NovelToon NovelToon
Kau Hancurkan Hatiku, Ku Hancurkan Keluarga Mu

Kau Hancurkan Hatiku, Ku Hancurkan Keluarga Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Beda Usia / Pelakor / Pernikahan rahasia
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cahyaning fitri

Kau Hancurkan Hatiku, Jangan Salahkan aku kalau aku menghancurkan Keluargamu lewat ayahmu....

Itulah janji yang diucapkan seorang gadis cantik bernama Joana Alexandra saat dirinya diselingkuhi oleh kekasihnya dan adik tirinya sendiri.

Penasaran ceritanya???? Yuk kepo-in.....

Happy reading....😍😍😍😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 : Penyelidikan

“Permisi?”

Seorang wanita baya menoleh ke sumber suara.

“Iya, Siapa ya?” tanya perempuan baya itu.

“Apakah benar ini rumah Pak Heru mantan wartawan Terbit News?” tanya pria bernama Rey.

“Iya, benar. Itu suami saya.’ Jawab si wanita itu, “Kamu siapa?” tanyanya sambil menelisik penampilan Rey dari kepala sampai ujung kaki.

“Perkenalkan, Saya Rey, Bu. Bisa saya ketemu dengan pak Heru-nya?” tanya Rey dengan sopan.

“Emmm, suami saya lagi pergi. Dari tadi pagi. kalau mau nunggu, ya silahkan?” kata si wanita baya itu mempersilahkan pria itu menunggu di teras.

“Boleh, Bu?” tanya Rey meminta izin.

“Boleh. Silahkan masuk?” kata si wanita itu mempersilahkan Rey masuk, “Duduk, Nak?” katanya lagi.

“Terima kasih banyak, Bu.” Ucap Rey, lembut.

Begitu Rey mendudukan bokongnya di kursi yang ada di teras rumah, perempuan baya itu pun ikut duduk di hadapannya. Meja bundar yang sudah lapuk menjadi pemisah keduanya.

“Jadi, ada keperluan apa mencari suami saya?” tanya wanita itu.

“Emmm,” Rey menegakkan tubuhnya, menegaskan pita suaranya.

“Saya cuma mau tanya soal kecelakaan dua tahun yang lalu di jalan raya Yos Soedarso. Waktu itu, suami ibu yang mengunggah beritanya di surat kabar. Informasi ini sangatlah penting, Bu. Karena ini menyangkut rahasia seseorang yang harus dikuak?”  kata Rey penuh penegasan.

Mendengar kata-kata Rey, nampak wajah wanita itu menegang. Tubuhnya menegak.

“Kedengarannya kok penting banget?” kata si wanita baya itu.

“Iya, Nyonya. Ini sangat penting. Karena kecelakaan itu bukanlah kecelakaan biasa. Ada pihak oknum yang sengaja membuat kecelakaan itu terjadi?” jelas Rey. Wanita baya itu nampak mengangguk-anggukkan kepalanya paham.

Obrolan ringan mengalir begitu saja, hingga suami si wanita itu pun tiba.

Si wanita nampak begitu hormat pada suaminya, begitu sang suami datang dan memasuki teras, si wanita langsung mencium punggung tangan suami dengan takzim. Rey tersenyum kecil melihat pemandangan di depannya.

“Siapa, Bu?” tanya pria itu.

“Dia ingin ketemu ayah?” kata si wanita baya.

“Dengan pak Heru ya?” tanya Rey berdiri.

“Iya, betul.” Kata pria itu nampak mengerjap kaget.

“Anda ini siapa ya?” tanyanya.

“Perkenalkan, Pak. Nama saya, Rey. Saya detektif swasta yang sedang menangani kasus kecelakaan dua tahun yang lalu. Dimana mobilnya jatuh ke jurang, meledak, dan korbannya meninggal di tempat kejadian. Dan bapak kebetulan wartawan yang meliput berita tersebut dan mengunggahnya di surat kabar radar news. Bapak masih ingat?” tanya Rey.

Pria itu nampak mengingat-ingat.

“Kita duduk dulu yuk!” ajak pria baya itu mempersilahkan tamunya duduk kembali.

Dengan senyum ramah Rey pun kembali duduk di kursinya semula.

“Ibu masuk ke dalam ya, Yah?” pamit istri pria baya itu pada keduanya. Rey mengangguk hangat, sambil mengulum senyum.

“Kecelakaan 2 tahun yang lalu?” pria itu nampak memutar rekaman memorinya.

“Iya, Pak Heru. Di jalan raya Yos Soedarso . Dua tahun yang lalu, sebuah mobil merek XXX, terjun bebas ke jurang. Meledak di dasar jurang. Disinyalir penyebab kecelakaan itu karena si korban mengantuk? Anda masih ingat?”

“Ah, iya. Saya ingat,” kata si pria baya itu.

“Iya betul. Di jalan raya Yos Soedarso memang pernah terjadi kecelakaan tunggal. Sebuah mobil terjun bebas ke jurang. Polisi mengatakan bahwa penyebab mobil itu terjun bebas ke jurang karena korban mengantuk,” kata mantan wartawan itu.

“Memangnya kenapa Pak Rey? Kenapa anda penasaran dengan kecelakaan 2 tahun lalu itu?”

Rey mengambil sebuah map yang tersimpan di tasnya, lalu menyodorkan map di hadapan mantan wartawan itu.

“Maaf sebelumnya kalau saya menyita waktu anda. Tapi keterangan sekecil apapun dari anda, itu sangat penting bagi saya.” Kata Rey. Pak Heru pun mengangguk paham.

“Lanjutkan?” ucap pak Heru.

“Jadi … berita yang anda tulis 2 tahun yang lalu, kalau boleh tahu sumbernya dari mana?” tanya Rey, “Karena menurut penyelidikan saya dan pemaparan teman saya , kecelakaan itu bukan disebabkan oleh korban mengantuk. Tapi … kecelakaan itu memang disengaja, dengan merusak rem mobilnya. Di duga,korban banting setir lalu mobilnya terjun bebas ke jurang.” Jelas Rey. Sontak mantan wartawan itu terperanjat kaget. Dia benar-benar tidak tahu apa-apa soal kejadian itu.

“Sa-saya….?” gagap mantan wartawan itu, "Kalau itu saya benar-benar tidak tahu menahu?"

"Iya, saya saya mengerti,"

“Saya hanya pencari berita. Apa yang disampaikan narasumber, maka saya tulis, Pak?"

"Dari siapa?" tanya Rey.

"Dari salah satu polisi yang bertugas waktu itu,"

“Anda yakin?”

“Iya, saya sangat yakin,” angguk pria baya itu.

“Kalau boleh tahu siapa namanya?” tanya Ronald dengan hati-hati.

“Maaf, Pak. Saya tidak tau. Karena saat itu, polisi itu tak memakai seragam polisinya. Saya juga tidak menanyakan namanya. Tapi saya masih ingat jelas dengan wajahnya?”

“Okeh,” sahut Rey manggut-manggut.

“Saya dapat foto-foto ini dari seorang kenalan. Mereka adalah tim yang mengurusi urusan kecelakaan. Apakah ada yang pak Heru kenal?” tanya Rey menunjukkan foto-foto para abdi negara yang bekerja khusus di bagian kecelakaan.

“Tidak ada,” pria baya itu pun menggeleng, karena memang tak satupun dia kenali.

“Anda yakin? Nggak mengenali mereka semua?”

“Yakin, Pak Rey. Saya tidak mengenali mereka semua.”

Rey nampak berpikir sejenak.

“Orangnya tinggi hitam. Dia sepertinya bukan orang asli sini, Pak? Didengar dari logat bicaranya, saya kira dia dari NTT, Pak?” kata mantan wartawan itu.

“Okey.” Sahut Rey.

“Oya, Pak….?” tiba-tiba pak Heru menyeru.

“Ada seorang pria yang datang ke kantor redaksi, dan membayar kantor dengan bayaran yang cukup fantastis, tujuannya supaya kantor memblok peredaran surat kabar di hari itu juga?”

“Siapa? Pak Heru tahu namanya?”

“Nggak, Pak. Dia tidak menyebutkan nama ataupun identitas,”

“Argh, sial….!” umpat Rey sedikit kesal karena tidak mendapatkan berita yang akurat.

Orang ini benar-benar sudah berniat berniat menutup kasus ini rapat-rapat. 

Siapa sebenarnya orang ini?

******

Langit bersinar terang, hingga cahaya masuk sepenuhnya melalui celah gorden sebuah kamar hotel.

Setelah menghabiskan malam penuh gairah dengan Bram, Jo hanya bisa terbaring lemah di atas tempat tidur dengan keadaan masih polos tertutup selimut tebal yang lembut.

Sekujur tubuhnya benar-benar remuk, tulangnya seperti dilolosi. Hingga ia malas untuk ke kamar mandi. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi, tapi dia masih ingin bermalas-malasan di tempat tidur. Sementara Bram sudah pergi pagi-pagi karena ada pertemuan penting dengan kliennya.

Semalaman keduanya menikmati honeymoon. Jo juga masih merasakan cairan yang luber dari bagian intinya. Jo benar-benar sangat lelah hanya bisa berbaring di tempat tidur.

Jo menyibak selimut yang menutupi tubuh. Dia ingin ke kamar mandi untuk mengeluarkan hajat kecilnya, tanpa berkeinginan untuk bersih-bersih. Namun baru beberapa melangkah, bagian intinya terasa sangat perih. Bram benar-benar menggempurnya tanpa ampun.

Awal mulanya hanya ingin pipis, akhirnya ia memutuskan untuk berendam di bathtub dengan air hangat sepertinya bisa membuat rasa perih di bagian intinya mereda.

Dan benar saja, rasa perih dan panas pada bagian intinya terasa mendingan saat bersentuhan langsung dengan air hangat. Rasanya sangat nyaman.

Dua puluh menit berlalu, akhirnya Jo menyudahi mandinya. Ia keluar dari kamar mandi hanya dengan melilitkan handuk di tubuh. Bersamaan itu pintu terbuka dari luar, menampakkan sosok suaminya masuk ke dalam.

Jo sedikit terkejut, namun setelah tahu siapa sosok yang masuk itu, ia pun lega.

“Kamu baru bangun?” tanya suaminya masuk ke dalam dengan wajah datar seperti biasa.

“Iya,” angguk Jo, “Dan baru mandi juga.” Katanya.

“Cepatlah pakai baju. Mau jalan-jalan tidak?” ucapnya.

“Hah, serius? Daddy mau ngajakin aku jalan-jalan?”

“Iya. Makanya buruan?”

“Okey,”

Bram melirik ke arah meja, dan dia melihat sarapan Jo masih utuh belum tersentuh. Pria itu pun menukikan kedua alisnya.

“Kamu belum sarapan?” tanyanya menoleh ke arah Jo yang sedang berganti baju.

“Kan baru bangun,” sahut Jo sambil memakai celana dalamnya di depan sang suami.

Melihat Jo memakai pakaian dalamnya, Bram pun langsung melengos, menatap ke arah luar jendela.

“Dad, liat perbuatanmu?” Jo menunjukkan ruam-ruam merah di sekujur tubuhnya.

Bram melirik, dan ia menatap tubuh Jo yang dipenuhi ruam-ruam merah akibat ulahnya. Ia pun menyunggingkan senyum tanpa merasa bersalah.

Ya, senyum.

Bram sekarang sudah banyak tersenyum saat bersama Jo, tidak seperti dulu yang terkenal datar, dingin dan pelit senyum.

“Cepatlah pakai bajumu?” perintah pria itu. Mengambilkan sandwich dan menyuapi istrinya yang sedang berdandan.

“Memang Daddy mau ngajak aku kemana?” tanya Jo, menatap penasaran.

“Nanti kamu juga tahu….?”

******

“Vin, sudah dua hari. Kenapa papi mu nggak ada kabar?” tanya Rosa saat sedang bersantai di teras sambil merangkai bunga.

“Loh, emang papi nggak nelpon mami?”

“Nggak,” sahut Rosa. Tangannya bergerak lincah merangkai bunga.

“Coba mami telepon balik?”

“Sudah. Tapi dua hari ini, ponselnya tidak aktif. Mami khawatir sama papi mu, Nak? Apa ada dia menghubungi kamu?”

“Nggak tuh. Papi sama sekali nggak menghubungi aku?”

“Mami khawatir, Vin?”

“Nanti aku coba hubungi lagi. Mungkin hapenya rusak, atau dicuri orang. Kemungkinan itu bisa terjadi kan, Mi?”

“Iya, sih. Tapi ini nggak seperti biasanya. Papi mu selalu telat memberi kabar. Biasanya nggak pernah seperti ini,” ucap Rosa.

“Iya. Nanti aku coba hubungi papi,” kata Kevin.

“Dia nggak pergi sama sekretarisnya, Nak?”

“Nggak, Mih. Papi pergi sendiri.” Jawab pemuda itu, “Kenapa, Mih?”

“Akhir-akhir ini, perasaan mami nggak enak. Setiap mami mencium aroma jas papi, seperti ada aroma parfum lain. mami yakin ini parfum perempuan?” kata Rosa menatap serius manik putranya.

“Jangan-jangan papi sama sekretarisnya….?”

“Nggak mungkin, Mi. Sekretaris papijuga sudah berkeluarga. Punya anak kecil, nggak mungkin dia tega mengkhianati keluarganya,” sanggah Kevin, “Papi juga nggak mungkin selingkuhin mami. Papi kecintaan mami banget?” kekeh Kevin, dengan nada menggoda.

“Oya….pacar kamu. Kamu nggak ajak dia main ke sini? mami kan juga pengen kenal deket sama pacarmu, Vin?” tanya Rosa mengulas senyum, “Beberapa hari yang lalu, pas mami jalan-jalan ke mall, mama ketemu sama Jo. Dia nyapa mami. Anaknya ramah banget. Terus…. mami ajak dia belanja bareng?”

Kevin mengalihkan pandangannya ke sang mami. Ponselnya tak lagi menarik.

“Terus….?” tanyanya penasaran.

“Ya dia awalnya nolak, tapi mami paksa. Akhirnya dia mau. Dia bantu mami juga loh, pilih barang-barang bagus, Nak? Seneng deh kalau punya mantu kayak dia. Abisnya mami dan dia tuh klop banget?” kelakar Rossa.

Kevin cuma nyengir.

“Kenapa sih, Vin? Kamu putusin dia….?” tanya Rossa agak kecewa, “Dia kurang apa? Dia itu cantik, baik dan sopan banget anaknya….?”

“Mihh….?” pekik Kevin. Perasaannya tidak nyaman saat sang mami membahas soal Jo.

Kevin akui, jujur, dia masih sangat mencintai Jo. Tapi Karin lebih menggoda, membuat mata hatinya tertutup oleh nafsu yang sudah mengakar dalam hatinya.

Karin perempuan yang mampu membuatnya melayang sampai ke langit ketujuh. Karin, perempuan yang mampu terbang melayang ke awang-awang.

Bersama Karin pula, fantasi seksnya bisa tersalurkan.

“Hubungan aku dan Jo sudah selesai. Jadi, please, jangan ungkit-ungkit lagi?”

“Oke, tapi beri mami alasannya?”

“Susah untuk dijelaskan, Mi? Mami nggak akan ngerti urusan anak muda…?”

Rossa memutar bola matanya malas.

“Terserah kamu lah. Jangan menyesal nantinya….?”

To be continued....

Terimakasih yang masih setia dicerita author....

I Love you....

Muuuuuuuuaaaaaaaccccchhhhhh....

1
US
bagus alurnya thor /Drool/
Cahyaning Fitri: Terima kasih 😘😘😘
total 1 replies
Fang
Kisah yang menyentuh hati.....😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!