Berbentuk rumah biasa namun memiliki banyak kamar, karena rumah ini memang untuk kamar kost khusus untuk wanita saja. entah itu mahasiswi atau wanita yang sudah selesai kuliah, harga yang murah membuat banyak yang antri di kost milik Pak Manto.
Namun di balik itu semua ada misteri, sebab satu persatu banyak anak kost yang menghilang entah kemana dan tidak bisa untuk di temukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Munafik
"Bu bakso nya tambah lagi." pelanggan kembali berteriak.
"Aku juga tambah lagi lah, kebetulan lagi lapar." imbuh yang lain.
"Sabar dulu ya, lagi melayani yang lain juga." Bu Dewi sungguh kerepotan.
"Cih pada dasar nya mereka juga suka dengan daging manusia!" Purnama berkata sinis.
"Iya, lihat lah mereka yang makan dengan sangat lahap." bisik Xiela.
Purnama semakin merasa bahwa manusia memang di penuhi sifat munafik yang tidak kira-kira, saat dulu dia pertama kali di temukan karena suka memakan jeroan manusia maka saat itu juga banyak yang mengatakan bahwa dia adalah iblis yang tidak tahu diri dan tidak memiliki hati nurani.
Lalu sekarang malah timbul masalah baru yang terjadi karena menurut perkiraan Purnama saat ini adalah daging bakso itu adalah dari daging manusia, para manusia yang ada di sana pun memakan dengan sangat lahap dan mereka terlihat begitu menyukai bakso yang dibuat oleh Bu Dewi beserta dengan rombongannya yang lain juga.
Dengan kata lain maka sebenarnya mereka juga sangat menyukai daging manusia atau sesama, hanya saja bedanya mereka tidak pernah tahu bahwa itu terbuat dari daging manusia dan saat ini mereka bisa disebut sebagai kanibal, mungkin bila tahu maka mereka tidak akan pernah memakan bakso ini lagi tapi tentu tidak akan berjalan semulus itu.
Walau sudah di beritahu oleh yang mengetahui pun pasti mereka akan berusaha menyangkal dan mengatakan bahwa itu semua hanya fitnah saja akibat rasa tidak suka setelah melihat bakso Bu Dewi yang begitu ramai pengunjung sehingga pasti pesaing lain merasa iri dengki, Purnama memang sudah sangat hafal dengan tabiat para manusia.
Sekali di beritahu mereka akan terus ngeyel dan beranggapan itu semua hanya perasaan iri dengki dan tidak suka ketika melihat ada yang lebih baik serta lebih laris seperti ini, dari pada berbicara pada mereka dan membuang energi maka Purnama memilih untuk diam dan bila sudah saatnya nanti akan dia ungkap semua ini.
Sekarang biar saja mereka memakan bakso dari daging manusia itu dan pasti Bu Dewi juga menghasilkan uang yang sangat banyak karena dia tidak membutuhkan modal untuk membeli bahan dasar bakso tersebut, yang penting anak yang tinggal di rumah itu masih tetap ada sehingga dia pasti akan mendapatkan bahan kembali bila sudah habis stok.
Dengan harga kost yang sangat murah tentu saja banyak para mahasiswi atau para pekerja juga akan memilih tinggal di sini, tanpa mereka tahu bahwa tinggal di kost milik Dewi akan mempertaruhkan nyawa begitu besar sehingga bila tidak berhati-hati maka kematian akan datang menjemput mereka.
"Kau lihat mereka semua makan dengan lahap seperti itu." Maharani juga memperhatikan mereka semua.
"Pada dasar nya mereka juga suka dengan daging manusia tapi hanya saja munafik!" celetuk Purnama yang tidak bisa di dengar oleh para manusia lain.
"Coba kita hampiri mereka dan jelaskan dengan baik agar mereka berhenti makan bakso ini." Julia masih saja berpikir simple.
"Otak mu tu di pakai ya! pantas saja kau bisa dengan mudah di bodohi oleh mereka ketika masih hidup dulu." Xiela kembali naik darah dengan sikap Julia.
"Ah ya maaf, ku kira mereka akan percaya dan akan berhenti makan daging manusia seperti itu." Julia merasa kasihan kepada manusia yang tidak tahu bahwa itu daging sesama mereka.
"Gila emang tidak ada otak para manusia zaman sekarang karena bisa dengan tega membunuh manusia lain demi keuntungan sendiri." Maharani berdecak tidak percaya.
"Selagi bisa menghasilkan uang maka pasti mereka akan bekerja sama untuk membunuh, salah satu penghuni itu adalah kaki tangan juga." ucap Purnama sangat yakin.
Maharani terlihat kaget karena dia juga tidak menyangka bahwa kaki tangan dari Pak Manto ada di dalam rumah tersebut dan mungkin saja sedang menyamar sebagai anak kost juga, mungkin sengaja bersikap demikian agar bisa mendapatkan mangsa yang jauh lebih banyak lagi.
"Kata dia kalau bagian kepala tidak di masukkan ke dalam kuah bakso ini." Xiela berkata tentang Zizi.
"Pasti ada kebutuhan lain sehingga bagian kepala di pisahkan begitu saja." sahut Purnama.
"Ritual lain kali ya, dulu aku pernah membaca koran sih tapi itu tentang kepala kambing." ujar Julia.
"Siluman kambing pemberi kekayaan juga ada jadi mungkin saja itu memang untuk tumbal." sahut Maharani.
"Kok segala sesuatu di dunia ini ada yang berbentuk siluman ya, mungkin yang tidak ada adalah siluman kalajengking atau kelabang." Julia agak tertawa karena dia berpikir demikian.
"Kepala mu itu!" sewot Maharani karena dulu Purnama saja pernah mengurus tentang susuk kalajengking.
Julia tidak berani lagi membuka suara karena sejak tadi terasa salah saja saat sedang mengucapkan sesuatu, bukan karena Maharani yang sensi tapi karena memang Julia yang salah karena dia beranggapan itu adalah hal yang tidak mungkin terjadi atau ada di dunia ini.
Padahal siluman seperti itu pastinya ada karena mereka semua memiliki kekuatan yang tertentu sehingga bisa melawan apa saja, terlebih bila mereka menjadi penunggu susuk sehingga sudah pasti akan memiliki kekuatan yang sangat besar karena setiap tahun atau bahkan bulan mereka akan meminta tumbal dari manusia agar kekuatan mereka bertambah besar.
"Ajak lah gadis itu menemui aku karena ada yang ingin aku tanyakan kepada dia." suruh Purnama kepada Maharani.
"Eh dia bilang tidak mau karena dia takut melihat wajah mu yang sangat galak itu." ucap Maharani.
"Galak dari mana? aku sudah berusaha keras untuk memasang wajah yang sangat ramah seperti ini tapi malah masih di bilang galak juga!" Purnama tidak terima.
"Ya karena dasar wajahmu itu memang galak jadi mau dibikin ramah bagaimanapun tetap saja terlihat sangat galak." Xiela yang menjawab.
"Sudah lah kau tidak usah bicara dengan dia karena nanti aku yang akan mengurus gadis itu." Maharani tidak ingin memaksa Zizi.
"Dasar sialan, tidak tahu bahwa aku sudah berusaha keras menjadi orang yang sangat ramah." Purnama masih saja kesal.
"Mbak mau makan apa?" Bu Dewi mendatangi Purnama yang sejak tadi sama sekali tidak memberikan pesanan.
"Hem saya mau es jeruk saja, Bu." Purnama menjawab sopan.
"Jiaaaaahhh aku sakit perut mendengar suara dia yang seperti itu." Xiela malah mengejek Purnama.
Ratu ular hanya bisa menahan rasa kesal saja di dalam hati karena dia tidak bisa untuk mengurus Xiela saat ini, kasus baru saja dimulai sehingga dia tidak akan bertingkah atau mengurus yang tidak penting maka lebih baik bila diam saja dan membiarkan mereka bertingkah sesuka hati.
Selamat siang besti, jangan lupa like dan komen nya.