Istilah kehidupan di dunia ini seperti roda yang berputar memang benar adanya. Hal itu lah yang sedang di alami oleh Abeliaza Azalea yang akrab di panggil Abel. Yang dulu nya bergelimang harta dalam sekejap menjadi tidak punya apa-apa. Gadis cantik berusia 22 tahun itu pun harus menanggung beban hutang yahh sangat besar setelah kematian kedua orang tua nya. Tidak hanya itu, dia juga harus menerima pembalasan dari seorang pria dengan tampilan culun yang pernah dia permalukan saat SMA dulu.
"Arabella Azalea maukah kamu menjadi pacar ku," Kaivan Putra Rajendra yang tak lain adalah putra Abian dan Azizah.
"Jangan kan di dunia nyata, di dunia mimpi pun gue ngga sudi nerima Lo jadi cowok gue.." Abeliaza Azalea
Bagaimana kisah perjalanan seorang Abeliaza Azalea bertahan di kehidupan yang sangat keras dan kejam ini, dan bagaimana pembalasan yang akan di lakukan oleh seorang Kaivan Putra Rajendra kepada orang yang sudah mempermalukan nya dulu? Cuss...kepoin karya baru aku ya gaess,😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ny.Irawana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 33 Mulai nakal
"Plakkk..."
"Ngerjain tugas seperti itu saja tidak becus !"
"Aku sudah berusaha dengan sebaik mungkin menjalankan peran ku selama ini. Bahkan aku sudah mengorbankan banyak hal untuk semua ini," ucap seorang wanita sambil memegang pipi sebelah kanan nya yang terasa panas akibat tamparan keras yang dia terima beberapa detik yang lalu
Pria yang saat ini sedang berdiri menghadap jendela kaca besar itu langsung membalikkan badan nya menatap tajam pada wanita yang saat ini sedang berdiri tidak jauh dari nya sambil memegang sebelah pipi nya yang memerah akibat tamparan nya tadi.
"Jika kamu sudah menjalankan tugas kamu dengan baik, kenapa Kaivan saat ini semakin dekat dengan wanita itu hemmmm..! Kamu tidak lupa kan tujuan awak kita seperti apa !"
Tangan pria itu mengelus lembut bekas tamparan nya di pipi gadis itu," ingat Citra, rasa sakit yang kamu rasakan saat ini tidak sebanding dengan rasa sakit yang kita terima dulu saat kita kehilangan ke dua orang tua kita. Dan kamu pasti tidak lupa bukan semua itu karena ulah siapa?"
Citra hanya memejamkan mata nya, sungguh dia sudah merasa lelah menjadi boneka mainan laki - laki yang ada di depan nya saat ini. Namun dia tidak bisa berbuat apa - apa, karena dia sendiri sudah masuk ke dalam permainan yang sejak awal diciptakan oleh dia dan pria itu.
"Untuk kali ini, aku maaf kan atas kegagalan yang sudah kamu lakukan. Tapi untuk ke depan nya aku tidak ingin semua yang sudah kita rencanakan hancur begitu saja karena kecerobohan kamu, mengerti !" kata pria yang saat ini hanya menggunakan jubah mandi berwarna putih dengan nada yang begitu dingin dan menakutkan. Tatapan pria itu juga sangat tajam sekali membuat Citra beberapa kali menelan Saliva nya dengan kasar.
"Ba ik , aku janji akan berusaha lebih keras lagi supaya tujuan kita segera tercapai," jawab Citra terbata.
"Good girl, sekarang layani aku. Sudah lama aku tidak mendapatkan belaian mu, dan aku juga rindu desahanmu di bawah kukungan ku," pria itu langsung mendorong tubuh Citra di atas ranjang dan mengukung gadis itu.
Citra sendiri hanya bisa pasrah dengan apa yang pria itu lakukan pada nya, karena dia sendiri sudah tahu hal ini lah yang akan terjadi jika mereka sudah bertemu.
**
Di perjalanan pulang dari rumah orang tua nya, Kaivan banyak diam tidak ada obrolan apa pun antara dia dan sang istri. Kedua nya asyik dengan pikiran nya masing - masing. Namun sesekali ekor mata Kaivan melirik ke arah Abel yang saat ini sedang duduk dengan tenang dengan tatapan lurus ke depan.
"Kenapa dia terlihat sangat cantik sekali memakai gaun rumahan yang bunda pilih ya," batin Kaivan yang sedikit - sedikit melirik ke arah sang istri yang saat ini menggunakan gaun berwarna pastel berlengan Sabrina dengan motif bunga sungguh membuat Abel nampak girly sekali.
Azizah sungguh memperlakukan Abel bak anak kandung nya sendiri. Terbukti saat pulang dari rumah nya tadi, tidak hanya oleh - oleh berupa makanan yang gadis itu dapat kan. Melainkan baju, sepatu, tas dan beberapa perhiasan yang Abel dapatkan dari mertua nya itu. Dan semua itu bukan barang - barang murahan, namun semua nya adalah barang branded.
Awal nya Abel menolak, karena merasa tidak pantas menerima itu semua namun Azizah dan Abian bersikeras untuk memberikan semua itu pada Abel. Kedua mertua nya itu berdalih karena sewaktu dia dan Kaivan menikah belum memberikan seserahan pada nya. Jadi anggap saja semua yang Azizah dan Abian berikan saat ini adalah seserahan yang seharusnya mereka berikan untuk menantu nya. Dan hal itu membuat Abel menjadi terharu, sungguh dia tidak menyangka jika dia di terima dengan tangan terbuka oleh keluarga Kaivan.
"Ehm, Kai....di kamar kamu emang banyak serangga nya ya?" tanya Abel pelan.
Kaivan mengernyit kan dahi nya," serangga??"
"Hu'um...pas aku mandi tadi aku lihat di atas dada ku banyak tanda merah nya seperti gigitan serangga."
Deg,
Kaivan langsung salah tingkah dan gugup mendengar apa yang di katakan oleh istri nya itu.
"Enak aja, mana ada serangga berani masuk di kamar mewah ku, yang benar aja ! palingan kamu tuh yang jorok, maka nya badan kamu jadi merah - merah seperti itu," Kaivan berusaha setenang mungkin berbicara seperti itu pada Abel. Sekalipun dalam hati nya saat ini berdetak kencang tidak karuan.
Ingatan Kaivan langsung tertuju pada kejadian semalam saat dia secara diam - diam mencuri ciuman di bibir sang istri yang memang sudah menggoda iman nya. Awal nya cuma sekedar kecupan saja, namun lama - lama ciuman itu berubah menjadi lumatan setelah nya ciuman itu menjalar ke leher jenjang sang istri dan mendarat lama di bagian dada Abel yang begitu padat mont*k dan menantang. Di bagian itu lah Kaivan berlama - lama sampai meninggal kan beberapa jejak kemerahan.
Untung saja dia tidak meninggalkan bekas merah kemerahan dibagian leher Abel, bisa berabe urusan nya nanti.
Abel memicu mata nya," jika di kamar kamu ngga ada serangga, jangan - jangan ini ulah kamu ya Kai," tuduh Abel.
"Apa - apa an sih, ngga usah nuduh yang aneh - aneh ya," ucap Kaivan dengan gugup namun berapi - api.
"Biasa aja kali, ngga usah nge gas gitu ngomong nya. Kalua kamu ngga berbuat salah ma aku, ya udah biasa aja. Mungkin benar yang kamu bilang tadi kalau aku jorok," kata Abel kesal sambil menengok ke arah jendela mobil.
Setelah perbincangan itu kedua nya ngga ada yang bersuara. Mereka kompak untuk diam seribu bahasa. Bahkan saat sudah sampai di apartemen pun Abel masih diam, gadis itu juga melenggang begitu saja setelah turun dari mobil Kaivan. Semua barang yang dia bawa dari rumah Kaivan pun dia tinggal di mobil.
"Itu anak kenapa sih, marah ngga jelas seperti itu. Jadi aku kan yang repot," omel Kaivan sambil membawa koper dan beberapa paper bag.
Sampai di dalam apartemen pun dia tidak menemukan keberadaan sang istri, karena khawatir Kaivan pun berinisiatif untuk menghampiri Abel di kamar nya. Namun baru saja tangan nya ingin mengetok pintu kamar Abel, tapi pintu itu sudah terbuka dari dalam. Dan muncul lah Abel dengan seragam kerja nya.
"Kamu mau kemana?"
"Kerja lah, emang mau kemana lagi? ngga lihat apa aku sudah pakai baju kerja seperti ini," jawab Abel sambil berjalan melewati Kaivan begitu saja.
"Tunggu sebentar, kita berangkat bareng."
"Hah..."
cenat cenut atas bawah ya kai🤣
Sahabat nggak ada akhlak yng menggunting dalam lipatan 😠😠😠