku harap kalian sudah bisa menghindari setiap lemparan kerikil!" Ucap Wira.

Semua murid Wira menganggukan kepalanya dengan cepat.

Wira kemudian berjalan dan mengambil katana milik Violet yang tergeletak di tanah.

"Setelah di antara kalian sudah bisa menguasai energi Supranatural aku akan mengajari kalian ilmu pedang tingkat tinggi!" Ucap Wira kemudian dia menghunuskan katana itu.

Sring!

Bilah katana tersebut terlihat mengkilap terkena pantulan sinar matahari.

Wira menghentakan kakinya ke tanah, semua murid Wira terkejut ketika melihat tanah tempat berpijak Wira sampai amblas dan hancur karena pijakan kaki Wira.

Wira terlihat melompat di langit, kemudian menebaskan pedangnya ke udara dengan gerakan sederhana.

Hap!

Akhirnya Wira mendarat di tanah. Semua murid Wira menggaruk kepalanya dengan bingung ketika tidak ada sesuatu yang istimewa terjadi.

Namun tiba tiba....

Drrrrrrrrrrrrrttttttt!!!

Dum!

Sebuah pohon besar tumbang dan menjadi serpihan kecil kecil bagaiman lego.

Semua mata melongo melihatnya, mereka semua tidak ada yang melihat Wira menebas ke arah pohon, hanya menebas udara namun siapa sangka pohon tersebut roboh seolah di cincang cincang sesuatu.

Sring!

Wira kembali menyarungkan katana itu, kemudian dia berucap, "kira kira seperti itulah teknik pedang yang akan aku ajarkan kepada kalian, namun dengan syarat kalian harus bisa menguasai energi Supranatural terlebih dahulu."

Semua murid Wira menganggukan kepalanya dengan mantap, mereka sudah sangat tidak sabar untuk bisa menguasai teknik pedang tingkat tinggi tersebut.

Wira kemudian menatap Daniel, "ketika Don sudah kembali pulih suruh dia latihan juga sama seperti latihan kalian, menghindari setiap lemparan kerikil." Ucap Wira.

Daniel menganggukan kepalanya, "Baik!" Jawabnya.

Wira menganggukan kepalanya kemudian dia mengambil koper besarnya kemudian berjalan pergi, "aku pergi terlebih dahulu, aku harap latihan kalian berhasil."

Siapa sangka semua murid Wira menundukan sedikit badannya, "selamat jalan Tuan!" Ucapnya serempak.

Wira tersenyum puas kemudian berbalik dan berjalan pergi begitu saja.

***

Waktu berjalan dengan sangat cepat sekali, siapa sangka 1 minggu telah terlewati semenjak kepergian Wira dari hutan Gunung Lawu ke Surabaya.

Di depan pintu kontrakan kecil terlihat Wira duduk di teras kontrakan itu sembari mengawasi sebuah rumah yang tidak jauh dari tempatnya dengan tenang.

Tidak lama kemudian pintu rumah itu terbuka, menampakan Kinanti yang sedang mendorong motor vario.

Di belakang Kinanti terdapat seorang pria paruh baya dengan pakaian kantoran, dia adalah Herman.

Setelah mengunci pintu Herman kemudian membonceng Kinanti, mereka berdua pergi begitu saja.

"Sepertinya kehidupan Kinanti aman akan saja, tidak ada masalah selama seminggu ini..." Ucap Wira.

"Namun...... bagaimana dengan kehidupannya di kampus? Apakah ada yang membullynya?" Tanya Wira dalam hati.

"Hmmm....." kurasa aku harus memastikannya sendiri, Wira berdiri dari tempat duduknya kemudian berjalan pelan.

Mulutnya terlihat komat kamit, dan kemudian dia berucap, "maleh rupo!"

Seketika itu juga wujudnya berubah menjadi seorang mahasiswa, dengan pakaian layaknya Mahasiswa pada umumnya.

1
Tini Nurhenti
next
NuruL Fuud
2 bab pa 3 gtu thor tiap hri biar tambh seru...
Ilham
lanjut pak
Batsa Pamungkas Surya
mantap
Batsa Pamungkas Surya
👍spectacular
Batsa Pamungkas Surya
di tunggu kelanjutan nya
Tini Nurhenti
buktiin wir,💪
Tini Nurhenti
bakalan ketemu nih 💪
Tini Nurhenti
kyk vlad 🤭💪
Redy Ryan Little
lBagus
Tini Nurhenti
yg byk thor up nya
Tini Nurhenti
kinanti yg di cari x ea wir ??👍
Tini Nurhenti
ada yg ngompol gk thor 😄😄🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!