NovelToon NovelToon
Criminal Love

Criminal Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Time Travel / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Mengubah sejarah / Persahabatan
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Choi Kim Ae

Kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan cinta pertama ku dari kematian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choi Kim Ae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 25

Waaah.. Aku merinding mendengarnya menggoda ku. Padahal dulu saat aku baru mengenalnya, lalu menjadi kekasihnya bahkan sampai menjadi istrinya, dia tak pernah mengatakan omong kosong seperti itu. Ternyata seperti ini sosok Mas Davi diusia 22 tahun?

Aku tak bisa mengatakan apapun lagi padanya. Aku hanya bisa tersenyum saat menatapnya.

"Duluan ya, Rivanza." Kata Mas Davi lalu pergi meninggalkan ku.

Aku menatap punggungnya sampai menghilang dari pandangan ku.

"Siapa dia?" Kata Nicky yang tiba-tiba muncul.

Aku melihat kearahnya yang berdiri tepat disampingku, dia menatap ku dengan tatapan dingin seolah aku melakukan sebuah kesalahan yang membuatnya murka.

"Nicky?" Kata ku yang terkejut atas kehadirannya.

"Kenapa lo menatapnya sampai seperti itu?" Kata Nicky sambil mendekatkan wajahnya padaku dan menatap ku tajam.

Aku hanya diam menatapnya. Sikap posesif Nicky benar-benar membuat ku tak bisa berkutik.

"Haaaah.. Gue belum pernah merasakan hal ini sebelumnya. Gue nggak bisa sembunyiin lagi. Yang ada malah bikin gue pusing. Ah sialan! Bisa-bisa gue beneran gila." Nicky menggerutu frustasi sambil mengibaskan baju yang dikenakannya.

Lagi-lagi aku hanya terdiam. Nicky mengambil alih beberapa cup puding dan piring berisi buah yang ada ditangan ku.

"Jangan menyukainya!" Nicky memperingati ku dengan tegas, lalu berlalu membawa semua dessert yang sebelumnya ku bawa.

Aku menatap punggung anak itu sambil tercengang.

Apa-apaan dia barusan? Dan kenapa aku tak bisa mengatakan apapun dihadapannya tadi?

Ah Nicky! Terserah kau sajalah.

Aku kembali ke kursi ku bersama dengan teman-teman ku lagi. Ku perhatikan wajah Nicky yang sedang makan buah dengan ekspresi dingin, tampak jelas seperti sedang menahan emosinya.

Lalu aku melihat wajah teman ku satu persatu yang seolah bertanya pada ku, "Ada apa dengannya?"

Aku hanya bisa mengangkat bahu ku dan menggeleng, "Entahlah."

Karena saat bersama ku biasanya Nicky tak pernah menunjukkan ekspresi itu, ekspresi yang sebenarnya sudah melekat pada dirinya. Namun kali ini dia kembali menunjukan ekspresi itu.

Karena sikap Nicky yang tiba-tiba berubah seperti ini, suasananya jadi agak canggung. Kami semua sama-sama diam.

"Hey! Pelan-pelan. Lo bisa tersedak lagi kalau makan seperti itu!" Kata ku.

Aku mencoba mencairkan suasana kembali.

Nicky hanya menatap ku tajam tanpa mengatakan apapun, lalu kembali memakan buahnya.

Sumpah, anak ini benar-benar membuat ku ngeri.

"Hey! Dengar tidak?" Kata ku lagi yang berusaha menutupi perasaan ku yang semakin tak enak pada Nicky.

"Iya." Jawab Nicky singkat.

Haaaah.. Anak itu ternyata memiliki sisi yang seperti itu.

Dia menunjukkan dengan jelas perasaannya padaku. Meskipun aku juga menyukainya, tapi tetap saja aku tak bisa juga menyembunyikan perasaan ku ketika bertemu dengan Mas Davi.

Aku tak menyangka hal itu akan membuatnya menjadi seperti ini. Apa yang harus ku lakukan ya?

Apa yang akan dia lakukan jika tau bahwa apa sebenarnya tujuan ku kemari menemuinya? Apa yang akan dia lakukan jika ia tau bahwa aku tak akan pernah bersatu dengannya, karena aku akan menikah dengan Mas Davi kelak.

Selesai makan siang, kami kembali berkumpul di aula dan menjalani beberapa kegiatan seperti mendengarkan penjelasan tentang ilmu fotografi dan jurnalistik dari sang ahli.

Kami juga dapat kesempatan untuk mencoba memegang kamera dan diajarkan bagaimana cara mengambil gambar atau video yang baik.

Setelah itu kami diberi tugas berkelompok dan membuat video laporan cuaca. Dengan 2 orang anggota, 1 sebagai kameramen dan 1 sebagai pembawa acara.

Dari hasil undian, aku mendapatkan Luna sebagai partner ku, sementara Nicky mendapatkan Giska sebagai partner, lalu Jake berkelompok dengan salah seorang dari sekolah lain mengingat kepribadiannya yang cenderung paling mudah beradaptasi diantara kami.

Aku sangat menyayangkan kenapa Giska harus memiliki kesempatan untuk bersama Nicky? Aku sendiri belum dapat menganalisa dengan jelas Giska orang yang seperti apa, bagi ku dia terlalu abu-abu.

Kegiatan kami pun berjalan dengan lancar, aku cukup mendapatkan banyak ilmu dari kegiatan kali ini. Suasananya juga sangat hangat dan menyenangkan. Meskipun kami tak saling kenal dengan orang-orang dari sekolah lain, tapi kami saling bertegur sapa, saling berbagi ilmu bersama tanpa memandang status sosial.

Mungkin kalau aku tak kembali ke masa ini, aku tak akan pernah merasakan bagaimana rasanya berkumpul bersama orang-orang yang tak pernah ku kenal sebelumnya, tertawa bersama dan berbagi cerita seperti saat ini. Rasanya aku tak ingin kegiatan ini berakhir.

Hari pun mulai sore. Waktu menunjukan pukul 5, kami semua kembali ke unit untuk beristirahat dan akan kembali lagi pada pukul 7 malam nanti.

Aku akan mengajak Nicky bicara. Aku benar-benar tak nyaman dengan sikapnya yang seperti ini.

Namun ketika hendak masuk ke unit aku melihat Nicky sedang mengobrol bersama Giska sambil tersenyum.

Ah jadi seperti ini yang dia rasakan saat melihat ku mengobrol dengan Mas Davi tadi? Ada rasa cemburu tapi tak ada yang bisa dilakukan mengingat status kami yang tidak jelas.

Rasanya panas. Seolah tak suka melihatnya tersenyum seperti itu pada orang lain selain diriku.

Ngomong-ngomong panas, aku jadi merasa haus. Tiba-tiba aku teringat, botol minum ku tertinggal di aula tadi. Aku memutar balik tubuh ku dan berlari ke aula untuk mengambil botol minum ku.

Masih ada beberapa orang di aula, disana juga ada Mas Davi.

Ah tidak, apa lagi ini?

Mas Davi sedang bersama salah satu mentor perempuan, itu Kak Aurora. Mereka sedang mengobrol sambil tertawa seperti yang dilakukan Nicky dan Giska tadi.

Terlihat tangan Mas Davi mengusap kepala gadis cantik itu dengan lembut. Tatapan Mas Davi sangat dalam pada gadis itu, sama seperti saat sedang menatap ku di kehidupan sebelumnya.

Gadis itu terus tersenyum dengan wajah cantiknya.

Sedetik kemudian seseorang menghampiri mereka.

"Woy, enak ya pacaran terooos. Ayo lah, masih ada yang harus disiapkan!" Seorang pria yang selalu bersama Mas Davi sebelumnya datang lalu pergi lagi setelah mengatakan hal itu.

Pacaran?

Lalu aku melihat Mas Davi dan Kak Aurora bangkit dari duduknya dan mereka bergandengan tangan.

Seketika hatiku mencelos. Terntata mereka benar-benar pacaran.

"Dasar buaya darat! Untuk apa menggoda ku tadi kalau dia sudah punya pacar! Cih!" Gerutu ku kesal.

Mas Davi memang akan menjadi suami ku nanti. Tapi aku tak berhak masuk dan mengganggu hubungan percintaannya sekarang kan?

Rasanya lebih baik tak mengetahui apapun daripada harus melihat orang yang akan menjadi suami ku bermesraan dengan orang selain aku.

Tapi seharusnya aku juga tak muncul di kehidupannya disaat seperti ini kan. Salah sendiri aku mengenalnya.

Ada perasaan kecewa, namun tak sepanas ketika aki melihat Nicky bersama Giska tadi. Karena dalam hati ku saat ini hanya didominasi oleh Nicky.

Sebaiknya aku tak mengganggu kehidupan Mas Davi saat ini. Biarlah dia menikmati masa mudanya, aku mempercayainya karena dia pria yang baik.

Aku pun akan menikmati masa ini sekarang, masa yang tak pernah ku rasakan sebelumnya. Ini adalah pilihan ku, semoga aku tak menyesalinya.

1
Murni Dewita
👣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!