Inara Early Wijaya atau kerap di sapa Nara,gadis berusia 21 tahun yang sedang menempuh pendidikan di salah satu Universitas ternama, selain mahasiswi dia adalah seorang CEO di wijaya grup milik sang Ayah, kedua orang tua Nara meninggal karena kecelakaan maut 4 tahun lalu yang menimpanya. setelah ke dua orang tuanya meninggal Nara lebih memelih tinggal di jogja karena salah satu peristiwa.
Nara tinggal di sebuah apartemen miliknya, namun juga sering menginap di tempat sang paman yang ia panggil Abi, yang memiliki sebuah pesantren yang cukup terkenal.
Tanpa di ketahui Nara sebelum kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya ,Nara sudah di nikahkan oleh seorang anak kiyai kerabat Paman Nara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Kusumaningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
" mas aku pengen sosial solo" ucap Nara.
" besok yaa kita cari " balas Atlas.
" gak mau beli mas, aku pengen bikin sendiri" ujar Nara.
" mbok darmi pasti capek sayang"
Sesampainya di bawah Atlas menurunkan sang istri di ruang keluarga dan mendudukannya di sofa.
"mau bikin sendiri mas, bukan di bikinin mbok darmi"
" enggak, nanti kamu capek sayang, kasian nanti kamu sama adek" ujar Atlas mengusap perut sang istri yang masih rata.
" ayo lah mas, ini juga adek yaa mau, masak mas mau anaknya ileran sih" Nara merayu sang suami agar,ia bisa memasak sosial solo.
" emang kamu bisa masak sosis solo?" tanya Atlas dengan Nada sedikit tengil, karena ia tau sang istri hanya bisa memasak masakan western.
Setelah mendengar ucapan sang suami mood Nara menjadi rusak, karena ia tak tahu cara memasak sosis.
" yaa gak bisa" jawab Nara dengan sedikit cemberut.
" sudah gak usah sedih besok kita ke jogja, nanti kita ke solo dulu buat cari sosis solo mau?" Atlas mencoba menghibur sang istri.
" mau" jawab Nara dengan lantangnya.
Atlas mengacak- acak kepala sang istri yang tertutup oleh jilbab.
" gemes banget sih bumil ini"
" mau makan, yang lain dulu gak?" tawar Atlas karena sedari tadi sang istri hanya makan sedikit.
" enggak dech mas" tolak Nara.
" mas kupasin apel mau gak? dari tadi kamu makan cuma sedikit - sedikit"
" Nia mauu" teriak Agnia dari ruang tamu.
" yee kalo kamu kupas aja sana sendiri" tolak Atlas.
" ihh sekali- kali kakak tuh ngupasin Nia" ucap Nia.
Nara hanya tertawa melihat adik ipar dan Suaminya yang selalu berdebat.
" ya boleh mas,sekalian minta tolong kupasin agak banyak yaa, buat kita ber 3 ya mas " ucap Nara .
" yes, tuh dengerin kata istri, kak Nana yang minta bukan aku" ucap Agnia yang mendapatkan,tatapan tajam dari sang kakak.
Atlas pun pergi ke dapur untuk mengupas apel.
...****************...
" bagaimana?informasi apa yang kalian dapat?"tanya Galang yang sedang duduk di bangku kebanggannya.
" maaf tuan yang kami tahu hanya Nona Nara baru saja pulang dari jakarta, tidak ada informasi lainnya, sepertinya pemilik pesantren sudah mengetahui jika kita mengintai pondok tersebut, beliau lebih memperketat penjaga, terutama terhadap nona Nara" balas salah satu bodyguard Galang.
" sial"
pyarr
suara barang yang jatuh, mengema di ruangan tersebut.
" kalian harus cepat membawa Nara kesini saya tidak mau tau" amuk Galang.
" siap bos" ujar para bodyguard tersebut.
" Tapi ada satu hal lagi bos" ucap salah satu bodyguard tersebut.
" apa?"
" Bu Ayu selama 2 bulan ini tinggal di pesantren dan anak yang bos minta gugurkan, tidak di gugurkan dan sudah lahir, namun sekarang dia sudah di pulangkan ke rumah orang tuanya" jelas Bodyguard tersebut.
" sial,awas saja lu main - main sama gue Ayu" gumam galang.
" cari tahu apa tujuan Ayu kesana?" pinta Galang.
" baik tuan"
" kalian boleh pergi"
Seluruh Bodyguard pun meninggalkan Galang fi ruangan tersebut, dan tertinggal hanya Galang.
Galang mengambil fotonya bersama keluarga angkatnya, " kamu harus jadi milik ku bocah nakal" gumam Galang sambil mengusap foto tersebut.
...****************...
Keesokan harinya Nara, Atlas dan juga Agnia dalam perjalanan menuju ke jogja, namun mereka akan ke solo terlebih dahulu.
Atlas yang menyupir sendiri dengan sang istri yang sejak masuk mobil sudah terlelap dan juga sang adik yang sedang menonton drakor kesayangannya.
" dek mau mampir makan dimana?" tanya Atlas pada Agnia, namun tak ada jawaban dari sang adik ia pun kembali bertanya.
" dek mau makan dimana?" tanya Atlas kembali.
" hah apa?"
" hah heh hoh, fokus banget nonton"ketus Atlas.
" yaa maaf, kenapa?" tanya Agnia kembali.
" mau makan dimana?"tanya Atlas kembali.
" terserah kakak, tapi kayaknya sate kambing enak dech kak" jawab Agnia.
" ya sudah, beli sosis dulu ya habis itu ke sate kambing"
" okay"
Tak selang berapa lama mereka sampai di toko yang menjual sosis solo yang terkenal di solo.
" dek turun dek" pinta Atlas.
" kok Nia sih, kakak aja lah " tolak Agnia.
" kakak kasih 50.000"
Dengan cepat Agnia menyambar uang yang disodorkan oleh sang kakak dan kemudian turun dari mobil.
" dasar, giliran ada imbalannya langsung" cibir Atlas.
Kemudian ia menoleh ke arah sang istri yang tampak masih nyenyak, ia kemudian mengusap perut sang istri.
" sehat- sehat yaa nak, jangan ngerepotin mama yaa repotin abba aja" kemudian ia mengecup singkat perut sang istri.
" yee di tinggal bentar aja udah bucin" cibir Agnia saat kembali ke mobil, ia melihat Sang kakak yang sedang mencium perut kakak iparnya.
" ya syirik aja kamu" ejek Atlas.
" mana 50.000 nya "
" Iya nanti habis makan" Atlas kemudian menjalankan mobilnya menuju ke warung sate kambing langganan keluarganya jika ke solo.
Setelah menempuh perjalanan 5 menit mereka sampai di warung sate kambing.
" dek nyari kursi dulu dek, kakak bangunin kak Nana dulu" pinta Atlas.
" okey" Agnia pun turun dari mobil.
" sayang" Atlas mulai membangunkan sang istri.
Atlas kemudian mengusap pipi sang istri, Nara pun mulai terusik tidurnya, tak lama ia pun bangun dari tidurnya.
" uluh ngantuk banget yaa nyenyak gitu tidurnya" ucap Atlas.
" dimana ini mas?" tanya Nara yang masih mengumpulkan Nyawanya.
" udah di solo sayang, kita makan dulu ya" ucap Atlas dan merapikan jilbab sang istri.
Setelah duduk sebentar mereka pun turun dari mobil dan menyusul Agnia yang lebih dulu turun.
" udah pesen dek?" tanya Atlas dari arah belakang.
" Astagfirullah ngagetin tau gak" gerutu Agnia.
Atlas dan Nara kemudian duduk kursi sebrang Agnia.
" kamu mau apa sayang?"tawar Atlas pada Nara.
" kamu mau apa sayang" ucap Agnia, mengejek Atlas.
" apa sih syirik aja" sahut Atlas.
" aku makan sosis aja dech mas" Jawab Nara yang sejujurnya tak nafsu makan.
" tadi kamu cuma makan sedikit lho sayang, masak gak makan nasi sih, makan sedikit aja" Atlas mencoba untuk merayu sang istri agar makan.
" ini aja mas, aku kenyang beneran, nanti kalo aku pengen aku pesen " jawab Nara.
" makan dikit kak, dari kemarin juga kakak makan nasi di muntahin terus" sela Agnia.
" Iya dek nanti kalo kakak laper, kakak pesen kok" jawab Nara.
" jadi mau pesan apa?" Atlas kembali bertanya.
Nara kemudian melihat deretan menu yang ada, setelah beberapa saat memelih ia pun memesan sate kambing.
" nasinya beneran setengah sayang?" Tanya Atlas memastikan.
" Iya mas takut gak habis" jawab Nara.
Mereka menunggu makanan mereka sambil bercerita, lebih tepatnya hanya Nara dan juga Agnia sedangkan Atlas hanya menyimak sambil membereskan beberapa pekerjaannya.
" Gus Wildan, Ning Agnia"
sehabis keguguran itu kan masih masa nifas ya..yg artinya belum boleh sholat...tapi disini Nara sudah sholat...
si wildan juga terlalu lembek sampai bs dimanfaatin ulet bulu