NovelToon NovelToon
My Boss Duda Anak Dua

My Boss Duda Anak Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Cerai / Ibu Tiri
Popularitas:66k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Nesa Callista Gambaran seorang perawat cantik, pintar dan realistis yang masuk kedalam kehidupan keluarga Wijaksono secara tidak sengaja setelah resign dari rumah sakit tempatnya bekerja selama tiga tahun terakhir. Bukan main, Nesa harus dihadapkan pada anak asuhnya Aron yang krisis kepercayaan terhadap orang lain serta kesulitan dalam mengontrol emosional akibat trauma masa lalu. Tak hanya mengalami kesulitan mengasuh anak, Nesa juga dihadapkan dengan papanya anak-anak yang sejak awal selalu bertentangan dengannya. Kompensasi yang sesuai dan gemasnya anak-anak membuat lelah Nesa terbayar, rugi kalau harus resign lagi dengan pendapatan hampir empat kali lipat dari gaji sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dr Adrian

Pelayanan super VIP mereka dapatkan disini, tidak perlu antre bahkan dr spesialis anak sudah menunggu mereka di ruangan. Nesa melihat miris Ibu dan anak di area bermain. Mereka pasti membuat temu janji lalu sedang antre sekarang. Namun tidak sadar dibelakangnya rumah sakit sedang bermain memasukkan antrian super VIP tanpa temu janji sebagai antrean pertama. Beginilah dunia ini bekerja, walau katanya uang bukan segalanya tapi lihatlah dengan uang semua jalanmu dipermudah dari berbagai sisi.

“Loh Nes…”

Ternyata dokter anak yang sudah stand by menunggu mereka adalah dr Adrian. Nesa tidak memperhatikan nama yang tertempel di depan pintu tadi. Rupanya ruangannya sudah berubah, seingat Nesa dulu ruangan dr Adrian tidak disini.

“Halo Dok.” Nesa tersenyum ramah menyambut jabatan tangan dr Adrian.

“Kamu…” Dr Adrian memperhatikan Nesa dari atas sampai bawah, fokus pada bayi digendongannya. Tidak lupa anak kecil yang menggenggam ujung baju Nesa erat.

Nesa tersenyum tipis mengerti arah pembicaraan dr Adrian. “Ini anak asuh saya Pak.”

Dr Adrian terlihat lega, “Saya pikir kamu sudah punya anak Nes.”

“Tidak Pak.” Nesa menjawab dengan singkat.

“Ehem…” Arthur sengaja berdehem untuk menyadarkan kedua insan yang bernostalgia itu bahwasanya ada orang lain di ruangan ini. Mereka malah asyik berbincang seolah-olah Arthur tidak ada disini.

“Oh maaf, saya tidak sadar kalau ada Pak Arthur disini. Saya dr Adrian spesialis anak. Mari silahkan duduk.” Dr Adrian mempersilahkan Arthur duduk di kursi pendamping pasien setelah berjabat tangan sesuai etika professional. Setelah memastikan orangtua pasiennya sudah duduk kemudian dia juga duduk di kursi kebesarannya.

Jangan tanya kenapa dr Adrian bisa mengetahui nama Arthur. Sebelum mereka masuk, petinggi rumah sakit sudah terlebih dahulu menerornya supaya memberikan pelayanan ekstra pada pasien ini. Sebagai mitra yang masih mendapatkan gaji dari rumah sakit ini dr Adrian tidak bisa berbuat banyak. Tidak disangka dia bertemu Nesa disini. Perawat yang dulu sering menemaninya saat praktek. Dr Adrian sempat kelabakan waktu gadis itu tiba-tiba resign tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Dia sudah dangat klop dengan Nesa. Gadis ini supel, cekatan, ramah, ceria dan komunikatif. Dr Adrian senang bekerja sama dengan Nesa. Bukan hanya dia, rata-rata dr spesialis yang bekerja di rumah sakit ini berebutan ingin diasisteni oleh Nesa.

Arthur melirik dr Adrian tajam. Menyesal masuk ke ruangan prakteknya. Apa-apaan dia, bersikap sok kenal dan sok akrab begitu pada Nesa. Arthur muak melihat tingkah dr Adrian yang sok dekat itu. Belum lagi dengan tatapan matanya, tidak perlu diuji keakuratannya Arthur yakin seratus persen dokter sok kegantengan ini menaruh perasaan pada Nesa.

“Baiklah, jadi apa yang bisa saya bantu?”

“Arav flu dok sejak tadi pagi. Warna ingusnya bening dan tidak terlalu banyak. Demam tidak ada, batuk tidak ada, BAB normal. Tadi sempat saya lihat tenggorokannya agak merah Dok. Dia tidak mau makan kemungkinan tenggorokannya sakit. Saya sudah berikan obat flu tadi pagi. Dia sedikit lebih rewel dan sensitive dari biasanya Dok.”

“Wah kamu masih sangat detail seperti dulu ya Nes… Harusnya tidak masalah. Kita periksa dulu anaknya.”

Nesa membaringkan Arav di tempat tidur pasien, tapi anak itu menarik bajunya kuat menolak dilepaskan dan malah menangis kencang. Aron sampai berkaca-kaca melihat adiknya menangis.

“Bagaimana kalau sambil saya gendong saja Dok.”

“Sounds good Nes, gendong saja biar saya periksa.” Dr Adrian memeriksa Arav dengan stetoskop dan melihat kondisi tenggorokan Arav menggunakan senter.

Arthur menahan diri melihat posisi mereka sangat dekat karena Arav tidak mau dijauhkan sedikit pun dari Nesa. “Sial… dia terlalu banyak bicara. Bilang saja sedang cari kesempatan untuk berlama-lama berdekatan dengan Nesa.”

Arthur semakin kesal, apalagi sejak kejadian di mobil tadi Nesa sama sekali tidak berbicara dengannya. Jangankan melihatnya, menatap matanya pun dia seperti tak sudi.

“Sejauh ini kondisinya masih aman. Benar tadi katamu Nes, dia tidak mau makan karna rasa sakit ditenggorokannya sehingga sulit menelan. Saya pikir ini karna perubahan iklim mendadak, dan kemungkinan ada bakteri dari udara yang menginfeksi tenggorokannya. Untuk sementara lanjutkan saja dulu obat yang tadi kamu gunakan. Tetap upayakan asupan makanannya terpenuhi. Kalau nanti di rumah dia demam, berikan saja obat demamnya Nes. Di rumah ada obat demamnya tidak?”

Arthur melirik Nesa, dia tidak tau obat apa saja yang mereka miliki di apartemen.

“Sudah Dok, tadi sudah saya beli dari apotik untuk jaga-jaga.”

Mendengar itu Arthur menoleh pada Nesa, menyesal sudah membentaknya seperti tadi. Gadis itu lebih tau mengurus anak-anak ketimbang dirinya. Mungkin saja tadi dia sangat sibuk sehingga tidak sempat menghubunginya. Tapi tetap saja, harusnya Nesa menyempatkan waktu untuk sekedar mengirimkan pesan padanya. Atau bisa menjelaskan padanya saat di mobil tadi.

“Good Nes. Anak-anak beruntung punya pengasuh seperti kamu.”

“Terimakasih Dok.” Nesa senang bertemu dengan teman-teman kerjanya dulu. Walau moodnya sedang hancur Nesa berusaha untuk tetap terlihat baik-baik saja.

“Untuk sementara itu dulu, kalau keluhan semakin parah bahkan setelah di beri obat langsung bawa kemari ya Pak.”

Arthur mengangguk ringan begitu juga dengan Nesa.

“Thanks Dok,”

“Kalau sudah selesai kami izin pamit.” Ujar Arthur cepat-cepat sebelum dokter yang menurutnya sok kegantengan itu mulai bicara lagi.

“Baik Pak, semoga cepat sembuh untuk anaknya.” Ujar Dr Adrian dengan ramah. Dokter tampan itu juga berdiri dari kursinya sebagai bentuk rasa hormat. Tidak lupa berjabat tangan untuk yang kedua kalinya sebelum keluar dari ruangan prakteknya.

“Hanya bayar adminnya saja Pak, untuk biaya konsultasi dengan dr Adrian free of charge.” Ucap bagian kasir dengan sopan.

Arthur menggeram semakin kesal dengan dr Adrian. Dia pikir dirinya miskin sampau tidak mampu membayarnya? Bahkan rumah sakit ini pun Arthur bisa beli semudah membalikkan telapak tangan. Arthur tidak sudi menerima sedekah dari dokter sok kecakepan itu.

“Saya tidak mau free, katakan saja berapa nominalnya.” Tegas Arthur.

Dengan gemetar petugas kasir menjawab. “Mohon maaf Pak, terkait feenya saya izin sebentar untuk konfirmasi terlebih dahulu dengan dr Adrian.”

“Kamu tuli? Saya bilang saya tidak mau free.” Nada Arthur mulai tinggi. Melihat petugas kasir terlihat ketar-ketir Nesa datang menghampiri. Suasana tampak menegang.

“Ada apa Win?” Kebetulan Nesa memang mengenal petugas kasir ini. Namanya Wina, mereka pernah bekerja di area yang sama.

“Ini Nes, dr Adrian kasih free of charge tapi Pak Arthur tidak berkenan. Aku cuma mau izin sebentar untuk konfirmasi ke beliau. Takutnya nanti aku kena marah juga sama dr Adrian.”

“Sudah tidak apa-apa minta saja uangnya. Kalau dr Adrian tidak mau terima ambil saja untuk kamu. Kalau perlu nanti aku bantu bilang padanya.” Ucap Nesa tanpa melihat wajah Arthur.

1
Rizka Susanto
tpi bner nes kata mbk nana klo km pisah ya gk bisa dpt hak asuh anak2😂
Rizka Susanto
lauraaa....jangan maen2 km sama anaknya mamak rina😅
darsih
wkwkwkwkwkwk Nana Nana 😀
darsih
nesa pulang k mami inggid
siap2 berjuang arthur
misu
cuss lah thor
Rizka Susanto
wkwkwk.... nes km ngusir Arthur??
yg jdi pertanyaan... itu apartemen pny siapa??? 😅😂
bang Arthur lagian knp siihh.... msh gamon kah??
cuekin yg lama nes biar tahu rasa..
Anonymous
IHHH AUTHOR, KAMU BERHASIL BUAT AKU EMOSIIII......GREGETNYA AMA ARTHURRRR/Angry//Panic/
darsih
good job nesa bagus usir aja pelakor
blm tau dia orang Batak KLO marah
Arthur siap2 tidur sendiri ya 😀
winda
mantap kali nesa ya
Rizka Susanto
kurang apa dad km itu... udh kenyang dpt pijit pula😁
Rizka Susanto
aku jg jadi ikutan baper wktu si encus panggil Arthur daddy🥰
winda
waduh siapa ya..
darsih
mantan istri nya Dateng
kalea rizuky
kuras Peres gpp nes
Septyana Kartika
kenapa jadi kebayang Tika Panggabean ya klo baca sosok Mamak Rina
kalea rizuky: kok sama/Curse/
total 1 replies
darsih
good job Aron
darsih
ha s Arthur JD juga belah duren SM nesa
Ratih Tupperware Denpasar
lanjut kak
Ratih Tupperware Denpasar
kuhadiahi kopi unt crazy up nya kak
Ratih Tupperware Denpasar
mamak rina jangan bahas cerai dong, ingat ucaoan itu doa. doakan agar pernikahan anaknya langgeng ya mak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!