NovelToon NovelToon
Tangis Dan Doa Dalam Kegelapan

Tangis Dan Doa Dalam Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Ibu Tiri / Selingkuh / Janda / Cinta Terlarang / Romansa
Popularitas:819
Nilai: 5
Nama Author: Queen_Fisya08

Setelah bertahun-tahun hidup sendiri membesarkan putrinya, Raisa Andriana seorang janda beranak satu, akhirnya menemukan kembali arti cinta pada Kevin Wibisono duda beranak dua yang terlihat bijaksana dan penuh kasih. Pernikahan mereka seharusnya menjadi awal kebahagiaan baru tapi ternyata justru membuka pintu menuju badai yang tak pernah Raisa sangka

Kedua anak sambung Raisa, menolak kehadirannya mentah-mentah, mereka melihatnya sebagai perebut kasih sayang ayah nya dan ancaman bagi ibu kandung mereka, di sisi lain, Amanda Putri kandung Raisa, juga tidak setuju ibunya menikah lagi, karena Amanda yakin bahwa Kevin hanya akan melukai hati ibunya saja

Ketegangan rumah tangga makin memuncak ketika desi mantan istri Kevin yang manipulatif, selalu muncul, menciptakan intrik, fitnah, dan permainan halus yang perlahan menghancurkan kepercayaan.

Di tengah konflik batin, kebencian anak-anak, dan godaan masa lalu, Raisa harus memilih: bertahan demi cinta yang diyakininya, atau melepas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen_Fisya08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 kebencian

***

Setelah Kevin menghantar Raisa pulang kerumah ibu nya...

Mobil Kevin langsung melaju kencang menembus jalanan yang ramai, wajahnya tegang, kedua tangannya menggenggam setir dengan kuat hingga kuku-kuku jarinya memutih...

Ia belum pernah sepanik ini sejak perceraiannya tujuh tahun lalu...

Laras dan Dewi bukan sekadar anak baginya, mereka adalah alasan ia bertahan hidup setelah rumah tangganya hancur...

Mereka adalah cinta pertama yang membuatnya tetap waras ketika ia melihat Desi berselingkuh dan pergi bersama laki-laki lain...

Dan sekarang, kedua putri nya dibawa oleh wanita yang pernah meninggalkan mereka...

Wanita yang kemarin mencoba merusak pernikahannya, wanita yang ia sudah lupakan dan wanita yang benar-benar sangat ia benci...!!

Ketika mobil Kevin berhenti di halaman rumah orang tuanya, ia langsung turun tanpa mematikan mesin, ibu sudah menunggunya di teras, wajahnya sangat pucat...

"Kevin… Laras dan Dewi” tak kuasa ibu langsung menangis...

“Ibu, tolong jelaskan dari awal,” ujar Kevin cepat, berusaha menahan amarah yang sudah mendidih....

“Tadi pagi, Raka telepon Ibu, ternyata Amel… dia membiarkan anak-anak pergi dengan Desi.” ibu menelan ludah

Kevin memejamkan mata, rahangnya mengeras...

“Apa alasan Amel, melakukan itu bu?” suaranya dingin, tajam seperti pisau..

“Amel bilang.... dia kasihan sama Desi.” Jawab ibu arum

"Kasihan?" Kata itu memukul kepala Kevin seperti palu, ia meremas rambutnya sendiri, berkali-kali menarik napas agar tidak meledak saat itu juga..

Ibu mendekat dan memegang lengan ku “Nak… sabar. Kita cari jalan, kita cari anak-anakmu dulu.” katanya

Aku langsung meraih ponsel, aku langsung menekan nomor Raka, lalu bapak muncul dari pintu rumah...

"Sudahlah Bu jangan menangis, nanti anak-anak balik lagi kesini, Laras dan Dewi hanya pergi bersama ibu nya, kenapa harus di cemaskan dan di besar-besarkan masalah nya" ucap bapak yang bersikap tenang, seolah -olah tak terjadi apa-apa...

"Bapak ini gimana, masih bisa setenang ini, cucu kita pak, di bawa kabur oleh Desi, bapak tahu sendiri gimana kelakuan Desi kepada putra kita Kevin" omel Bu Arum

"Mereka bukan dibawa kabur Bu, mereka hanya dibawa saja oleh mama nya Bu, sudah lah jangan di besar-besarkan, kamu juga Kevin sudah tenang saja" jawab pak Anwar

"Tapi pak, yang Kevin khawatir kan, Desi memprovokasi Laras dan Dewi untuk membenci keluarga kita terutama Raisa" ucap Kevin...

"Terserah kalian saja lah" pak Anwar menarik nafas lalu masuk lagi kedalam...

Setelah terhubung dengan Raka, suara adiknya terdengar putus-putus, seperti habis menangis tapi tetap mencoba berbicara tegas...

("Mas, maaf. Ini semua salahku, aku nggak tahu kalau Amel sampai sebodoh itu)" ucapnya dari sebrang sana

(“Istri mu bilang apa kalau kamu tanya?” suara ku datar....

(“Dia cuma bilang… Desi datang, Laras dan Dewi mau ikut, dan dia… nggak tega menolak.”) Jawab Raka ..

("Dia nggak tega? Serius? Kita semua sudah bilang, anak-anak jangan dekat dengan Desi dulu. Kita lagi jaga perasaan mereka, Raka") ucapku sambil mencengkram ponsel

("Saya tahu, Mas… saya minta maaf untuk itu”) ucap Raka lagi

Aku menoleh ke ibu lalu menarik napas dalam-dalam...

("Raka, tolong cari tahu ke mana Desi membawa anak-anak.”) pinta ku

("Baik, Mas.”) katanya lalu menutup telpon....

Aku berbalik hendak masuk mobil seketika ibu ku memegang tangan ku...

“Kamu nggak ajak istri mu Raisa?” Ucap ibu, aku terdiam sejenak...!!

Wajah Raisa tiba-tiba muncul dalam pikiran ku, senyumnya pagi tadi, matanya yang berbinar melihat rumah baru kami, kemudian wajahnya yang pucat saat ia mendengar kabar tentang Laras dan Dewi...

“Tidak, Bu. Raisa baru masuk hidup kita, ini masalah keluarga yang harus aku selesaikan tanpa membebaninya.” tegas ku

“Tapi dia istri kamu, rumah tangga bukan cuma soal bahagia, tapi juga soal menghadapi krisis bersama nak.” ucap ibu sambil menatap ku lama...

Aku tidak menjawab, aku masuk ke mobil dan menutup pintu dengan keras...

Mobil ku melesat, meninggalkan halaman rumah dengan suara ban berdecit....

***

Sementara itu di rumah Raka, Amel masih duduk di sofa dengan tatapan kosong, pipinya basah, matanya sembab, tetapi pikirannya justru berputar semakin kacau...

Ia tidak pernah berniat membuat masalah, ia tidak pernah ingin menyakiti Kevin, apalagi membuat keluarganya kacau, namun sejak kemarin malam setelah Desi telpon ingin menjemput Laras dan Dewi untuk dibawa jalan-jalan hatinya luluh...

Di tambah lagi Laras dan Dewi juga ingin bertemu dengan mama nya...!!

Amel mengusap wajahnya, teringat, bagaimana Laras dan Dewi begitu antusias melihat ibunya, meski bingung dan bagaimana pun ia tak sanggup menjadi orang jahat yang mengusir ibu kandung mereka...

Amel tak tahu harus berbuat apalagi, dia teringat suara Raka yang masih terasa seperti pukulan di kepalanya....

"Kamu istri saya, seharusnya lindungi keluarga saya!'" suara Raka kembali menggema di kepala nya...

Tangis Amel pecah lagi, ia memeluk dirinya sendiri, ia tidak tahu bahwa pintu kamar terbuka...

Raka keluar dengan wajah kusut, rambut berantakan, matanya merah, ia menatap istrinya yang masih terisak di sofa.

Namun kemarahan dalam dirinya sudah patah, yang tersisa hanya rasa kecewa yang dalam...

Ia mendekat, duduk di samping Amel...

“Aku salah, Mas… aku tahu aku salah… aku cuma… aku cuma kasihan sama mereka, Laras dan Dewi ingin bertemu mama nya dan begitu juga sebaliknya dengan mba Desi, dia janji dia yang akan menghantar anak ke rumah ibu” suara Amel lirih untuk menjelaskan...

Raka memejamkan mata dan menarik nafas panjang...

"Mel… kasihan itu bukan alasan buat nekat, kamu tahu siapa Desi.” suara nya serak

“Aku cuma ingin anak-anak bahagia…” Amel menggigit bibir ..

Raka membuka mata dan menatap istrinya....

“Kita semua ingin mereka bahagia, tapi tidak seperti ini Mel, melanggar pesan mas Kevin dan ibu" ucap Raka

Amel kembali menangis dan untuk pertama kalinya sejak pagi, Raka akhirnya merangkul istrinya, pelukan itu dingin, rapuh, penuh luka, namun tetap ada untuk sang istri...

"Kita selesaikan ini sama-sama, tapi kamu harus janji… jangan ulangi lagi.” bisik Raka

Amel mengangguk sambil terisak, namun saat itu juga, ponselnya berbunyi dan tertera nama Desi, jantung Amel berdegup kencang...

"Angkat Mel" bisik Raka, Amel gemetar menekan tombol hijau dan membesarkan loud speaker...

("Halo… Mel, maaf membuat mu susah, Laras dan Dewi ikut pulang bersama ku karena mereka tidak mau pulang ke rumah nyai nya, mereka mau tinggal bersama ku dulu") Suara Desi terdengar di ujung sana...

("Tapi mba") belum sempat Amel meneruskan ucapannya Raka langsung mengambil ponsel di tangan Amel...

("Desi, dimana kedua keponakan ku, kamu bawa") ucap Raka tegas membuat Desi terkejut...

Lalu Desi berbicara dengan nada tenang, hampir seperti sedang tersenyum.

("Tenang, Raka. Mereka aman, mereka sedang bermain bersama ku ibu kandung mereka, ingat itu Raka”) Jawab Desi

("Desi! Jangan main-main! Balikin mereka!”) pinta Raka

Suara Desi berubah dingin.

("Aku tidak menculik mereka Raka, aku hanya ingin bertemu dengan kedua putri ku tapi kalian seperti seakan-akan aku menculik mereka, bilang kepada Kevin, temui aku kalau ingin Laras dan Dewi kembali, aku ingin bicara dengan nya") tegas Desi

(“Untuk apa kau mau bicara lagi dengan kakak ku?!”) Raka hampir berteriak....

(“Karena Kevin harus lihat anak-anak masih membutuhkan ku, Dia harus ingat siapa wanita yang pernah dia cintai dulu.... dan siapa wanita yang cuma jadi pengganti.”) tegas Desi lagi...

("Mungkin itu dulu Desi, jangan terlalu berharap, sekarang kakak ku sudah punya kehidupan nya sendiri yang jauh lebih baik") jawab Raka geram

Amel hanya mematung mendengar ucapan dari keduanya...!!

("Hidup yang lebih baik kata mu... hahaha") Desi tertawa lebar..

Sebelum telepon mati, Desi menambahkan satu kalimat:..

(“Katakan pada Kevin… aku dan kedua anak ku menunggunya, di tempat pertama kali kami berjanji untuk tidak saling meninggalkan satu sama lain") telpon di matikan sepihak oleh Desi...

"Kamu dengar sendiri kan Mel, Desi itu bukan perempuan yang baik, dia benar-benar sudah sangat keterlaluan" geram Raka dan pergi keluar tanpa kata lagi...

***

Raisa duduk sendirian di kamar nya, tangannya gelisah meremas ujung baju, sejak Kevin pergi, dadanya terasa berat seperti ditindih batu besar...

Perasaan nya berkecamuk, bercampur jadi satu...

Ia ingin menelpon Kevin...

Ia ingin ikut...

Ia ingin ada di samping nya...

Dan ia ingin membantu nya...

Namun ia menahan diri, Raisa tahu posisinya, ia baru menikah, ia bukan bagian dari masa lalu Kevin, ia bukan ibu dari anak-anak Kevin, ia takut dianggap ikut campur...

Tetapi soal Desi… Raisa harus tetap waspada dan tidak boleh lengah karena Desi tidak sama seperti mantan istri pada umumnya, Desi mempunyai niat buruk terhadap dirinya dan dia lebih berbahaya dari ular yang berbisa...

Aku berdiri, berjalan gelisah mondar-mandir di dalam kamar ku, tak lama kemudian ponsel ku berbunyi, bukan dari mas Kevin tapi dari nomor Raka...

Dengan tangan gemetar, aku mengangkat nya...

(“Halo, Raisa… ini Raka.”) ucap Raka dari sebrang sana

(“Iya, Raka. Ada apa?”) Jawab ku

Raka menarik napas panjang. Suaranya tegang.....

(“Raisa… kamu harus denger ini.”)

Aku merasakan jantung ku berdetak tak karuan...

("Desi bawa Laras dan Dewi…”) katanya

("Aku tahu, Mas Kevin sudah bilang…”) Jawab ku lagi..

(“Desi barusan telepon. Dia mau ketemu mas Kevin… di suatu tempat.”) ucap Raka memberi tahu...

(“Tempat apa?”) aku menelan ludah..

Raka terdiam sejenak...

Suara itu terasa berat ketika ia akhirnya menjawab:..

("Di tempat mereka dulu menikah”) ucap Raka dengan suara berat

Aku memejamkan mata dan tubuh ku mendadak melemah, hampir saja aku terjatuh namun ibu ku langsung memegangi ku, telpon pun tiba-tiba terputus...!!

"Ada apa nak, dari tadi ibu mengawasi mu, seakan kamu sangat gelisah sekali"

Aku menceritakan semua kepada ibu ku dan ibu ku hanya mengangguk dan menarik nafas berat...

"Pergilah nak, temani suami mu, Kevin sedang membutuhkan diri mu nak" ucap ibu dengan penuh kelembutan

"Tapi Bu, aku takut di bilang ikut campur" jawab ku ragu

"Jangan berpikir seperti itu, Kevin sekarang suami mu, kamu harus selalu ada di samping nya" ucap ibu menasihati, aku terdiam sejenak lalu mengambil ponsel untuk mengirim pesan kepada Raka...

Aku meminta alamat Kevin dan Desi akan bertemu, dengan cepat Raka langsung membalas chat ku...

Setelah mendapat balasan dari Raka, aku langsung pamit kepada ibu untuk mencari mas Kevin...!!

1
Setsuna F. Seiei
Tidak hanya cerita, tetapi juga pengalaman hidup. 🤗
•°ꫀꪜꪖ°•
Gak nyangka bakal se-menggila ini sama cerita. Top markotop penulisnya!
kappa-UwU
Seru abis 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!