Nazeera, seorang wanita cantik dan pintar, hidup dalam kesendirian setelah di khianati dan tinggalkan oleh suaminya. Namun, kehidupannya berubah drastis setelah di pertemukan dengan pria tampan yang merupakan seorang Presdir sebuah perusahaan besar.
Devan, yang selalu memprioritaskan perusahaan nya di desak untuk segera menikah oleh ibu nya mengingat dengan usianya yang sudah hampir menginjak kepala tiga. Akhirnya ia memutuskan untuk menikahi Nazeera dan menjadikannya sebagai istri rahasia yang di sembunyikan dari publik.
Namun walau begitu, tetap saja Intan menjodohkan Devan dengan banyak wanita lain karena tidak pernah setuju dengan pernikahannya bersama Zeera.
Lalu bagaimana dengan Zeera? akankan ia bertahan pada pernikahan ke-dua nya? atau justru memilih untuk meninggalkan Devan karena selalu di benci oleh ibu mertuanya?
Yuk simak ceritanya . . .
jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak berupa like, komen dan gift ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chiechi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Kling!
Zeera yang tengah di sibukkan dengan pekerjaan nya, tiba-tiba mendapatkan sebuah pesan dari nomor tidak di kenal yang mengatasnamakan Fani. Semula, Zeera mengabaikan itu, namun setelah berulang kali Fani mengirimkannya pesan, akhirnya Zeera menyetujui permintaan wanita itu yang mengajaknya bertemu. Walau Zeera tidak tau maksud dan tujuan Fani yang sebenarnya, namun ia cukup penasaran dengan hal yang ingin di bicarakan oleh wanita itu.
Sampai dimana jam makan siang pun tiba, Zeera yang di temani oleh Aldi bergegas menuju tempat yang sudah di kirimkan oleh Fani melalui pesan singkatnya.
Zeera menyuruh Aldi untuk makan di meja lain, sementara dengan nya bergegas menghampiri Fani yang sudah menunggunya disana. Zeera menaruh tas nya yang kemudian duduk di depan Fani.
"Aku tidak punya waktu banyak, cepat katakan untuk apa kamu mengajak ku bertemu." Ucap Zeera terkesan lebih elegan.
"Aku hanya mau minta maaf, Ragil yang terus menggoda ku hingga aku termakan oleh setiap ucapan manis nya. Kini aku tau siapa Ragil sebenarnya."
"Setelah keluargamu hancur, baru kau mencari ku untuk minta maaf? Sungguh lucu." Sahut Zeera.
"Aku tau aku salah, kini aku mengerti bagaimana rasanya jadi kamu dulu. Di tinggal oleh suami disaat sedang hamil muda sangatlah tidak mudah."
Zeera mendecih pelan, "aku bukan orang yang siap mendengar keluh kesah mu. Untuk apa kau mengatakan semua itu?"
"Aku hanya ingin membalaskan rasa sakit hati ku padanya."
"Masalahmu sama sekali bukan urusan ku, kau bisa membalaskan rasa sakit itu sendiri. Permisi." Sahut Zeera segera beranjak.
"Tapi dia ingin membuatmu menderita. Dia tau jika kamu sudah menikah dengan pria kaya, walau suami mu gak tau siapa, yang jelas dia gak mau melihat kamu bahagia." Ucap Fani langsung berdiri.
Zeera yang baru mengambil satu langkah kembali berbalik menatap Fani.
"Lantas apa yang bisa ku bantu?"
"Izinkan aku bekerja di tempat mu. Saat ini aku sudah tidak punya apa-apa, papa meninggal beberapa hari lalu, Ragil membawa semua uang yang aku simpan, rumah serta fasilitas lainnya sudah di sita pihak bank. Selama kamu mau memperkejakan ku, aku janji akan menyelidiki setiap pergerakan Ragil." Jelas Fani dengan memohon.
"Apa aku bisa mempercayai mu?"
"Tentu, jika aku berbohong padamu atau hanya sekedar ingin memanfaatkan mu, kau boleh mengirim ku ke kantor polisi." Sahut Fani terlihat menyedihkan, "Aku hanya ingin yang terbaik untuk calon anak ku, walau suatu saat nanti ia harus terlahir tanpa seorang ayah, aku ingin membesarkan nya dengan baik."
"Akan ku pikirkan dulu, nanti ku beritahu kamu lagi." Sahut Zeera yang kembali melangkah.
Zeera menghampiri Aldi yang sedang menikmati makan siang nya, ia duduk disana dengan raut wajah yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
"Apa yang dia katakan?" Tanya Aldi.
"Kenapa? Kau ingin melaporkannya pada Devan?"
"Emm... Itu..." Belum sempat Aldi melanjutkan ucapannya, Devan sudah muncul disana.
"Sejak kapan kalian sedekat itu sampai makan siang satu meja?" Ucap Devan.
Aldi yang mendengar itu segera beranjak dari duduknya, dan meminta maaf saat itu juga. Zeera menghela nafasnya, ia menyuruh Aldi untuk duduk kembali, namun pria itu menolak karena takut pada big bos satu itu.
"Bawa makanan mu ke meja lain." Ucap Devan.
"Siap! permisi." Aldi bergegas pindah ke meja lain yang sudah ada Dito disana.
"Siapa yang sudah kau temui?"
"Fani." Sahut Zeera yang di ikuti dengan penjelasan dan tujuan Fani untuk menemuinya.
Walau tokonya milik pribadi, namun tetap saja ia harus meminta persetujuan dari suaminya mengenai permintaan Fani, bagaimanapun juga Devan yang sudah mengubah kehidupannya menjadi seperti saat ini.
Mendengar cerita dari Zeera, Devan memberikan izin untuk Fani bekerja di toko istrinya. Tentunya dengan segala sesuatu yang akan Devan siapkan untuk mengawasi wanita itu.
Selain kamera cctv yang terpasang, ia juga berencana untuk menaruh beberapa kamera pengintai di setiap ruangan toko Zeera, bahkan mungkin akan pasang disetiap sudut yang tidak terlihat.
Sore hari. . .
Dalam sebuah media, tertulis bahwa Intan akan segera menyelenggarakan pertunangan Devan bersama dengan Celine. Devan yang melihat berita itu melalui tab milik Dito langsung menaruh benda tersebut ke atas meja dengan sedikit di lemparnya.
Pria itu memijat pangkal hidung nya sambil duduk di kursi kejayaan milik nya dalam ruangan Presdir Asterion group. Devan tidak habis pikir dengan tindakan ibu nya yang mengeluarkan pernyataan seenaknya tanpa persetujuan darinya.
"Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Dito.
"Ikuti saja permainan nya." Sahut Devan sambil memikirkan sebuah cara.
Semula, Intan memang selalu mendesak putranya untuk menikah, namun setelah menikah dengan Zeera, Intan masih saja ingin menjodohkan Devan dengan Celine, gadis pilihannya.
Tok tok tok ...
Seorang wanita muncul dari balik pintu dengan senyuman lebar di bibir nya. Ia melangkah menghampiri Devan yang sedang duduk di kursi nya.
Devan melirik Dito dan memberikan kode supaya dia keluar dari ruangannya. Setelah Dito keluar, ia beranjak dan duduknya dan menghampiri Celine.
Wanita itu menyentuh dada bidang Devan serta membenarkan dasi nya dengan jari lentik yang bermain disana.
"Gimana kejutannya? Kau menyukai nya?" Tanya Celine dengan suara yang begitu seksi.
Devan mencengkram tangan Celine dan menepiskan nya dengan kasar, ia juga mencengkram leher wanita itu hingga telentang di atas meja.
"Sekuat apapun kau berusaha, aku gak akan pernah menikah dengan mu!"
Celine tersenyum miring dengan nafas yang cukup sesak karena cengkraman tangan Devan di lehernya, "semakin kau menolak ku, semakin nekat aku untuk mengejar mu. Janda sepertinya sangat tidak pantas untuk berada di sisi mu, Devan!"
"Jangan pernah kau memanggilnya seperti itu!" Ucap Devan semakin menguatkan cengkraman nya.
Uhukk ... Uhuk ...
"Kita lihat saja, siapa yang akan menang dalam permainan ini. Jika kamu memang mengakui dia sebagai istri sah mu, lalu kenapa kau menyembunyikan nya dari publik? Bukankah karena kamu harus mempertahankan reputasi mu sebagai seorang presdir ternama?"
Devan melepaskan cengkraman nya membuat Celine terus terbatuk.
"Pergi dari sini!"
"Baiklah, aku pergi. Sampai bertemu di acara pertunangan kita nanti." Sahut Celine dengan centil nya memberikan fly kiss.
Wanita itu pun pergi meninggalkan Devan yang kesal sendiri. Bagaimanapun caranya pertunangan itu tidak boleh terjadi. Ia harus melakukan sesuatu untuk membatalkan semuanya.
Teringat dengan Zeera, Devan mencoba untuk menghubungi istrinya, namun tidak ada jawaban disana. Ia pun menghubungi Aldi untuk menanyakan keadaan Zeera saat ini, karena bagaimanapun juga dia pasti tau tentang berita yang di buat oleh ibu nya itu.
***
TBC. . .