Karna obsesinya pada seorang pria tampan, Kimmy nekad menjebak pria itu untuk menjadi suaminya, sampai sang pria tidak memiliki pilihan untuk melarikan diri.
Sipatnya yang bar-bar, ceroboh, dan semaunya, membuatnya merasa terperangkap dengan jebakannya sendiri, ia merasa terpenjara di tempat suci bernama pondok pesantren.
Tempat itu tak lantas langsung merubah diri Kimmy dengan cepat, berbagai tingkah ajaibnya selalu mewarnai orang-orang sekitarnya.
Lantas bagai mana dengan kisah cintanya bersama pria tampan?, yang merupakan seorang anak dari pemilik pondok pesantren. Semua orang memanggilnya Gus Ridwan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indahnya halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak punya harga diri
Sesekali Kimmy meringis di tengah makannya, dengan mengalihkan tatapan ke arah suaminya ia menggerutu, " Dasar suami durhaka, tidak peka! ".
Tanpa diduga sebelumnya Ridwan beranjak keluar kamar dan kembali dengan menggengam kotak kecil yang Kimmy duga isinya adalah P3K, dan benar saja di dalam kotak itu terdapat alkohol, obat merah dan beberapa obat yang Kimmy sendiri kurang paham kegunaannya.
"Biar kuobati! ". Ridwan menyingkap kaos oblong istrinya, pandangannya tak dapat ia alihkan dari tempat indah, pinggang ramping dan perut ratanya membuat gibran lupa keadaan untuk sesaat. Dengan pelan-pelan sekali Ridwan mengobati luka istri kecilnya.
"Aw... pelanlah sedikit!, kau ingin membunuhku ya,? ".
"Salah lagi, tadi aku diam saja kau mengatakan aku tidak peka, sekarang saat ku obati kau malah memakiku". Meskipun menggerutu Ridwan tetap melanjutkan kegiatannya.
"Selesai, cepat habiskan makananmu dan setelahnya kau ikutlah mengaji dengan santi-santri lainnya".
Tok, Tok.
"Assalamualaikum? Dek ada tamu untukmu, cepat lah keluar Abi juga sudah menunggu". Terdengar suara Risma memanggil meskipun tanpa membuka pintu, tanpa menunggu sahutan Risma memilih berlalu dari depan pintu kanar adiknya itu.
*Di ruang tamu
Ridwan terpaku di tempatnya berdiri kini, matanya menatap nanar seorang gadis yang telah bertunangan dengannya beberapa waktu lalu, gadis itu termasuk salah satu santri wati berprestasi di pondok pesantren yang di tinggalinya kini. Gadis itu menatapnya dengan kecewa bahkan penuh luka, sepertinya Abi dan uminya sudah berbicara dengan gadis itu karna yang terlihat hanya tatapan sayu yang menyoroti Ridwan seakan minta keadilan.
Ayudia nama gadis itu, gadis yang umurnya sudah menginjak angka 26 tahun.
Ridwan duduk dengan tenang, dirinya merasa bersalah dengan gadis yang ada di hadapanya, menghembuskan nafas teratur mencoba menguatkan dirinya sendiri.
"Saya minta maaf atas kekacauan yang saya ciptakan, sunggu saya tidak berniat melukai siapapun, semuanya terjadi begitu saja saya tidak memiliki pilihan selain menikahi Kimmy". Tanpa mengucap salam atau kata pembuka Ridwan langsung pada inti pembicaraannya.
Sedangkan Ayudia hanya menundukkan pandangan, tidak dapat membendung segala rasa yang bergejolak dalam dirinya. Perlahan buliran air mata gadis itu bercucuran, berharap ini adalah mimpi buruknya. Ini tidak bisa di biarkan dirinya harus tetap menikah dengan Gus Ridwan karna memang sejak awal Gus Ridwan adalah jodohnya, jika ada yang harus mundur maka istri pertama Gus Ridwanlah yang harus melakukannya, Kimmy adalah orang ketiga, orang yang datang tiba-tiba dan menikah dengan tunangannya untuk kali ini Ayudia tidak akan mengalah.
Dengan cepat Ayudia mengseka air matanya menggunakan punggung tangannya
"Saya ingin tetap melanjutkan pernikan ini Gus, tak perduli jika saya harus menjadi istri kedua. Sejak awal dan dari dua tahun lalu rencana pernikan kita sudah di susun, dan saya tetap akan melanjutkannya. Maka dari itu nikahi saya Gus!, saya bersedia menjadi istri kedua untukmu". Ayudia mengutarakan keinginannya dengan pasih.
Tindakan Ayudia mengejutkan semua orang, wanita yang dengan sadar meminta seorang laki-laki untuk menjadikannya istri kedua.
Kimmy yang memang sejak tadi mencuri dengar perbincangan antar dua keluarga itu mengepalkan kedua tangannya.
Tanpa di duga tiba-tiba Kimmy muncul dan mengacaukan semuanya, tingkahnya yang bar-bar nengejutkan semua orang.
"Siapa kau beraninya meminta pernikahan kepada suamiku? dimana harga dirimu? "
"Haruskah aku yang bertanya siapa dirimu? kau telah merebut calon suamiku. mengenai harga diri lebih baik kau tanyakan saja pada dirimu sendiri apakah kau memilikinya?" Ayudia benar-benar dibuat geram dengan tindakan istri tunangannya.
"Baru calonkan?, kecuali jika aku merebut suamimu kau boleh marah padaku. Tapi nyatanya akulah sekarang istri dari si Agus itu istri sah secara hukum dan agama, jangan coba-coba merebut atau menyentuh milikku. Kuperingatkan sekarang jika sampai kau menyetuh milikku akan ku pastikan aku akan melenyapkanmu dengan tanganku sendiri".
"Saya tidak menyangka wanita yang Gus nikahi benar-benar buruk, ternyata benar rumor yang beredar jika istri seorang Gus dari sebuah pesantren besar tidak akhlah dan adab". Ayudi menatap Kimmy dengan pandangan mengejek.
"Jaga mulutmu, jangan sampai ku robek disini". Mata Kimmy merah menahan amarah yang menggebu.
"Apa? aku juga bakan mengetahui jika dirimu tidak memiliki harga diri, kau menjebak calon suamiku".
Kimmy mengalihkan tatapan penuh tanya kepada suaminya