NovelToon NovelToon
Suami Dadakan Super Aneh

Suami Dadakan Super Aneh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:114.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Mizzly

Pernikahan Mentari dan Bayu hanya tinggal dua hari lagi namun secara mengejutkan Mentari memergoki Bayu berselingkuh dengan Purnama, adik kandungnya sendiri.

Tak ingin menorehkan malu di wajah kedua orang tuanya, Mentari terpaksa dinikahkan dengan Senja, saudara sepupu Bayu.

Tanpa Mentari ketahui, Senja adalah lelaki paling aneh yang ia kenal. Apakah rumah tangga Mentari dan Senja akan bertahan meski tak ada cinta di hati Mentari untuk Senja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemenangan Terbesar

Mentari

Heni langsung heboh mendengar pertanyaan Senja. "Cieeee! Wah, pertanyaan ini khusus area dewasa. Kita tidak boleh ikutan nih, Pur!"

Aku terdiam di tempat. Mataku terpaku menatap Senja tanpa berkedip.

Menjadi ibu untuk anaknya?

Apa Senja akan menagih hak-nya dalam waktu dekat?

"Jawab dong, Tari! Jangan diam saja!" Senja nampak tak sabar dengan jawabanku.

Aku juga mau jawab tapi jawab apa? Jawab tak siap? Jawab belum cinta? Aduh... jawab apa dong?

Secara tak terduga Purnama malah bersuara. "Mbak Tari mungkin mau jawab tapi tak enak, Mas. Mbak Tari baru mulai bekerja, bukankah karyawan baru biasanya ada larangan untuk langsung hamil karena belum dapat jatah cuti ya?"

Tatapanku kini beralih pada Purnama. Apa aku tak salah dengar? Baru saja Purnama membelaku, menolongku keluar dari pertanyaan yang sulit kujawab. Ada apa dengannya.

"Iya juga sih," jawab Senja. "Oke. Jawaban kamu mewakili Mentari. Walau kalian curang, tapi aku maafkan kali ini. Ayo Mentari, putar botol cola-nya!"

Kuambil botol cola dan kuputar. Botol itu ternyata berhenti di depan Purnama, tanpa aku rencanakan. Kenapa tidak berhenti di Senja saja? Aku akan membalasnya dengan pertanyaan tentang apa pekerjaannya yang sebenarnya jika hal itu terjadi.

"Ayo, kamu mau tanya apa sama Purnama?" tanya Senja.

Apa yang mau aku tanya?

Kenapa harus Mas Bayu yang ia cintai? Ah, pertanyaan macam apa itu? Purnama pasti tak bisa memilih mau jatuh cinta dengan siapa. Aku tanya apa ya?

"Apa hal membahagiakan dalam hidupmu?" Pertanyaan yang secara tiba-tiba melintas di benakku. Pertanyaan tak penting agar permainan ini cepat usai.

"Hal membahagiakan dalam hidupku? Hmm...." Purnama nampak berpikir sejenak. "Mungkin terjadi saat kita kecil. Waktu itu Mbak Tari memakai pita yang baru diberikan Ibu."

"Ada aku juga bukan?" tebak Senja.

"Betul. Aku ingat Mas Senja membuang pita yang Mbak Tari pakai ke sawah sampai kotor," jawab Purnama cepat.

"Lalu? Teruskan ceritamu!" Senja nampak bersemangat.

"Mbak Tari nangis karena pita baru miliknya Mas Senja buang dan kotor. Karena tak mau mendengar suara tangis Mbak Tari, kuberikan pita milikku padanya." Purnama melirik ke arahku.

"Kamu berikan pitamu pada Tari? Lalu?" tanya Senja.

"Lalu pita itu juga jatuh," jawabku sebelum Purnama menjawabnya. "Akhirnya kedua pita kami kotor dan Ibu memarahi kami berdua." Aku ingat cerita ini."

"Ibu bilang, pita itu dibeli dengan harga yang mahal, nitip dengan temannya yang seorang TKW dari luar negeri. Ibu marah karena warna pita yang tadinya biru cerah menjadi kotor dan tak bisa bersih lagi," sambung Purnama.

"Kami dihukum tak boleh main ke luar selama 3 hari. Saat Ibu menjaga toko, Bapak diam-diam mengajak kami ke pasar dan ternyata...." Aku menatap Purnama sambil menahan senyum membayangkan yang terjadi hari itu.

"Pita kami banyak di pasar," sahut Purnama. "Beraneka warna. Murah lagi!"

Tawaku tak bisa kutahan. "Bapak langsung beli selusin, kamu ingat tidak?"

"Iya. Kita langsung dipakaikan pita beraneka warna di rambut macam orang gila." Purnama tertawa saat menceritakannya.

"Sampai di rumah, Ibu yang sudah pulang dari toko kaget melihat pita di kepala kami. Sadarlah Ibu kalau sudah ditipu temannya ha... ha... ha...." Masih kuingat wajah kesal Ibu saat tahu ditipu.

"Temannya sampai diminta kembalikan uangnya. Karena tak punya uang, jadi dicicil...."

Aku dan Purnama malah asyik bercerita tentang masa lalu. Senja yang ikut larut dalam cerita kami dan Heni yang ikut tertawa membuat suasana makan pizza semakin hangat. Ah, Senja... lagi-lagi kamu mencairkan suasana.

.

.

.

Aku memasukkan pakaian kotorku ke dalam mesin cuci, besok saja kucuci sepulang kerja. Tubuhku terasa segar sekali sehabis mandi. Purnama nampak sedang mengelap dapurku yang belum sempat kubersihkan.

"Kamu belum tidur, Dik?" tanyaku.

"Belum ngantuk, Mbak," jawab Purnama.

"Mau minum susu hangat? Mas Senja suka minum susu hangat. Tunggu sebentar, Mbak ambilkan dulu." Aku menggelung rambut basahku dengan handuk lalu berjalan ke lemari es. Kuambil kotak susu cair lalu kembali lagi ke dapur. Kuhangatkan susu cokelat di atas panci. "Ibu suka buatkan kamu susu cokelat hangat kalau tak bisa tidur."

"Iya. Susu cokelat memang enak diminum sebelum tidur," jawab Purnama.

Aku menunggu susu cokelat yang dipanaskan sambil berdiam diri. Aku kembali canggung padahal tadi Senja sudah menghangatkan suasana.

"Mas Senja... baik ya, Mbak?" Purnama kembali bersuara.

"Begitulah. Kadang baik, tak jarang menyebalkan." Kumatikan kompor lalu kutuang susu hangat ke dalam mug. "Tunggu agak dingin, nanti lidahmu sariawan kalau minum panas-panas begini."

"Terima kasih, Mbak." Purnama menerima mug dariku. Ia menaruhnya di atas meja. "Mas Senja... cocok jadi suami Mbak."

Mataku langsung menatap Purnama dengan tajam. Emosiku langsung naik mendengar ucapannya. Apa maksud Purnama mengatakan hal itu? Dia senang karena aku gagal nikah dengan Mas Bayu?

"Maksud aku... Mas Senja itu suami yang baik, perhatian dan terlihat amat menyayangi Mbak. Mas Senja... cocok sekali menjadi imam yang baik. Aku tak ada niat jahat mengatakan ini, Mbak. Jangan salah paham dulu." Purnama langsung menjelaskan padaku, membuat emosiku kembali reda.

"Jujur Mbak, bila dibandingkan dengan Mas Bayu... Mas Senja menang segalanya. Mas Bayu hanya menang jabatan sebagai lurah muda namun kepribadiannya kalah jauh dengan Mas Senja." Purnama diam sejenak seolah sedang merangkai kata. "Ma... af, Mbak. Aku... mengatakan ini bukan karena aku mau Mas Bayu jadi milikku. Aku mengatakan sesuai apa yang kulihat. Aku... aku salah sudah merebut Mas Bayu. Aku pikir Mas Bayu akan mempertanggung jawabkan perbuatannya tapi ternyata Mas Bayu malah menghindar dariku dan menghilang tanpa kabar."

Purnama memilin jari jemarinya. Aku tahu ia melakukan ini setiap kali mengakui kesalahannya. Dengan sabar, kudengarkan semua perkataannya.

"Aku... kalah, Mbak."

"Kalah?"

Purnama mengangguk pelan. "Aku pikir, memiliki Mas Bayu berarti aku lebih hebat dari Mbak tapi ternyata aku malah diperlakukan bak perempuan murahan yang tak ada harganya. Saat berangkat ke Jakarta, aku berniat ingin melihat kehidupan Mbak. Aku yakin kalau Mbak sama tidak bahagianya denganku tapi ternyata... Mbak memiliki suami yang baik, suami yang perhatian dan menatap Mbak dengan tatapan memuja. Aku tak mendapatkan hal itu, Mbak. Sekeras apapun usahaku, aku tak memiliki hal itu."

Purnama lalu menangis. Air matanya tumpah. "Maafkan aku, Mbak. Maaf... maaf sudah berbuat jahat padamu...."

Akhirnya kata maaf itu aku dengar juga. Sayangnya, apa yang Senja katakan benar adanya. Kata maaf yang kudengar tak berarti apa-apa. Aku malah sedih melihat adikku menderita. Bukan kebahagiaan yang kudapat saat mendengar orang yang menyakitiku mengakui kesalahannya namun sebuah penyesalan. Andai aku dulu berbuat sesuatu agar rasa iri di hati Purnama tidak semakin besar, mungkin ia tak akan sampai menyerahkan mahkotanya pada Mas Bayu.

Aku melirik Senja yang berdiri di dekat pintu sambil tersenyum ke arahku. Ia memberi kode agar aku memeluk Purnama. Kulakukan apa yang Senja suruh dengan patuh.

Benarkah aku menang? Apa benar Senja adalah kemenangan terbesarku?

****

Senja mode pulang kerja

1
S𝟎➜ѵїёяяа
karena sekali kamu mengijinkan , kamu tak akan aku lepaskan. jangan nangis klo sakit, jangan ngerengek minta stop apalagi minta jeda untuk napas... karena sambil makan pun bisa senja pegang k3ndali... apa nih... main tarik tambang kan ya Nja/Facepalm/
fitriani fitriani
luar biasa
𝔪𝔯𝔰.𝔢𝔩
hahahaa lucu deh kalian berdua
no 🎸 ve
Kerenn deh pasutri nii, perlahan tapi pasti ☺
Risa Amanta
Tari lama2 kok nyebelin yaaa
Risa Amanta
kabulkan aja lah ja..entar yg nyesel jg Tari sendiri
Risa Amanta
matamu sama mata hati kamu sudah ditutupi bayu
𝐙⃝🦜尺o
kalo sudah menerima kenapa harus sembunyikan status? jangan sampai nanti jadi masalah ya, kalo ada yang mepet senja jangan cemburu karna kamu sendiri yang gak mau diakuin
Ernawati Erna
Waaahhh sebentar lagi kayanya km bakalan unboxing nich Ja siap2 Ja minum jamu kuat biar bisa sehari semalem gaspoollnya 🤣🤣
coach doc indong
hih
perempuan memang aneh, banyak maunya, kadang juga ngeselin
begitulah
samatu kayak Mentari
ngapain juga pake acara sembunyiin status
padahal kan posisi mereka 'aman'
kerja di perusahaan sendiri, tempat tempat sendiri pulak
sembunyi dari apa? sembunyi dari siapa?
biar apasi, nambah2in beban pikiran aja 😏

☝️mode emak2 kumur2 pake air comberan😬😅
Retno Harningsih
up
ani surani
yg ada nti kamu byk ditaksir temen2 Senja & karyawan Senja 😁😁
𝙺𝙾𝙻𝙰𝙺🎐ᵇᵃˢᵉ
wuahh² sudah ada kemajuan ini ☺️☺️
Putri Dhamayanti
dijiniin.. dijiniiin... Lanjuuuttkan Senjaaaa, jan kasih Lepaasss 🤣
Mawar Hitam
Lama kali tah unboxingnya
Muhammad Dimas Prasetyo
selama baca ini sambil membayangkan pasutri yg baru nikah kemaren,kayaknya pas buat visual nya
tehNci
Masih aja pengen ngumpetin status pernikahan . ckckck🙄🙄🙄
Dien Elvina
waw Mentari sdh berani ya mancing² Senja kek bentar lagi mereka bakal unboxing 🤭😂
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
terkam saja😂😂😂
Istiy Ana
Sekali² double up Mizz 🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!