Jangan lupa likenya😘
Awal cerita tentang ibu rumah tangga yang bernama Rosella, dia mendapati kalau suaminya yang dia cintai bercumbu dikamar hotel bersama sekertaris pribadi nya.
saat Rosella pergi dari tempat itu, dia yang dikejar oleh suaminya, tiba-tiba sebuah mobil menabrak Rosella dan dia meninggal ditempat kejadian.
Tiba-tiba saja dia mendengar suara tawa dan candaan, saat dia membuka mata dan dia melihat kalau dirinya ada di kelas SMA nya yang dulu.
Saat itu dia belum bertemu dengan suaminya Mario, tapi dia untuk pertama kali nya, dirinya bertemu dengan Martin kakak Mario yang menjadi guru magang disekolah Rosella dulu.
Apakah Rosella akan memperbaiki hubungan dirinya dengan Mario?
atau sebaliknya dia malah memilih pria lain dan tidak mau kembali kepada Mario?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apartemen Louis.
Suasana yang ada di apartemen Louis terasa canggung antara mereka, Rosella pun meminta izin untuk masuk kedalam kamarnya dan berganti baju.
Sedangkan Martin,dia menyiapkan bahan masakan untuk dia persiapkan.
Dan tak beberapa lama Rosella yang sudah berganti baju, menghampiri Martin ke dapur.
"Apakah ada yang bisa aku bantu? " Tanya Rosella.
"Sebaiknya nona besar, duduk dengan manis saja" Ucap Martin sambil bercanda.
Martin pun mulai membicarakan tentang Louis, dia penasaran siapa Louis sebenarnya. Karena yang dia tahu saudara Rosella ada dua dan Louis bukan saudara mereka.
"Dia calon kakak iparku" Jawab Rosella dengan santai.
Martin pun menjadi terkejut mendengar ucapan Rosella tadi, dia tidak menyangka salah satu saudara Rosella ada yang gay.
"Kenapa kamu diam?, apa kamu terkejut atau mau memandang sebelah mata pada kakakku? " Ucap Rosella.
"Bukan seperti itu!, aku tidak mengira kalau kakakmu Bimo yang kamu jodohkan dengan temanmu itu seorang gay" Ucap Martin.
"Bukan kak Bimo, tapi kakakku yang satunya. Nanti aku akan kenalkan dengannya, jika kalian ketemu" Ucap Rosella sambil tersenyum.
Martin pun senang, sekarang mereka sudah tidak canggung lagi. Rosella pun yang melihat, Martin yang sedang sibuk didapur sendirian.
Dia pun ikut membantunya dengan perkerjaan yang ringan, mereka berdua saling mengakrabkan diri dan Martin tidak bisa lagi menyembunyikan perhatiannya saat didekat Rosella.
Saat rambut depan Rosella menghalangi pandangan dirinya, dengan perhatiannya Martin menyikap rambut depan Rosella ke telinganya.
Rosella pun tersenyum diperlakukan manis oleh Martin, sambil curi pandangan kearahnya.
"Kita seperti ini, seperti sepasang kekasih. Betulkan dok? " Ucap Rosella sambil tersenyum.
Seketika itu juga Rosella tersadar dengan ucapan konyolnya pada Martin.
"Dasar bodoh!, aku tadi bicara apa?. Jika seperti ini sama saja mengungkapkan isi hatiku! " Suara hati Rosella.
Rosella yang berusaha menghindari Martin lagi, dan minta izin mau ambil ponsel di kamarnya.
Tapi Martin menahan Rosella pergi dari sana, Rosella pun yang terkejut melihat sikap Martin yang berani menghalangi dirinya.
"Apa yang kamu lakukan? " Tanya Rosella yang gugup.
"Kenapa kamu selalu menghindariku dari tadi? " Tanya Martin.
Rosella dan Martin malah berdebat, dan Rosella masih menutupi perasaannya pada Martin.
"Biarkan aku berterus-terang dengan perasaanku padamu, tapi jangan kamu jauhi diriku" Ucap Martin.
"Aku__" Ucap Rosella yang gugup dan bimbang dengan perasaannya.
"Bolehkah aku menyukaimu yang dikehidupan sebelumnya aku menjadi saudara ipar mu? " Suara hati Rosella.
"Apa yang kau ragukan pada diriku?, kau wanita satu-satunya yang membuat diriku jatuh hati" Ucap Martin yang tulus.
Martin pun memasang wajah kecewa pada Rosella, sambil melanjutkan pekerjaannya. Karena Rosella hanya diam, dalam pikirannya.
"Walaupun aku masih takut terluka lagi, tapi aku tidak bisa membohongi diriku kalau aku juga menyukai Martin" Suara hati Rosella.
Saat Martin memotong sayur untuk salad, tiba-tiba saja Rosella mendekati Martin dan mencium pipi Martin sebelah kanannya.
Martin pun kaget dengan barusan yang terjadi tadi, karena terkejutnya dia melepaskan pisau dapur dari tangannya. Dan memandang kearah Rosella, yang tersenyum kearahnya.
"Apa itu tadi? " Tanya Martin.
Rosella lalu mengecup bibir Martin saat dia selesai bicara, kecupan bibir Rosella tadi membuat Martin yang semakin syok. Dia hanya terdiam karena kontak fisik dadakan Rosella, dia hanya bisa termenung.
"Itu jawabanku, sebenarnya dari dulu saat kamu jadi guru ku. Aku sudah menyukaimu, aku hanya takut kamu mempermainkan aku karena kekayaan keluarga ku. Jadi aku mencoba menahan perasaan ini" Ucap Rosella sambil tersenyum kearah Martin.
"Dan aku juga takut karena kamu adalah kakak iparku, apa aku bisa menghapus ingatan bahwa kamu saudara iparku di kehidupan ku sebelumnya?. Tapi aku akan memberanikan diriku untuk mencintai mu" Suara hati Rosella.
Mereka berdua meleparkan senyum manis mereka dan pandangan mereka berdua penuh dengan tatapan cinta, Martin pun sekali lagi menegaskan hubungan mereka berdua.
"Apa kita benar-benar berpacaran? " Tanya Martin sambil tersenyum.
"Iya, tapi saat kita di rumah sakit kita harus profesional. Jangan sampai kita ketahuan sedang berpacaran, nanti jadi risih dengan rekan kerja kita" Ucap Rosella dengan tegas.
"Maksudmu kita berpacaran sembunyi-sembunyi? " Tanya Martin.
"Iya, untuk orang terdekat kita. Juga sama, tapi jika mereka mengetahui sendiri kita cukup menjelaskan saja" Penjelasan Rosella.
Tampang Martin pun berubah cemberut, karena ucapan Rosella tadi.
"Jika kamu tidak mau, sebaiknya kita batalkan saja" Ucap Rosella.
"Bagaimana bisa seperti itu?, tidak__aku setuju. Asalkan aku bisa bersamamu, walaupun sembunyi-sembunyi pasti hubungan kita tidak akan membosankan" Ucap Martin yang bersemangat.
"Sejak kapan dokter ku jadi selucu ini! " Goda Rosella sambil tersenyum.
Mereka berdua pun terus bercanda dan apartemen Louis penuh dengan tawa mereka berdua, rencana Louis untuk mendekatkan mereka berdua pun berhasil.
"Sepertinya aku terlalu lama meninggalkan mereka berdua didalam, aku takut mereka berdua bermesraan berlebihan di apartemen ku.
Tiba-tiba dibelakang Louis ada yang memanggil nya.
" Louis! "Panggil Thomas.
Louis yang mengenali suara Thomas, langsung saja dia menoleh kearah belakangnya.
Dengan wajah yang bahagia dia berlari kearah Thomas, dan lalu memeluk dirinya dengan erat.
Begitu juga dengan Thomas yang membalas pelukan Louis, lalu kebahagiaan Louis pun berhenti setelah Thomas menanyakan keberadaan Rosella.
"Rosella ada di apartemen kan? " Tanya Thomas sambil tersenyum.
"Iya, dia ada didalam" Jawab Louis tidak sadar kalau sekarang Rosella bersama dengan Martin.
"Gawat apa yang aku katakan?, didalam juga ada Martin. Bagaimana kalau dia masih disana bisa gawat?, Thomas akan sangat marah kepada kami nanti terutama aku yang memasukkan pria lain di rumah kami" Suara hati Louis.
Saat Thomas berjalan duluan kearah apartemen mereka, tiba-tiba Louis menghentikan dirinya.
"Tunggu dulu!, sebaiknya kita pergi beli kue pesanan Rosella. Aku lupa membelinya, jadi ikut aku memberikan untuk dirinya" Ucap Louis yang berbohong.
"Tapi barang-barangku bagaimana? " Tanya Thomas yang kebingungan.
"Kita titipkan saja pada pak satpam apartemen saja, itu pasti aman. Ayo cepat keburu toko favorit Rosella tutup! " Ucap Louis sambil mengajak Thomas pergi bersamanya.
"Iya__, aku baru saja sampai disuruh pergi lagi" Gerutu Thomas.
Beberapa barang Thomas dititipkan ke satpam apartemen disana, dan Louis buru-buru mengajak Thomas untuk ikut dengan dirinya.
Sepanjang perjalanan bersama Thomas, Louis berusaha menelepon Rosella. Tapi Rosella yang sedang sibuk bercanda gurau dengan Martin dia pun tidak mendengar bunyi dering ponselnya.
Makanan pun sebagian sudah matang, dan dihidangkan oleh Martin dimeja makan yang ada di apartemen Louis.
"Kelihatannya enak sekali!, enaknya punya pacar yang bisa masak. Jadi saat kita hidup bersama jadi aku tidak usah repot-repot memasak,karena aku tidak bisa bisa memasak" Ucap Rosella sambil tersenyum.
"Memangnya kamu bisa apa? " Tanya Martin yang tersenyum.
"Bisa makan" Ucap Rosella sambil bercanda.
Ditengah candanya Rosella yang mau menghubungi Louis, karena sudah hampir dua jam belum kembali dari minimarket.
Rosella pun melihat 40 panggilan masuk dari Louis dan sebuah pesan dari Louis, saat Rosella membacanya dia pun terkejut dan binggung.