Cerita ini berpusat pada perjalanan Anita, seorang wanita yang dikhianati, dan bahkan dibunuh secara semu oleh suaminya Hendric dan sahabatnya Reina-semua karena hasrat akan harta dan kekayaan. Malam yang mengubah segalanya terjadi di Jakarta, ketika Anita menyaksikan perselingkuhan keduanya dan mendengar rencana mereka untuk mengorbankannya. Dalam kepanikan, dia melarikan diri tapi terjebak di tepi tebing, kemudian dilemparkan ke lautan. Namun, takdir mempertemukannya kembali.
ima tahun kemudian, dia muncul sebagai Natasya, kuat dan penuh tekad untuk membalas dendam dan membongkar kebenaran. Di tengah semua itu, ada Ryujin-seseorang yang mencintainya dengan tulus dan selalu ada di sisinya, menjadi pijakan emosional dan kekuatan dalam perjuangannya menuju keadilan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heryy Heryy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29.Kotak Rahasia yang Membuka Kenangan Lama
Di dalam ruangan kerjanya, Reina menatap lembar hasil tes DNA yang tercetak dengan tangan gemetar. Kata-katanya terasa seperti peluru yang menembus hatinya: "DNA Natasya sama dengan DNA Anita."
"Apa, tidak mungkin! I-ini tidak mungkin, jadi selama ini Natasya adalah Anita!" suaranya terkejut dan gemetar ketakutan. Semua yang terjadi selama ini tiba-tiba masuk akal: kenapa Natasya selalu ada di sekitar Hendric, kenapa desainnya mirip dengan Anita, kenapa dia selalu tampak memiliki dendam tersembunyi. "Anita kembali sebagai Natasya untuk balas dendam kepadaku," pikirnya dengan kaget. Tapi Reina tidak berniat memberi tahu Hendric—dia memiliki rencana sendiri untuk membongkar identitas Natasya, agar wanita itu tidak bisa menghancurkan hidupnya.
Sementara itu, di koridor apartemen, Natasya melihat Ryujin yang baru saja pulang kerja. Wajahnya terlihat sangat pucat, mata juga terlihat lelah. Dia mendekat dengan khawatir. "Apa kamu tidak sehat, kamu terlihat pucat?" tanyanya, kemudian tangannya secara alami menyentuh bagian jidat Ryujin untuk memeriksa suhunya.
Sentuhan tangannya yang lembut membuat Ryujin sedikit terkejut. "Aku baik-baik saja, Natasya. Hanya lelah sedikit karena kerjaan banyak," jawabnya dengan senyum palsu.
Pintu lift membuka, dan Ryujin berjalan masuk. Tapi sebelum ia bisa menekan tombol lantai, tubuhnya tiba-tiba lemah dan ia jatuh pingsan di lantai lift.
"Natasya! Ryujin!" teriak Natasya dengan panik. Ia segera memanggil petugas keamanan yang ada di dekatnya. "Tolong, dia pingsan! Panggil ambulance secepatnya!"
Tidak lama, ambulance tiba dan membawa Ryujin ke rumah sakit terdekat. Natasya ikut bersama, tangan selalu memegang tangannya yang dingin. Saat tiba di rumah sakit, Ryujin segera di bawa ke ruang perawatan darurat. Natasya menunggu di luar dengan hati yang berdebar kencang, tidak bisa berhenti memikirkan apa yang akan terjadi.
Setelah beberapa jam, dokter keluar dari ruangan. Natasya langsung mendekat. "Dokter, bagaimana keadaan Ryujin?" tanyanya dengan suara gemetar.
Dokter mengangguk dengan lembut. "Tenang, Nyonya. Dia hanya kelelahan parah, kurang tidur, dan stres berlebihan. Tidak ada yang serius, tapi dia perlu dirawat di rumah sakit selama beberapa hari sampai kondisinya membaik."
Natasya menghembuskan nafas lega, air mata hampir keluar. Saat itu, telpon Ryujin yang ada di meja tunggu berdering. Dia mengambilnya dan menjawab.
"Hallo bos, kamu dimana? Kenapa belum sampai kantor?" suara Doni terdengar dari sana.
"Permisi, ada apa?" jawab Natasya.
Doni terkejut mendengar suara wanita. "Siapa yang mengangkat telepon bosku?"
"Nama saya Natasya. Ryujin sedang di rumah sakit saat ini," katanya dengan lembut.
Doni terkejut banget. "Apa? Bos masuk rumah sakit? Tolong temani dia ya, Natasya. Beri tahu alamat rumah sakitnya, aku akan datang segera!"
Setelah memberitahu alamat, Natasya menelepon Ines. "Ines, maaf ya, hari ini aku tidak bisa datang ke butik atau perusahaan. Bantu atur pekerjaanku ya."
"Ines bertanya dengan khawatir: "Ada urusan apa, Tas? Kamu suara nya terlihat cemas."
"Aku di rumah sakit, nanti kuceritakan. Sekarang aku sibuk ya." Natasya menutup teleponnya, meninggalkan Ines yang merasa ada yang aneh dan segera mengerjakan tugasnya.
Sudah setengah hari Ryujin belum sadarkan diri. Saat itu, Doni datang dengan bungkusan makanan dan minuman. Dia melihat Natasya yang duduk lelah di bangku, dan langsung mendekat. "Natasya, terima kasih banyak sudah membawa bos ke rumah sakit dan menjaganya. Kamu pasti lelah juga, ya? Biar aku yang menjaga dia sekarang, kamu pulang beristirahat dulu."
Natasya mengangguk perlahan. "Tapi dia belum sadar..."
"Tenang, aku akan jaga dia. Bolehkah kamu membawakan beberapa pakaian bos dari apartemennya? Aku punya sandinya." Doni memberitahu sandi apartemen Ryujin: "123456789."
Setelah itu, Natasya pergi ke apartemen Ryujin. Ia membuka pintu dengan sandi yang diberikan, dan masuk ke dalam. Apartemennya bersih dan rapi, dengan nuansa warna biru tua yang tenang. Ia pergi ke kamar tidur dan mulai mengemasi beberapa pakaian. Saat ingin menutup lemari pakaian, tangannya tersandung sesuatu, dan sebuah kotak kecil berwarna coklat tua jatuh ke lantai.
Penasaran, Natasya membungkuk dan mengambil kotak itu. Ia membukanya dengan hati-hati, dan terkejut melihat isinya: di dalam kotak, terdapat sebuah foto hitam putih yang sangat familiar. Itu adalah foto dia sendiri—Anita—saat masih kecil, berdiri di depan taman bunga dengan senyum lebar. Di samping foto itu, ada sebuah gelang perak dengan bentuk bintang yang juga sangat familiar.
"Poto ini... kenapa Ryujin punya poto ini?" bisiknya dengan suara lembut, air mata sudah mulai terjatuh. Ia melihat gelang di tangannya sendiri—gelang yang sama persis dengan yang ada di kotak. Semua tiba-tiba teringat: masa kecilnya, ketika dia memiliki seorang teman laki-laki yang selalu bermain bersamanya, yang selalu menjanjikan akan kembali untuknya.
"N-no... tidak mungkin..." Natasya menangis tersedu-sedu, tangannya menggenggam foto dan gelang itu erat. "Ryujin adalah anak laki-laki yang dulu aku tunggu. Dia adalah teman kecilku yang selalu aku cari!" pikirnya, hati terasa campur aduk antara kebahagiaan dan kesedihan. Semua ini waktu yang lama dia tunggu, tapi kenapa harus muncul di saat seperti ini—saat Ryujin sedang sakit dan dia sedang menyembunyikan identitasnya?
Ia cepat mengemasi pakaian Ryujin, membawa juga kotak kecil itu. Saat keluar dari apartemen, hatinya penuh dengan pertanyaan. Bagaimana Ryujin bisa memiliki foto dan gelangnya? Mengapa dia tidak mengatakan apa-apa selama ini? Dan apa yang akan terjadi ketika Ryujin sadar bahwa dia adalah Anita—teman kecil yang dulu dia tunggu?.
Masih eps 1😭😭