Andara gadis cantik berusia dua puluh tahun, harus pergi dari desa nya karna kecantikan nya di anggap sebagai ancaman, khusus nya kaum hawa,
acap kali mendapat perlakuan buruk, dari gadis gadis maupun ibuk ibuk yang sudah bersuami, hingga kepala desa punya niat untuk menjadikan Andara sebagai istri kedua,
dengan terpaksa Andara keluar dari desa nya berniat merantau ke kota, dengan tujuan teman ibu nya,
tujuan utama menghindar dari kepala desa yang ingin menjadikan Andara istri kedua, justru Andara terjebak di lingkaran rumah tangga dengan majikan nya,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rubyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bertepuk sebelah tangan
Dara duduk manis melipat kaki bertopang dagu di lutut, balkon kamar saat ini menjadi tempat favorit Dara, kalau boleh memilih Dara tidak ingin kehidupan seperti ini, meski Emran kaya, punya perusahaan, nyata nya tak tak sekaya yang terlihat, hutang nya banyak sana sini,
Namun bukan itu yang menjadi pikiran Dara, bukan tentang harta Emran, dua bulan menjalani pernikahan, sekali pun tak pernah menyaksikan senyum Emran untuk nya
Sejenak Dara menatap figura foto pernikahan nya yang terpasang berukuran cukup besar di atas kepala ranjang hanya Dara yang tersenyum sedang Emran biasa saja,
Tidak ada vibes suami atau pengantin baru sedikit saja. Sebalik nya, Dara hanya merasa seperti punya keluarga baru. dengan peran Nasita sebagai seorang kakak angkat yang sangat baik itu saja.
Kalau boleh memutar waktu. Dara tidak ingin pernikahan ini. Dia akan berusaha menolak setengah mati. Meski Nasita memaksa sampai ujung dunia, Dara akan bersikukuh dengan pendirian nya,
''Dara kamu disini, Mbak cari kemana mana.'' Dara menoleh kearah Nasita yang datang sendiri mendorong kursi roda automatic menekan tombol yang ada di sandaran tangan nya, ''Kamu kenapa,'' lanjut Nasita. bertanya,
Dara merubah posisi duduk nya, ''gak kenapa Napa mbak,'' bohong nya menyembunyikan perasaan yang sebenar nya
''Yakin,''
Dara hanya tersenyum dan mengangguk menanggapi Nasita
''Tolong bersabar ya. Emran lagi sibuk sibuk nya, dia sedang berjuang saat ini untuk mu dan masa depan kalian nanti,'' Dara menatap Nasita dengan perasaan aneh. Madu nya itu seakan tau apa yang Dara pikir kan saat ini,
''Dia setiap hari pulang larut malam menghabis kan banyak waktu di ruang kerja, dan sering nya tidak ada waktu untuk mu,'' lanjut Nasita berkata sangat lembut,
Nasita merasa tidak enak hati sebenar nya, dengan sikap Emran yang terkesan cuek masih tidak bisa menerima pernikahan kedua nya,
Nasita perlu bicara lagi dengan Emran prihal Dara, Nasita kasihan dengan Dara, dari wajah nya sudah sangat jelas Dara tidak nyaman sebenar nya, menjalani rumah tangga atas paksaan Nasita
Sedang Dara hanya diam tak ber reaksi apa apa, terlalu malas menanggapi, seberapa keras usaha nya tetap saja tidak bisa menembus dinding yang Emran bangun, cinta pria itu hanya untuk Nasita,
Jika suatu saat Dara dan Emran bisa bersatu sebagai suami istri yang sesungguh nya, Dara yakin sudah bisa di pastikan cintanya tak kan sebesar perasan Emran ke Nasita,
bodoh nya Dara, mau mau saja dan tidak bisa menolak keinginan Nasita, disini sekarang gadis itu terjebak di lingkaran rumah tangga majikan nya,
''Gak pa pa mbak aku ngerti kok, kalau tuan Emran masih tidak bisa menerima ku sebagai istri nya, aku juga sama, tiba tiba ada orang asing dalam hidup kita itu rasa nya aneh, ini hanya masalah waktu, akan tetapi yang berusaha cuma aku, ibarat kita bertepuk sebelah tangan sekeras apa pun berusaha tetap tidak akan ada bunyi nya,'' tutur Dara pelan
gadis itu merasa pernikahan nya hampa, se sibuk apa pun seharus nya Emran juga belajar menerima nya sebagai istri, ini bicara seperlu nya, jika Dara tak memulai obrolan lebih dulu, Emran tidak akan pernah bersuara,
meski dalam satu ruangan yang sama, Emran tak pernah merasa Dara ada di dekat nya, meski terkadang terkesan dengan sikap Dara, meski Emran cuek istri kedua nya itu, tetap melaksanakan tugas nya menyiapkan kan air mandi. baju ganti, bah kan kopi yang Emran tak pinta sudah tersedia,
''Nanti biar mbak bicara lagi dengan Emran ya, mbak sudah jarang bertemu dengan Emran soal nya, kamu tau sendiri Emran pulang larut malam dan pergi pagi pagi sekali,'' ucap Nasita tidak enak hati,
Ketika dara mengatakan hanya diri nya yang berusaha, ibarat tepuk tangan hanya sebelah, sekeras apa pun berusaha tidak akan pernah berbunyi,
Nasita memandangi Dara yang menatap lurus kedepan, seharus nya Emran bersukur dapat memperistri Dara dia sangat cantik Dara adalah kembang desa di kampung nya, yang paling penting hati nya, Dara baik masih lugu dan polos,
''Emran kamu harus tau ini, kamu tidak akan pernah bisa menemui sosok seperti dara seandai nya kamu kehilangan dia, dan kamu tidak akan pernah menyesal kehilangan sosok seperti ku,''
Ucap Nadira dalam hati, Emran belum tau saja sosok seperti apa kedua istri nya, jika Dara benar benar polos dan masih lugu, Dara juga terlihat sangat tulus, berbeda dengan Nasita, yang memang baik dan tulus, akan tetapi Nasita juga menyimpan sesuatu yang nanti akan menyakiti Emran jika semua terbongkar,
''Nona Dara, di bawah ada tamu,'' ucap Mega memberi tau
''Siapa Bu,'' tanya Dara dengan dahi berkerut selama disini Dara tidak pernah keluar dan tidak pernah mengenal siapa siapa
''Nama nya Sandra,''
''Sandra? Beneran Bu,'' Mega mengangguk sebagai jawaban
wajah yang semula muram, tiba tiba tersenyum dengan sangat cerah, begitu nama Sandra di sebut,
''Aku akan menemui nya sekarang,'' seru Dara beranjak dari duduk nya, lupa kalau di situ ada Nasita, Dara sampai mengabaikan madu nya,
''Se bahagia itu, kenapa tidak dari kemarin kemarin kita memanggil gadis itu Mega,'' ucap Nasita
kedatangan Sandra menemui Dara ada peran penting Nasita di dalam nya,
Nasita tau Dara tidak punya teman disini, bosan mungkin mengobrol dengan Nasita setiap hari, wanita itu putus kan memangil Sandra untuk menemani Dara
begitu bertemu Sandra dan dara berpelukan saling melepas rindu,
''Ibu mu mana Sandra, kok gak ikut,'' tanya dara seraya mencari sosok Bu Imah ibu nya Sandra
''Ibu di rumah jaga warung,'' jawab Sandra apa ada nya,
''Kamu kok tiba tiba kesini ada apa, aku pikir Sudah lupa dengan ku,'' tanya Dara dengan nada bercanda,
''Kamu itu. Yang udah lupa dengan ku, mentang mentang sudah menikah dengan pria kaya,'' ucap Sandra berbisik di akhir kalimat,
''Sudah jangan bahas itu, kita ke belakang saja ada taman,'' ajak Dara menarik tangan Sandra menuju belakang rumah
''Rumah suami mu gede banget Dara, ini mah sudah kayak istana,'' tutur Sandra bicara di sepanjang perjalanan menuju taman belakang,
''Tingal di istana itu gak enak, enakan tingal di kampung ku,'' tutur Dara membayangkan betapa bahagia nya Dara ketika di kampung nya,
Rasa nya serba salah, maju salah mundur juga salah, Dara serasa tidak bisa bergerak sekarang, akan tetapi kedatangan Sandra sudah cukup membuat suasana hati Dara menjadi lebih baik, ngobrol dengan gadis seusia nya, berbeda saat dengan Nasita hanya masalah rumah tangga sebagai topik utama,