Setelah akadnya bersama sang suami, Aleta mengetahui fakta yang menyakitkan. Laki-laki yang baru beberapa jam menjadi suaminya ternyata selama ini mengkhianatinya. Lebih menyakitkan lagi selingkuhan dari sang suami yakni orang terdekatnya. Aleta hancur, hidupnya tak berati lagi, namun ia tak ingin hidupnya sia-sia untuk laki-laki yang telah mengkhianatinya. Ia bersumpah akan membalas rasa sakitnya kepada kedua orang yang sekarang menjadi incaran atas rasa sakit hatinya.
Namun siapa sangka? setelah mendapatkan kehancuran dalam hidupnya, Aleta justru dipertemukan dengan seorang laki-laki yang akan merubah hidupnya, ia juga yang membantu Aleta membalaskan dendam.
Arfandra Nanggala, laki-laki mapan,tampan, juga sangat pintar dalam bersandiwara, menyembunyikan setatus dirinya juga termasuk bagian dalam sandiwara Arfandra.
"Kamu tidak ingat perjanjian kita diawal?"
"Untuk sekarang aku masih ingat, tapi tidak tahu ke depannya."
Damn
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 7
Kalau ada istri durhaka di dunia ini salah satunya ialah Aleta. Sudah 1 bulan menikah dengan Dipta namun gadis itu belum juga memberikan hak Dipta. Jangankan memberi hal inti itu, memasak untuk Dipta saja bisa dihitung jari. Perlakuan tidak seharusnya Aleta kepada suaminya karena suatu alasan, apa lagi memangnya jika bukan karena rasa kesalnya dengan Dipta yang sudah menyelingkuhinya.
Aleta juga berniat untuk membalaskan dendam entah dengan cara apa, Aleta ingin Dipta merasakan apa yang ia rasakan, atau kalau bisa pisah secepat mungkin. Jika saja selingkuhan Dipta bukan kakak kandung Aleta sendiri mungkin di hari akadnya Aleta juga akan langsung meminta berpisah dengan laki-laki itu.
"Kamu masak sayang?" tanya Dipta melihat makanan di meja makan.
Aleta tersenyum manis, lalu menggeleng pelan. "Enggak kok kak, tadi aku gofood," jelasnya seketika membuat Dipta menghela napas.
Aleta tahu jika Dipta kecewa, tetapi ia masa bodoh saja, semua tidak akan seperti ini jika saja Dipta tidak bertindak di luar batas. Menyakitinya.
"Oh iya kak, nanti aku jadi kerja ya? Perusahaan di sana sudah memberitahuku," ujar Aleta tidak ingin melewatkan momennya dengan Dipta.
Bukan momen romantis mereka, melainkan Aleta yang kembali membujuk Dipta agar diperbolehkan bekerja. Ia ingin segera bisa bekerja dan menikmati hidup menjadi istri rasa gadis, ngomong-ngomong tentang gadis, Aleta baru ingat jika hari ini Devina akan kembali ke luar kota dimana ia kuliah. Devina pergi untuk mengambil barang-barang miliknya yang masih tertinggak di kosnya. Gadis itu berniat mencari pekerjaan di kota kelahirannya setelah selesai kuliah.
Dan Aleta juga sangat berterimakasih dengan gadis itu karena sudah memberinya informasi pekerjaan. Ia akan segera bertemu dengan dunia baru dan akan semakin mudah menghindar dari Dipta.
"Kenapa kamu tidak nurut sih Ta? Apa uang yang aku beri kurang?" Dipta keberatan dengan keinginan Aleta.
"Enggak kok kak, tapi aku bosan terus berdiam di rumah. Itung-itung biar ijazah aku terpakai juga," jelasnya.
"Kalau bosan kamu kan bisa jaga anak Ta, kita langsung program kehamilan saja. Aku bisa ambil cuti lagi untuk kita pergi honeymoon kalau ka-"
"Nggak perlu kak. Kakak nggak perlu cuti untuk itu. Lagian aku sengaja nunda semua ini karena aku punya kejutan untuk kak Dipta," ujarnya diiringi senyum.
Menaikan satu alisnya. Dipta menatap lamat Aleta. "Kejutan?" tanyanya langsung dibalas anggukan kepala oleh Aleta.
"Apa itu sayang?" tanyanya berniat untuk beranjak dari duduknya. Namun lagi-lagi Aleta berusaha membuat Dipta tetap berada di tempatnya. Aleta sengaja mengelus menggenggam dan mengelus punggung tangan Dipta.
Itu berhasil karena Dipta tidak jadi beranjak dari duduknya dan memilih untuk menikmati sentuhan lembut Aleta pada tangannya.
"Maaf kalau selama ini aku belum bisa jadi istri yang baik untuk kaka, semoga kakak nggak berpaling ya?" ujarnya seketika membuat Dipta tersedak air liurnya sendiri.
"Kaka, nggak papa?" tanya Aleta pura-pura khawatir. Sudut bibirnya sedikit tertarik ke atas tanpa diketahui Dipta.
"Nggak sayang."
"Sabar ya kak, karena aku punya kejutan yang pastinya bikin kakak nggak bisa lupain."
Dengan sensual Aleta kembali mengelus punggung tangan Dipta. Bahkan dengan sengaja ia memasang wajah yang cukup menggairahkan, wajah lugunya hilang tergantikan dengan wajah nakal seakan menggoda Dipta.
Sial, Dipta benar-benar merasa terangsang karena sentuhan Aleta pada punggung tangannya, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa karena pagi ini ia akan ikut rapat bersama dengan teman-temannya di kantor.
"Kiss untuk pagi ini saja sayang, aku bisa gila kalau tidak mendapatkan apa-apa dari kamu," pintanya dituruti oleh Aleta.
Gadis itu mendekat ke arah Dipta, lalu tangannya merangkul Dipta dan segera memberi kecupan lembut pada bibir laki-laki itu. Namun semua tidak berakhir sampai situ saja karena Dipta tiba-tiba melumat bibir Aleta dengan sangat brutal sampai menggigit bagian bawah bibir gadis itu.
Aleta terkejut, namun ia pura-pura menikmatinya. Dirasa cukup, tangan Aleta sengaja mendorong dada bidang Dipta untuk menghentikan kegiatan mereka.
"Hati-hati." Aleta melambaikan tangannya bersamaan dengan mobil Dipta yang mulai pergi.
Terdengar helaan napas dari Aleta. Ia menepuk pipinya beberapa kali mengingat apa yang tadi dilakukannya pada suaminya.
"Gila Ta, lo hampir aja bangunin singa tidur," gumamnya.
Tetapi Aleta berani melakukan itu setiap kali Dipta terhimpit waktu ke kantornya. Aleta mana berani melakukan hal gila itu jika Dipta berada di rumah dan sedang bebas, seperti halnya ketika hari minggu, Aleta akan sibuk dengan kegiatan rumah atau menyuruh Devina untuk datang, Devina selalu bisa menyelamatkannya selama gadis itu masih berada di kotanya.
Tubuh ramping yang sudah dibaluti blues biru muda itu memutar di depan kaca. Matanya meneliti setiap kain yang melekat pada tubuhnya.
"Sopan kan baju gue?" ujarnya pada diri sendiri.
Setelahnya tangannya sibuk memberi warna merah pada bagian bibirnya, Aleta sengaja memilih warna lipstik yang tidak begitu kentara ketika digunakannya. Gadis itu sedikit menyelipkan anak rambut di belkakang telinganya.
Turun dari taksi yang tadi di pesan olehnya. Aleta memandangi bangunan kantor yang akan menjadi tempatnya bekerja mulai hari ini. Ia menghela napas dalam sebelum akhirnya siap untuk melangkah.
Sepatu hak tingginya mulai membawa langkah Aleta semakin dekat. Ia segera masuk ke dalam gedung dengan tingkat tinggi tersebut.
Byurrrr
Aleta melongo mendapati kejadian yang baru saja terjadi, sangat cepat dan juga masih belum bisa dicerna olehnya. Semua yang berada di sana langsung menatap ke arahnya, tidak terkecuali si pelaku yang juga menatapnya bersalah.
"Ma-maaf mba," ujarnya tergagap.
Aleta masih diam. Ia ingin menangis sekarang juga mendapati dirinya yang sudah penuh dengan air yang sedang dibawa oleh laki-laki yang berada di depannya. Laki-laki dengan seragam biru yang warnanya hampir sama dengan warna baju yang sedang dikenakan olehnya.
"Aleta ya? Ayo ikut gue."
Tiba-tiba seorang wanita mengajaknya dan membawanya untuk segera pergi dari situ. Aleta menurut saja, sejujurnya ia sangat ingin menegur laki-laki yang sudah membuatnya merasa sial hari ini. Belum apa-apa Aleta sudah diberi kejutan di tempatnya bekerja.
Setelah mengganti pakaian yang diberi oleh wanita tadi. Aleta segera keluar dan menemui wanita tersebut.
"Terimakasih kak," ujar Aleta masih sungkan.
"Santai aja, lo gimana? nggak papa kan?" tanyanya yang dibalas anggukan kepala oleh Aleta.
"Aman kok kak," balasnya tersenyum tipis.
"Tadi itu OB baru, jadi maklumi aja ya Aleta," jelas wanita tersebut.
"By the way, aku Narika, kamu bisa panggil aku Rika."
"Iya kak, salam kenal ya kak?"
"Ya udah yuk buruan ke sana. Kamu juga haru kenal sama karyawan yang lain," ajaknya langsung menggandeng tangan Aleta.
Kesan pertama Aleta bertemu dengan Rika cukup membuatnya senang, Rika ramah dan sudah membantunya disaat ia butuh, meski sempat mengalami kejadian yang tidak mengenakan tadi.
jalan cerita novel ini bagus, tapi,
klo teteh buat novel yg menceritakan anak sekolah,kok ada nyawa nya, di novel tersebut.
thanks teh 💪💪
dinner nya mas Fandra tuh ga bs terlupa sm mba Tata. 😍😍😍
pake acara jatoh dlu dr motor. dan mba Tata lgsg panik seketika denger mas Fandra kecelakaan😁😁🤭🤭
cieee mulai bertumbuh kuncup nya nih bunga cinta mba Tata untuk mas Fandra💃💃💃
bukannya dia bertanggung jawab sm Alesa. malah di permainkan dr sikap Alesa karna jd cewe bodoh yg mau sm cowo buaya kayak Dipta 😤😤😤
untung aja Aleta udah lepas jd msh janda ting ting🙃🙃
waaahh, jangan jangan Dimas nih yg jadi mata mata dr perusahaan saingan🙄🤔
dan dia mau jg sm Aleta. dan kalau tau Fandra alias mas OB itu pemilik perusahaan bs makin gencar biar sakit hati sekalian itu mas Fandra gegara mba Tata di ambil😌😌
tp jangan salah mba Tata sm mas Fandra udah mau nikah. yeyeyeyeye 💃💃💃