NovelToon NovelToon
Echoes Of Furry

Echoes Of Furry

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Anak Kembar / Keluarga / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sweety Pearl

Terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan bahkan tanpa kekurangan adalah impian dari seluruh anak yang ada di dunia, sebuah keberuntungan yang didapatkan 5 anak kembar keluarga Jiang.

Keluarganya merupakan pemilik perusahaan besar yang bergerak dalam industri perumahan dan juga perdagangan secara global. Memiliki koneksi dengan beberapa perusahaan besar dan beberapa negara mambuat perusahaan tersebut sangat maju.

Tapi dibalik segala kejayaan perusahaan keluarga Jiang tersebut, banyak rahasia kelam yang terselubung dibaliknya, perlahan satu-persatu rahasia tersebut mulai terkuak saat yang tertua dari Jiang Twins belajar mengambil alih perusahaan.

Sang tertua menelusuri perlahan segala celah rahasia lalu menceritakan semua informasi yang didapatinya kepada keempat kembarannya yang lain. Banyak kejutan-kejutan yang membuat mereka berlima hampir beberapa kali berpisah atau berpencar saat bersama-sama menguak berbagai rahasia tersebut.

tertarik dengan ceritanya? Yuk mampir!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweety Pearl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Yang Baru.

❁ Happy Reading ❁

2 bulan setelah kembalinya keluarga keturunan Jianqiang ke Beijing sosok hitam yang sampai sekarang dianggap sebagai mata-mata masih ditahan kepolisian untuk ditelusuri Paman Ren dan juga Paman Jiang.

Bibi Helena pula terpaksa menyembunyikan diri selama beberapa hari ke Mexico, Itali menghindari kedatangan Xiejing yang selalu tiba-tiba dan tidak terduga apalagi terlacak.

Hari ini seperti biasa tanpa ada kegiatan apapun anak-anak Jiang Twins akan bersantai saja di rumah dengan kesibukannya masing-masing, dan hari ini juga teman-teman Fangxi seperti France juga yang lainnya akan datang mengunjungi.

Di ruang tamu ada Wenhua Qinling yang sedang selonjoran di sofa sambil membaca novel juga komik yang dipinjam dari Daxia, Fangxi sementara bermain PlayStation yang dipinjamnya dari Daxia juga, Guotin seperti biasa berkutat di dapur dan Daxia di kamar atas masih mandi.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 am bel rumah berbunyi dan Fangxi segera menghetikan permainannya untuk membukakan pintu, pintu dibuka dan wajah France juga yang lainnya ada di luar.

"Wah tumben tepat waktu begini, biasanya udah sejam dua jam baru datang," ujar Fangxi mengajak mereka masuk ke dalam.

"Wih yo bro." sapa Qinling mengulurkan tangannya untuk tos kepada Zhaoyang, pria berambut hitam gondrong tersebut membalasnya dengan tersenyum.

"Lu pada santai-santai aja dulu sebelum nanti kita buka market yang ada di dalam ruangan gua." Fangxi berlalu pergi ke dapur menghampiri Guotin.

"Qinling gimana tuh kabar lu sama gadis yang satu tempat latihan tembak?" tanya France duduk di samping Qinling.

Qinling mendengar hal tersebut bangun perlahan dari sofa beralih duduk lalu menggaruk tengkuk kepala belakangnya yang tidak gatal. "Ee gimana ya gua juga bingung sebenarnya sama perasaan gua sendiri, gua ngerasa udah lumayan dekat dua bulanan ini,"

Diliriknya Wenhua meminta tolong padanya untuk menjelaskan lebih lanjut. "Lebih tepatnya sekarang itu Qinling sendiri masih denial sama perasaannya, Yihua mah anaknya welcome banget sama keterbukaan Qinling,"

"Yeu bocah, selagi tuh gadis menerima lu lu gak usah denial sama perasaan sendiri yakinkan aja kalau lu bakalan berhasil jalin hubungan sama dia," ucap France mengelus punggung Qinling menyakinkannya.

"France bener, selagi dia mau lu harus berhasil menyakinkan diri lu tentang perasaan lu ini lalu setelahnya lu bisa coba tanyakan dengannya tentang hubungan kelanjutan yang mau gimana, mumpung dia masih mau sama lu." tambah Shenyang menepuk pundaknya.

Qinling mengangguk mengerti mendengar saran-saran lanjutan yang dijelaskan oleh Zhaoyang dan France, Fangxi Guotin datang dari dapur membawakan mereka cemilan juga minuman dingin berupa kalengan soda.

Begitu nampan diletakkan di atas meja mereka langsung menyerbu cemilan dan juga minuman tersebut sambil sesekali berbincang diselingi candaan ringan.

Daxia baru keluar lalu menutup pintu kamarnya sambil sibuk sendiri membenahi barang-barang yang dipegang di tangannya ada berupa tas, heels, dompet, dan juga aksesoris lainnya dia.

Setelah memakai heels Loubutin berwarna hitam miliknya dengan segera ia menuruni tangga lalu berbelok ke arah ruang keluarga, baru saja hendak berbelok dia sedikit kaget melihat betapa ramainya orang-orang yang berkumpul.

Dia pikir kalau saudaranya ada yang bertambah tapi ternyata hanyalah teman-teman dekat Fangxi yang datang berkunjung, langsung saja ia berjalan menghampir Fangxi untuk meminta izin keluar.

"Fangxi." panggilan pelannya membuat mereka semua yang sedang berbincang langsung diam dan menoleh ke arahnya. "Gua mau keluar bentar sekedar ke mall habis itu ke perusahaan karena dipanggil sama Papa,"

Daxia langsung berbalik setelah mencomot satu biskuit yang ada di mangkuk yang sedang dipangku Wenhua, Fangxi berteriak sedikit kencang memanggilnya lalu meletakkan soda miliknya sebelum menghampiri adiknya itu.

"Keluar sama siapa lu?" bukan Fangxi yang bertanya melainkan Guotin, Daxia menelan salivanya panik.

"Sendiri," cicitnya perlahan, Fangxi terdengar menghela nafas berat.

"Gak, gua udah tau tentang musuh lu Fangyin yang nyamperin lu di sebuah cafe .... Gua udah dengar dari Fangxi, dan sekarang lu gak boleh keluar sendirian lagi," Guotin memberi peringatan memasang wajah serius.

Qinling dan Wenhua bergantian menatap ke arah Daxia Fangxi lalu ke Guotin sambil tetap menikmati biskuit yang ada di tengah-tengah mereka.

"Tapi... "

"Nggak, jangan melawan Daxia. Kita emang sepantaran tapi ingat pangkat lu bungsu dan harus menuruti pesan dari gege-gege lu yang lain," tegas Guotin sekali lagi dan sekarang Daxia merasa sedikit takut menatap wajahnya.

"Wenhua atau Qinling gak ada yang mau nemenin?" tanya Fangxi pada kedua anak itu yang masih asik mengunyah biskuit. Wenhua langsung menggeleng, lalu Qinling hanya mengedikkan bahu. "Gak membantu,"

"Biar gua aja yang nemenin," ucap dari sebuah suara, mereka berlima langsung menoleh ke sumber suara yang ternyata adalah Shenyang.

Shenyang yang bertubuh kekar menyamai Guotin tersebut berjalan menghampiri Fangxi dan Daxia. "Gua bisa temenin Daxia sekalian gua juga mau keluar beli sesuatu, gak usah khawatir nanti gua bakalan sekalian anterin dia ke perusahaan Papa lu,"

Wenhua dan Qinling menahan senyum mendengar ucapan Shenyang, Guotin memukul keduanya untuk segera diam. Daxia mengerutkan dahinya dengan maksud perlakuan mereka bertiga barusan, France dan Zhaoyang juga terlihat menahan tawa.

"Gak perlu, gua bisa pergi sendiri." Daxia menatap Shenyang dengan sinis mengeratkan tasnya lalu berbalik.

"Emang ada yang ngizinin, hah? Kunci mobil lu sama gua loh," ucap Guotin.

Tanpa berbalik badan Daxia menunjukkan sebuah kunci lain yang dipegangnya. "Gak ada yang bilang gua bakalan pergi pakai mobil,"

Fangxi melirik ke Guotin lalu pria itu mengangguk. "Kalau sama Shenyang gua bisa pertimbangkan lu pergi keluar,"

Daxia langsung berbalik badan dengan ekspresi wajahnya yang protes. "Gua bisa pergi sendiri gua bukan anak manja yang apa-apa harus ditemenin, kalaupun ada Fangyin lagi nanti gua bisa ngelawan,"

"Gak usah keluar ajalah lu seterusnya, izin lisensi berkendara lu bakalan gua cabut baik motor ataupun mobil," tegas Wenhua tiba-tiba.

"Fuck you guys, temenin gua buruan." Daxia langsung meraih pergelangan tangan Shenyang dan menariknya keluar dari rumah.

Shenyang menyempatkan meminta kunci mobilnya yang ada di Zhaoyang dan pria itu langsung melemparkannya, beruntung kunci tersebut berhasil didapatnya.

Sementara Daxia menunggu di teras Shenyang dengan cepat masuk ke mobil menyalakan mesinnya lalu berbelok mengarah ke depan teras, turun dari mobil lalu membukakan pintu untuk Daxia duduk di sebelahnya.

Setelah Daxia masuk Shenyang berbalik menoleh ke kaca ada mereka semua mengintipnya, ia memberikan tanda jempol lalu langsung masuk ke dalam mobil.

Melaju menuju ke mall terbesar yang ada di Beijing, mall yang seolah sudah menjadi tempat langganan bagi keluarga besar Jianqiang, sampai di parkiran yang di basement Daxia langsung turun duluan.

Shenyang dengan cepat memarkirkan mobilnya lalu turun dan mengejar Daxia yang sudah berjalan masuk ke dalam mall, berjalan beriringan keduanya tidak mengatakan apapun hingga langkah membawa mereka naik ke eskalator mengarah ke lantai 1.

"Mau belanja apaan?" tanya Shenyang membuka obrolan, Daxia mengerucutkan bibirnya berpikir.

"Gua cuma mau ngambil pesanan parfum gua yang udah gua tunggu sejak beberapa minggu yang lalu, mungkin habis itu lu bisa langsung anterin gua ke perusahaan," jawabnya tersenyum tipis menoleh ke Shenyang sesaat.

Suasana canggung hingga Daxia berbelok ke toko yang menjadi tujuannya, dengan gugup begini Shenyang melihat-lihat berbagai koleksi make-up yang dipajang sementara Daxia mengambil parfum pesanannya.

Setelah selesai Shenyang berniat untuk mengajak Daxia pergi ke tempat lain atau sekedar berputar-putar mengelilingi mall. "Daxia lu mau gak ngobrol sambil makan sebentar sama gua?"

Daxia yang sedang memperhatikan botol parfum miliknya langsung terdiam dan menoleh ke sebelahnya. "Lu gak perlu berpura-pura kek begitu,"

"Maksudnya?" Shenyang menoleh menatapnya dengan penasaran.

"Gua udah tau semuanya... gak ada satu hal apapun yang bisa disembunyikan dari gua selagi lu berhadapan sama gua, bilang aja dengan terus terang kalau lu sebenarnya punya perasaan kan ke gua,"

Dalam sedetik seperti ada petir yang menyambar jantungnya yang membuatnya sangat kaget, Shenyang terdiam tidak berkutik mengingat lagi kalau tidak mungkin Fangxi apalagi saudaranya yang lain akan mengatakan hal ini pada Daxia.

"Gak perlu tegang begitu, jangan tanya gua tau dari mana. Gua punya insting yang sangat peka dengan keadaan sekitar bukan Fangxi apalagi Qinling yang mengatakan ini," jelas Daxia.

Shenyang kelabakan dan panik sendiri hingga berhenti berjalan, Daxia menoleh berbalik tersenyum tipis melihat wajah tegang yang terlukis di sana.

"Sorry for loving you, Jiang Daxia."

❁ See You In The Next Part ❁

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!