NovelToon NovelToon
Pelacur Milik Sang CEO

Pelacur Milik Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta Terlarang / Mengubah Takdir
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: lestari sipayung

Ayla, pegawai biasa yang diangkat menjadi resepsionis di perusahaan terkenal, terpaksa menjadi wanita malam demi biaya pengobatan adiknya. Di malam pertamanya, ia harus melayani pria yang tak disangka—bosnya sendiri. Berbeda penampilan, sang CEO tak mengenalinya, tapi justru terobsesi. Saat hidup Ayla mulai membaik dan ia berhenti dari pekerjaan gelapnya, sang bos justru terus mencari wanita misterius yang pernah bersamanya—tanpa tahu wanita itu ada di dekatnya setiap hari. Namun, skandal tersebut juga mengakibatkan Hana hamil anak bosnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lestari sipayung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEPUTUSAN AYLA

"Ayla." Suara Mamy Jenny terdengar tercekat, seolah ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya setelah ia selesai membaca surat yang diberikan oleh Ayla. Bibirnya bergetar, gumaman lirih meluncur tanpa disadari. Kini, ia mengerti mengapa Ayla begitu tergesa-gesa dan penuh amarah saat menemuinya. Apa yang selama ini menjadi ketakutannya, kini benar-benar menjadi kenyataan. Surat itu adalah bukti—tanda jelas bahwa Ayla sedang mengandung.

"Mamy bisa jelasin?" tanya Ayla dengan suara nyaris tak terdengar, berusaha membendung air mata yang hampir jatuh dari pelupuk matanya. Ia berdiri di sana, menunggu penjelasan, sementara hatinya penuh sesak oleh pertanyaan yang tak terjawab.

Mamy Jenny menarik napas panjang, mengusap hidungnya dengan gugup, lalu menatap Ayla dengan pandangan yang penuh rasa bersalah. Ia tampak kebingungan, tak tahu harus mulai dari mana untuk menjelaskan semuanya. Dengan tangan bergetar, ia membuka laci meja, lalu mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah—kotak kecil yang tampak biasa namun menyimpan arti besar.

“Saat pertama kali kamu melakukannya, kamu lupa mengambil kotak merah berisi pengaman ini, Ayla,” ujar Mamy Jenny pelan, nyaris seperti bisikan. Tangannya menyodorkan kotak itu perlahan kepada Ayla.

Ayla menatap kotak merah itu dengan tatapan kosong. Ingatannya perlahan kembali ke malam itu—malam saat ia pertama kali diberi tugas untuk melayani. Ia mengingat dengan jelas bagaimana kotak merah itu sempat terlihat di meja rias sebelum semuanya terjadi.

Ayla menatap nanar ke arah Mamy Jenny, matanya menerawang jauh, seolah menembus ruang dan waktu. Penjelasan yang barusan ia dengar seperti gema yang terus berulang di kepalanya, membuat pikirannya berkecamuk tak karuan. Dengan gerakan kasar dan penuh emosi, ia mengusap rambutnya sendiri, berusaha mencari pegangan atas kenyataan pahit yang baru saja menamparnya keras. Lalu sekarang, bagaimana ini? Siapa yang harus bertanggung jawab atas semua ini? Siapa yang pantas disalahkan? Hatinya penuh dengan tanya yang menggumpal tanpa jawaban.

“Ayla, Mamy benar-benar tidak tahu kalau kamu lupa mengambilnya. Mamy sungguh tak pernah bermaksud lalai,” ucap Mamy Jenny lirih, suaranya menggigil dengan nada penuh penyesalan. Tatapan matanya menyiratkan rasa kasihan, juga iba yang dalam. Ia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, tapi juga tidak bisa melarikan diri dari rasa bersalah yang mulai menyusup ke dalam hatinya.

Melihat Ayla yang tampak lemas dan kehilangan daya, Mamy Jenny segera menghampiri dan memegangi lengannya. Ayla tak lagi sanggup berdiri, lututnya terasa goyah, tubuhnya seolah tak punya tenaga. Dengan lembut, Mamy Jenny menuntunnya duduk di sofa empuk yang berada di pojok ruangan. Ayla membiarkan dirinya terjatuh di sana, tubuhnya bersandar lemah. Ia terlihat sedang berpikir keras, tapi sorot matanya kosong—seperti seseorang yang kehilangan arah dan harapan di tengah gelombang hidup yang tak terduga.

Keheningan menyelimuti ruangan beberapa saat. Lalu, dengan nada pelan dan hati-hati, Mamy Jenny mengajukan pertanyaan yang sudah sejak tadi bergelantungan di pikirannya. "Apa itu… anak Leo?" tanyanya dengan penuh keraguan. Bahkan saat mengucapkannya, ia seperti ragu pada dirinya sendiri. Pertanyaan itu terasa berat, hampir menyakitkan, seolah ia takut pada jawaban yang akan datang.

Ayla menoleh cepat, tatapannya tajam. "Memangnya di sini aku melayani berapa pria, Ma? Cuma dia," jawabnya datar, tanpa ragu, namun dengan luka yang tersembunyi di balik nada suaranya. Kalimat itu mengandung kemarahan, tetapi juga kejujuran yang tak bisa ditolak. Ia menatap Mamy Jenny dalam-dalam, seakan ingin memastikan bahwa setidaknya untuk satu kali saja, ia didengarkan dan dipahami.

“Lalu bagaimana sekarang? Apa kau akan memberitahunya?” tanya Mamy Jenny pelan, suaranya nyaris seperti bisikan, penuh kebimbangan yang tak bisa disembunyikan. Ia menatap Ayla dalam-dalam, berharap ada kepastian, walau ia sendiri belum tahu mana jawaban yang lebih baik.

Mendengar pertanyaan itu, Ayla sontak tersentak. Wajahnya langsung berubah panik, dan dengan cepat ia menggeleng kuat. "Jangan... jangan, Ma," ucapnya dengan nada gemetar, penuh ketakutan yang mencuat dari sorot matanya. "Dia... dia pria yang tidak suka skandal. Kalau dia tahu anak ini anaknya, aku bisa dipecat, Ma. Dipermalukan di depan semua orang. Dan yang paling kutakutkan, anak ini bisa saja terancam," lanjutnya, suara Ayla mulai parau karena beban pikiran yang menghimpit. Pikirannya melayang pada bagaimana sifat Leo—atasannya yang keras, tegas, dan sangat menjaga citra diri. Ayla tahu, satu hal kecil saja bisa membuat Leo mengambil keputusan besar tanpa ampun.

Mamy Jenny masih terdiam, matanya menelisik wajah Ayla yang terlihat semakin kalut. “Jadi... kau akan mempertahankan anak ini?” tanyanya akhirnya, suara bergetar, keningnya berkerut menahan campuran emosi antara cemas dan iba.

Ayla hanya mengangguk pelan, tetapi ekspresi wajahnya begitu sendu, seolah hatinya remuk saat mengambil keputusan itu. Matanya sembab menahan tangis, namun ada kilau tekad di sana—meski menyakitkan, ia telah memilih jalan yang tak mudah.

"Aku akan meninggalkan kota ini," ucapnya pelan, namun jelas. Ia menatap Mamy Jenny penuh harap, seperti anak kecil yang meminta perlindungan terakhir dari satu-satunya orang dewasa yang bisa ia percaya. "Mama bisa bantu aku, kan?" tanyanya, matanya berkaca-kaca, namun nadanya penuh keyakinan dan permohonan.

"Jangan pernah beritahu dia..." bisik Ayla sekali lagi, kali ini lebih lirih, seakan jika terlalu keras diucapkan, kata-kata itu akan buyar. Mamy Jenny tak menjawab langsung. Ia hanya menatap Ayla dengan pandangan ragu, seolah sedang berperang antara suara hati dan rasa tanggung jawab.

Namun akhirnya, keraguan itu pecah ketika ia menghela napas panjang. "Tapi, Ayla... dia sering mencarimu," ujarnya perlahan. Ia tidak bisa menutupi kebenaran lagi. Ada rasa bersalah karena menyembunyikan hal itu, tapi juga keinginan untuk tidak menyakiti Ayla lebih jauh.

Mata Ayla membulat, kemudian meredup kembali. “Pria itu benar-benar...,” gumamnya, lalu menatap kosong ke depan. Dengan suara datar namun tegas, ia melanjutkan, “Adikku sudah mulai pulih. Kami akan kembali ke kota asal kami. Aku akan mengundurkan diri. Ini keputusan yang sudah kupikirkan matang-matang.”

Pernyataan itu membuat Mamy Jenny terdiam. Ia tidak tahu harus berkata apa. Ada kepedihan melihat Ayla harus pergi dalam keadaan seperti ini, tapi ia juga memahami keputusan yang dibuat gadis itu.

“Tolong bantu aku, Ma,” pinta Ayla tulus. Sekali lagi, tatapannya mengandung harapan yang sangat besar, seakan nasibnya kini tergantung pada satu kata dari wanita di hadapannya.

Mamy Jenny mengangguk, meski gerakannya pelan dan tidak sepenuh keyakinan. Ia hanya tahu satu hal: Ayla adalah gadis kuat yang tak pantas menanggung beban sebesar ini sendirian. Di dalam hatinya, Mamy Jenny merasa perih—bagaimana kehidupan Ayla yang pasti sudah tak mudah, kini harus lebih rumit lagi dengan kehamilan yang tak direncanakan dan pilihan hidup sebagai orang tua tunggal.

1
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!