Mendapati kenyataan jika tunangannya bermain gila dibelakangnya membuat Fernando Nicholas Sanjaya sangat terpukul, sehingga membuatnya menyeret satu wanita dalam kehidupannya. Wanita yang menjadi budak nafsunya karna salah mengetuk pintu kamar hotelnya.
Bagaimana kisah Nicho dan Ganesa selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sokhibah El-Jannata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMYS. Kenapa menolongku?
"Istirahatlah. Aku akan memanggil sepupumu. Aku juga akan kembali nanti," ucapnya.
Nicho memutar langkahnya, dia berjalan menuju arah pintu. Ganesa memandanganya penuh kebencian. Kembali? Bahkan dia benci melihat wajahnya. Sangat benci, dan dia tak sudi melihat lelaki itu kembali menemuinya.
Tak berapa lama kemudian, pintu terbuka. Nala dan dua perawat tampak menuju ke arahnya. Nala tampak bahagia dan memeluk Ganesa sejenak. Kedua suster segera membenahi selang infus yang sempat memperlihatkan darah.
"Nes, kamu udah sadar?" ucap Nala yang sempat diberi tau oleh Nicho bahwa Ganesa telah sadar.
Nala melepas pelukannya dan membantu Ganesa mencari posisi yang enak.
"Syukurlah kamu sudah sadar," ucap Nala sambil mengecek keadaan Ganesa.
"Kenapa menolongku? Kenapa tidak membiarkan aku mati saja?" ucap Ganesa dengan dingin.
Deg
Jantung Nala berdetak tak beraturan, hatinya hancur. Sama seperti Ganesa, dia mencoba menyembunyikan kesedihannya. Tapi mendengar ucapan Ganesa membuatnya terpaku.
Nala dan dua perawat saling berpandangan, mereka tersenyum bersamaan.
"Apa yang kau katakan? Kau tau, kau wanita hebat. Bagaimana bisa kau mencoba menghabisi dirimu sendiri seperti ini Nes? Istigfar, jangan berkata seperti itu," ucap Nala.
"Jangan mencoba menghiburku Nala, sekarang hidupku tidak ada gunanya lagi. Semua sudah tidak berarti, hancur, dan semua karna kebodohanku, juga karna lelaki teekutuk itu!" ucap Ganesa di tengah deraian air mata.
Nala memejamkan matanya, merasakan deraian air mata yang mengalir di matanya.
"Kau tidak boleh bicara seperti itu Nes," ucap Nala.
"Aku ingin sendiri," ucap Ganes. Nala menghela napas panjang. Dia hanya bisa berharap Ganesa akan baik baik saja.
Semalam Emely menelpon dan menanyakan kebenaran yang terjadi. Pada Akhirnya Nala menceritakan apa yang terjadi pada kakak ipar Ganesa itu. Pada Akhirnya Dani dan Emely segera mempercepat laju mobil menuju ke arah rumahsakit yang berjarak tak jauh dari dirinya berada.
"Oke, aku keluar, tapi kau perlu tau, aku sudah memberi tau semuanya pada kak Dani dan Kak Em. Rian juga berulangkali menelpon, aku juga mengatakan jika kau dirawat," ucap Nala.
Ganes mengerjabkan matanya sehingga airmata tak mau berhenti mengalir di pipinya. Tatapanya kosong menatap ke arah sana. Rian? Sanggupkah dia bertemu dengan calon suaminya itu?
"Tinggalkan aku sendiri," ucap Ganesa.
Nala menghela napas dan melangkah keluar.
Tak berapa lama, Nala keluar dari ruangan rawat Ganesa. Segera Nicho berjalan mendekat ke arah wanita itu.
"Bagaimana keadaannya? Dia sudah membaik?" tanya Nicho.
Nala diam, dia menghela napas panjang. Sebenarnya benci melihat Nicho, apalagi Rangga. Tapi, yang membiaayai semua perawatan adalah Nicho. Bahkan dia yang meminta Ganesa ditempatkan yang nyaman dengan fasilitas terbaik. Lalu apa dirinya harus terus menerus membenci lelaki itu? Ah, entahlah. Pikir Nala.
"Dia membaik, tapi sepertinya dia butuh ketenangan dan butuh sendiri," ucap Nala kemudian berlalu.
Nicho menghela napas panjang dan menatap ke arah beberapa bodyguard yang ada di depannya.
"Awasi wanita itu, jangan sampai dia kembali berbuat Nekat. Aku ada meeting hari ini, malam mungkin aku baru bisa kembali," ucap Nicho.
"Siap Tuan," jawab mereka serempak.
Nicho kemudian melangkah pergi. Rangga yang semula bersandar di dinding kini berdiri dan berjalan ke arah kemana Nicho melangkah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ganes masih saja diam dan tak mau banyak bicara, makan juga tak mau sesuappun. Nala tampak tak bisa lagi membujuk adiknya.
"Selamat pagi Baby," seoarang lelaki tampan tampak memasuki kamar rawat Ganes.
Nala dan Ganes menoleh bersama. Jantung Ganesa tampak berdetak hebat saat melihat Andrian Saputra, calon suaminya berdiri di depan pintu.
"Karna ada kamu, sebaiknya aku keluar dulu," ucap Nala dan segera undur diri, hanya ada Rian dan Ganesa di dalam kamar itu.
"Pagi baby," sapa Rian sambil meletakan buket bunga di atas nakas.
Diciumnya puncak kepala Ganesa, tapi perempuan itu seakan menghindar.
"Jangan menyentuh wanita kotor sepertiku," ucapnya.
Deg
Rian mengepalkan tangannya, benci pada lelaki yang menodai calon istrinya. Sebenarnya Nala sudah menceritakan semua. Tapi Rian mencoba untuk menerima. Tapi kenapa malah Ganesa tampak sangat syok seperti ini?
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Like, komen. Hadiah.
Mencapai 200 like aku up triple.. wkwkwkkk