Dinding penghalang bukan lagi antara kasta dan takhta, akan tetapi antara sujud dan Atheis.
Min Yoon-gi Diandre, artis ternama yang tidak percaya akan Tuhan tiba-tiba jatuh cinta kepada salah satu gadis muslimah. Gadis yang mampu membuatnya jatuh cinta saat pertama kali bertemu. Di saat semua wanita tergila-gila dan lberhalusinasi menjadi pasangannya, gadis itu malah tidak meliriknya sama sekali.
Mampukah Yoon-gi meluluhkan hati gadis itu? Di saat dinding penghalang yang begitu tinggi telah menjadi jarak di antara mereka.
"Aku tidak ingin kamu mengganut agamaku karena diriku. Tapi jika kau ingin menjadi salah satu dari umat nabiku, maka tetapkanlah hatimu kepadanya, bukan kepadaku." Cheesy Ajhiwinata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28
Cheesy terdiam melihat seseorang yang sedang menunggunya di halaman rumah sakit. Terlihat pria itu duduk bersandar di mobil dengan mengunakan kaca mata hitam, salah satu tangannya masuk ke saku celana, sedangkan yang satunya lagi melambaikan tangan ke arah Cheesy.
Cheesy mencoba untuk menoleh ke kanan dan kiri, mencoba untuk mencari apakah ada orang lain di sana. Namun, tidak ada orang lain selain dirinya di sana. Sehingga membuat Cheesy sedikit bingung atas kedatangan pria itu. Apa mungkin ada hubungannya dengan ucapan sang papa semalam?
"Pagi! Apa kamu ada waktu luang hari ini?" Tanya Yoga tersenyum hangat sambil membuka kaca matanya.
Dia melipat kaca mata hitam itu, lalu meletakkannya di saku kemeja. Dia terus menatap kecantikan Cheesy yang mengalahkan keindahan pagi hari. Wajahnya terlihat sangat cuek, akan tetapi sangat mengoda. Sehingga, membuat Yoga semakin bertekad untuk mendekati wanita itu.
"Maaf! Saya banyak janji dengan pasien hari ini. Jadi, mungkin saya akan sibuk sampai larut malam," ucap Cheesy cuek tanpa menatap Yoga yang terus tebar pesona.
Yoga hanya tersenyum mengangguk mendengar penolakan Cheesy yang begitu halus. Dia mencoba untuk mencari akal agar bisa terus berbicara dengan wanita itu.
"Baiklah! Tapi ... Jika tidak salah kamu adalah dokter yang menangani mantan istri saya 'kan? Kamu melakukan operasi pengangkatan janin istri saya tanpa seizin saya terlebih dahulu." Yoga merubah ekspresi wajahnya menjadi tegas, tentu dengan harapan wanita itu merasa bersalah dan mau menurut.
"Benar! Saya yang melakukan operasi janin Sarah. Lalu kamu mau apa?" Tanya Cheesy dengan raut tak kalah tegas.
Tidak ada sedikitpun rasa takut yang tersirat di wajahnya. Dia hanya memperlihatkan ekspresi datar dan juga sorot mata yang tajam. Melihat itu, Yoga langsung terdiam sambil menelan ludahnya kasar. Ternyata wanita itu tidak takut sama sekali dengan ancamannya.
"Ya! Sebagai seorang suami, aku merasa jika aku berhak menentukan keputusan."
"Keputusan!" Cheesy tersenyum sinis mendengar ucapan Yoga yang seperti lelucon. "Bagaimana kami mau meminta keputusan Anda, jika Anda sendiri tidak memperlihatkan batang hidung Anda."
Cheesy menatap tajam Yoga, lalu melangkahkan kakinya mendekati pria itu. Namun, dia masih menjaga jarak agar tidak terlalu dekat.
"Jangan sebut diri Anda sebagai seorang suami, jika Anda sendiri tidak paham arti kata itu." Cheesy menunjuk wajah Yoga sambil menatap pria itu dengan penuh kebencian.
Jujur, dia masih menyimpan amarah yang begitu besar terhadap pria itu. Sebagai seorang wanita, dia dapat merasakan penderitaan yang di alami Sarah selama ini. Di siksa oleh suami sendiri, bahkan disaat dia sedang mengandung adalah hal yang paling menyakitkan bagi seorang wanita.
Dia rela melepaskan tubuh indahnya demi menciptakan gelar Ayah untuk suaminya. Dia juga rela tidurnya menjadi tidak nyenyak karena perut yang semakin membuncit.
Namun, suaminya malah tanpa ada rasa bersalah menghajarnya tanpa ada rasa kasihan sedikitpun. Bukan hanya fisik, dia juga menyiksa batin Sarah sehingga menciptakan trauma yang begitu besar pada diri istrinya itu.
Yoga hanya terdiam mendengar ucapan Cheesy. Dia menatap datar wanita itu tanpa ekspresi, sepertinya dia sedang memikirkan cara agar membuat wanita itu jatuh ke pelukannya.
Dia mencoba mengangguk kecil sambil mengusap wajahnya kasar. Sorot matanya yang tadinya terlihat biasa saja tiba-tiba memancarkan kesedihan yang begitu mendalam.
Tidak mudah tertipu dengan ekspresi pria itu, Cheesy hanya terkekeh kecil lalu menurunkan tangannya. Tidak mau membuat suasana hatinya semakin amburadul, Cheesy memilih untuk pergi meninggalkan pria itu tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Namun, Yoga tanpa rasa malu sedikitpun menahan tangan Cheesy. Dia mengenggam tangan mungil itu dengan kuat, Cheesy mencoba menepis secara kasar. Namun, genggaman pria itu cukup kuat, sehingga menciptakan rintihan kecil dari bibir wanita itu.
Bughh....
Arghhhh....
Tanpa ada aba-aba, tiba-tiba seseorang melayangkan tinjunya ke wajah Yoga, sehingga membuat pria itu langsung jatuh tersungkur.
"Jangan coba-coba bertindak kasar terhadap wanitaku. Atau, aku akan membunuhmu tanpa rasa iba sedikitpun."
******
Sarah menatap layar leptopnya dengan datar. Dia mencoba untuk memeriksa setiap kata yang ada di layar itu dengan begitu teliti. Setelah memeriksa semuanya telah sesuai dengan isi pikirannya, dia mencoba untuk mengirimkan tulisannya itu ke sebuah aplikasi novel online.
Dia berharap jika kisah yang dia ciptakan bisa mengispirasi para wanita di luar sana. Lagipula, dia juga harus mencari pekerjaan, dia tidak mau terus hidup ketergantungan dengan Yoon-gi sang sahabat.
Dia juga mencoba mencari pembaca dengan menyebarkan ceritanya melalui akun media sosial. Dia berharap jika orang-orang tertarik dan langsung lanjut ke aplikasi untuk membaca novelnya.
"Semoga ini awal yang bagus." Batin Sarah dengan penuh harapan.
Dia tidak punya pengalaman kerja apapun, dia juga hanyalah lulusan SMA, jadi mungkin akan sangat sulit untuk mencari pekerjaan di luar sana. Apalagi orang-orang tau jika dia adalah sahabat dari idol terkenal, mungkin akan banyak yang hanya ingin memaafkan kepolosannya.
Hingga dia memilih untuk menjadi penulis online saja, selain tidak menguras banyak waktu, dia juga bisa bekerja dari rumah. Mudah-mudahan novel pertamanya laris dan menginspirasi banyak orang dari kisah yang dia ciptakan.
Tidak berselang lama, matanya langsung berbinar ketika melihat tulisannya mendapatkan komentar positif dari banyak orang. Dia memang mengirim tulisannya itu di beberapa grup Facebook dan akun pribadinya sendiri.
"Sarah! Kamu mau jadi penulis novel ya? Cerita sangat bagus. Terus semangat ya." Salah satu temannya tiba-tiba mengomentari statusnya di akun pribadinya.
"Aku hanya mencoba. Semoga banyak yang suka." Sarah membalas komentar orang itu sambil tersenyum kecil.
"Terus semangat. Aku punya kenalan penerbit, aku akan memperlihatkan tulisanmu ini kepadanya. Mana tau dia tertarik untuk menerbitkannya, dia juga seorang sutradara lho. Kisah ini bagus, mungkin bisa di jadikan film."
"Terima kasih. Coba saja, mungkin dia suka. Aku juga sudah menyimpan beberapa kisah lain yang belum aku rilis."
"Ok! Terus berkarya. Semoga kamu bisa sukses dengan tulisanmu. Nanti aku kabari kabar baiknya ya."
"Ok!"
Sarah membuang napas lega, ini adalah awal yang baru untuk kehidupannya. Dia berharap jika dia bisa sukses dan berhenti menjadi beban Yoon-gi. Sudah cukup dia merepotkan sahabatnya itu, sekarang dia harus mencari kehidupannya sendiri dan berhenti hidup ketergantungan dengan orang lain.
Dengan penuh semangat, Sarah kembali menekan tombol keyboard leptopnya itu dengan penuh semangat. Hingga dia menciptakan sebuah karya yang begitu menarik. Dia membubuhkan kisah itu dengan kisah rumah tangganya yang begitu kelam.
Dia yakin masih banyak Sarah yang bertebaran di luar sana. Sarah yang selalu di intimidasi oleh ibu mertua, selalu di jadikan bantalan tinju dan pelampiasan amarah oleh suami. Sarah yang tidak bisa berbuat apa-apa, selain diam dan menerima semua siksaan dari suami dan mertuanya.
Tidak ada tempat mengadu ataupun berkeluh kesah. Tidak ada keluarga, sahabat maupun teman untuk bertukar cerita. Namun, semua itu telah berlalu. Sekarang dia memiliki sahabat yang selalu mendukung dan juga menjadi garda terdepan ketika dia memiliki masalah.
Semua penderitaan akan ada akhirnya, semua doa akan ada jawabannya, semua ujian akan ada hadiah yang menanti. Sekarang Sarah tinggal menciptakan kisah yang baru dalam kehidupannya, dan mengubur kisah lama yang tidak perlu di kenang.
Bersambung.....