NovelToon NovelToon
[Bukan] Muhalil

[Bukan] Muhalil

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:35.9k
Nilai: 5
Nama Author: syitahfadilah

Kiara percaya cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Tapi ternyata, bermodalkan cinta saja tidaklah cukup. Pernikahan yang baru berjalan 1 tahun atas dasar perjodohan itu harus berakhir begitu saja setelah Erick menjatuhkan talak untuk yang ketiga kalinya. Alasannya selalu sama, hanya karena merasa tidak diperhatikan. Padahal, sebelum memutuskan menikah mereka sudah sepakat akan saling memahami profesi masing-masing.

3 bulan kemudian Erick kembali dengan sejuta penyesalan dan meminta rujuk. Kiara yang sejatinya masih mencintai sang mantan suami kembali memberikan kesempatan meski tahu jalan kembali kali ini harus melewati lika-liku yang rumit. Kiara harus menikah terlebih dahulu dengan laki-laki lain yang disebut muhalil.

Bagaimanakah perjalanan rumah tangga Kiara bersama suami muhalilnya dalam bayang-bayang Erick yang menanti mereka segera bercerai? Namun, siapa sangka dibalik pernikahan muhalil itu, ternyata tersimpan sebuah rahasia yang berusaha dibongkar oleh sang muhalil.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28. KALIAN SALING MENGENAL?

Begitu sampai di rumah sakit, Kiara langsung membawa Denis menuju ruang poli ortopedi karena sudah membuat janji sebelumnya. Liana tidak ikut masuk dan memilih untuk menunggu diluar.

Tak berapa lama kemudian, proses terapi pun segera dimulai.

Cukup lama memperhatikan, tanpa sadar Kiara tersenyum tipis ketika Denis mulai mencoba menapakkan kakinya, meski terlihat meringis, namun suaminya bisa sedikit demi sedikit. Meski hanya menganggap Denis hanya suami selingan, namun dia tetap berharap Denis segera sembuh. Pun dengan amnesia yang dialaminya, dia sangat berharap ingatan Denis segera pulih agar mereka segera bisa mengakhiri pernikahan muhalil itu.

Denis sangat senang bisa menapakkan kakinya ke lantai, meski masih terasa nyeri namun ia yakin dirinya akan bisa segera sembuh dalam waktu dekat. Namun, tiba-tiba ia kehilangan keseimbangan dan hampir saja terjatuh jika Kiara yang berdiri di sampingnya tak sigap menangkap tubuhnya.

"Kamu gak apa-apa, kan?" Tanya Kiara cemas. Bagaimana tidak, dia sangat terkejut tadi dan untung saja kuat menahan bobot tubuh Denis agar tidak sampai terjatuh.

Denis hanya menggeleng sambil tersenyum. Diam-diam, sebelah tangannya menyelinap memeluk pinggang Kiara yang membuat raut wajah sang istri yang sebelumnya cemas langsung mendelik tajam.

"Dok, bisa diulang lagi?" Tanya Kiara pada dokter pria paruh baya yang menangani Denis.

"Bisa dokter Kia. Untuk Pak Denis, dilakukan dengan perlahan saja ya, jangan tergesa-gesa." Ucap dokter tersebut.

Denis hanya mengangguk, karena terlalu bersemangat ia memang tergesa-gesa tadinya hingga akhirnya kehilangan keseimbangan.

Sementara itu diluar ruangan. Liana yang merasa suntuk hanya duduk sambil sesekali bermain ponsel, memilih untuk ke kantin rumah sakit membeli camilan. Seiring langkahnya, samar-samar dia melihat sosok yang begitu familiar. Dia mempercepat langkahnya demi memastikan penglihatannya.

Kedua matanya membulat saat semakin dekat dan dapat melihat dengan jelas, "Mas Erick?" Gumamnya, meski hanya melihat dari belakang tapi dia sangat hapal postur tubuh suaminya. Dia kemudian berlari menghampiri suaminya itu yang berjalan nampak lunglai sambil memegangi perut.

"Mas Erick," panggilnya.

Erick menoleh, wajahnya seketika nampak tegang melihat kedatangan Liana yang tiba-tiba. Dia yang tadinya berjalan sambil meringis, sesegera mungkin menormalkan ekspresi wajah dengan tersenyum seraya menurunkan tangan yang sejak tadi bertengger di perut.

"Kamu ngapain di sini, Ana?" Tanya Erick begitu istrinya telah berdiri dihadapannya.

Liana tak langsung menjawab, kedua matanya justru sibuk meneliti suaminya dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Ana, apa Shanum demam lagi?" Kembali Erick bertanya.

Liana menggeleng, "Aku datang ke sini bersama Bang Denis dan Kiara. Bang Denis sedang terapi kaki," jawabnya lalu terdiam sejenak. "Mas Erick sendiri, sedang apa disini?" Tanyanya dengan tatapan menyelidik.

Erick menipiskan bibirnya sambil memikirkan jawaban. Dia tidak ingin membuat Liana cemas bila tahu apa yang sedang dilakukannya di rumah sakit. Belum menemukan jawaban, tiba-tiba seorang suster memanggilnya.

"Pak Erick,"

Erick langsung melirik Liana yang menatapnya dengan intens. Berharap suster tersebut tidak mengatakan apapun dihadapan istrinya.

"Pak Erick silahkan ke ruang dokter, beliau baru saja datang." Ucap suster itu setelah berdiri di samping Erick.

Erick hanya mengangguk, lantas suster itu segera pergi. Dia sedang ada janji untuk memeriksakan diri, namun begitu sampai ternyata dokternya belum tiba dan dia memutuskan untuk ke kantin sambil menunggu.

"Mas, apa yang kamu sembunyikan dari aku?" Liana tak dapat menahannya lagi untuk tidak bertanya. Saat melihat memar yang cukup banyak ditubuh suaminya, dia kesulitan tidur setiap malam memikirkan itu. Istri mana yang tak merasa cemas memikirkan keadaan suaminya yang sedang tak baik-baik saja.

Melihat suaminya yang hanya diam, Liana pun maju memangkas jarak. Sebelah tangannya telur menyentuh bagian perut suaminya yang refleks membuat Erick seketika meringis. Liana tersenyum getir melihat itu, "Kenapa Mas? Kenapa tidak mau memberitahuku?" Kedua matanya seketika berkaca-kaca, pikiran negatif seketika menghantui. Apakah dia sudah tidak penting lagi sehingga Erick memilih merahasiakan itu darinya. Padahal dulu, bekas gigitan nyamuk saja suaminya itu langsung mengaduh padanya.

"Ana, aku... ." Erick tak sanggup meneruskan, dia memejamkan mata sambil menghela nafas panjang. Sudah cukup selama ini menyakiti hati istrinya dengan menikahi Kiara, dia tidak mau menambah kesakitan istrinya lagi dengan memperlihatkan semua luka ditubuhnya. Selain itu, dia juga khawatir Liana akan kembali berontak seperti dulu.

Liana pernah menentang keras rencana perjodohan yang memiliki niat terselubung itu, namun yang terjadi Liana justru mendapatkan ancaman yang langsung membuatnya bungkam. Begitupun dengan Erick yang juga diancam bila menolak menikahi Kiara.

Andai dia punya kuasa, dia akan melawan. Tapi apa dayanya. Uang saja hanya dibekali secukupnya dan bisa dibilang hanya modal untuk mendekati Kiara kembali. Itupun dia menyisihkan sebagian untuk dia kirimkan ke Liana.

"Mas ingin bertemu dokter kan, ayo aku temani?" Liana mengusap sudut matanya kemudian mengapit lengan suaminya, "Ayo Mas, dimana ruangan dokternya?"

Dan akhirnya Erick hanya pasrah, dia merentangkan sebelah tangannya menunjuk ke suatu arah. Liana pun gegas membawa suaminya ke sana.

Begitu telah berada di dalam ruangan, dokter segera meminta Denis berbaring. Cairan bening seketika lolos membasahi pipi Liana begitu dokter melepas pakaian suaminya, lebam yang dilihatnya malam itu kini semakin bertambah. Dalam pikirannya mencoba menerka siapakah yang melakukannya? Namun, hanya ada dua kemungkinan, jika bukan Alex pasti papa mertuanya. Dua orang itu memang sama brengseknya.

Liana teringat ucapan Denis sebelum mereka berangkat ke rumah sakit. Mungkinkah benar Erick memang tidak seibu dengan Alex, sehingga suaminya itu diperlakukan berbeda. Jika benar, lalu dimana ibu kandung suaminya itu?

.

.

.

30 menit pun berlalu, Denis telah selesai menjalani sesi pertama terapinya.

"Dokter Kia, mohon dibantu untuk 2 hari pertama tempelkan kantung es pada bagian yang cedera selama 20 menit setiap 3-4 jam sekali, jangan lebih dari 20 menit karena dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Tujuan tindakan ini adalah untuk mengurangi nyeri dan mengurangi peradangan yang menyebabkan bengkak." Tutur dokter lalu menuliskan resep.

Setelah mendapatkan resep mereka lekas berpamitan pergi. Keduanya tampak celingukan tak mendapati Liana diluar ruangan.

"Mungkin sudah pulang," kata Denis.

Kiara mengangguk, mereka lalu segera menuju bagaian apotek untuk menebus obat Denis. Dua orang yang duduk berdampingan di kursi panjang yang baru saja akan dia duduki bersama Denis, membuat Kiara terkejut. Kedua bola matanya membulat penuh.

Liana sontak berdiri begitu melihat kedatangan Denis dan Kiara. Hal yang sama juga dilakukan oleh Erick, laki-laki itu tersenyum pada mantan istrinya demi mengurai ketegangan yang terjadi.

"Kalian saling mengenal?" Tanya Kiara sambil menatap Erick dan Liana bergantian. Tatapannya begitu mengintimidasi.

"Wah kebetulan sekali kita ketemu di sini? Apa kabar?" Tiba-tiba Denis mengulurkan tangannya pada Erick. Kemudian memperkenalkannya pada Kiara.

"Kia, ini temanku. Temannya Ana juga, kami bertiga teman semasa SMA."

Erick menghela nafas lega pun dengan Liana. Keduanya pun paham dan mengikuti permainan Denis.

"Iya Kia, Denis dan Ana ini adalah temanku semasa SMA." Sahut Erick.

Sementara Liana menimpali dengan anggukan, "Aku tadi tak sengaja bertemu Erick saat akan ke kantin." Ucapnya.

Kiara langsung percaya begitu saja, bukankah Erick sendiri yang menunjuk Denis untuk menjadi suami muhalilnya. Jika mereka teman, jelas saja Erick juga mengenal Liana.

"Lalu, apa yang Mas Erick lakukan disini?" Tanya Kiara kemudian.

"Aku menebus obat Mama, kamu tahu sendiri kan? Mama punya kolesterol dan tadi pagi kumat lagi." Jawab Erick.

"Lalu, dimana Mama sekarang?" Kiara mengedarkan pandangan, berharap bertemu mantan mama mertuanya itu. Rindu juga rasanya telah beberapa bulan tak bertemu.

"Mama sudah pulang duluan sama Papa." Erick menahan nafas saat menjawab. Entah berapa banyak kebohongan lagi yang harus terlontar dari bibirnya. Dia sudah lelah dengan semua kebohongan itu namun, dia tidak punya daya untuk mengakhirinya.

Mereka berempat pun duduk bersama. Tiba nama Erick dipanggil, Kiara mengerutkan keningnya. Bukankah seharusnya yang dipanggil adalah nama mantan mama mertuanya selaku pasien.

Erick segera beranjak untuk mengambil obatnya sebelum Kiara kembali mengajukan pertanyaan. Setelah mendapatkan obat, dia pun gegas berpamitan pergi dengan alasan mamanya berpesan agar segera pulang setelah mendapatkan obat.

1
Akhmad Soimun
kasiannya kamu owh Erick ku sayaangg, disini ku dulu lohh yang membela kamu Erick..🤣🤣🤣💋💋💋💋💋💋💕💕💕
yellya
can't wait kak👍🏻👍🏻
Ainisha_Shanti
liana ajak lah erick bersatu dengan denis berserta keluarga kiara membongkar kejahatan papa nya erick, agar tiada lagi yang menindas mu berserta shanum
zian al abasy
ayo liana bntu abangmu mngungkap kbusukan handoko dn alek..bingung brpihak siapa erik jg korban liana shanum kiara riwehhh euyyyy..😇😇😇😇🤔🤔
Nurlinda: berpihak sama author ny saja 🤭
total 1 replies
Ilfa Yarni
ayo Liana bantu abngmu jg suamimu agar lepas dr masalah ini dankm jg sudah membantu Kiara jg lho
Adelia Rahma
ada kia.. masalah yang sangat besar
Nurlinda: 🤫🤫🤭🤭🤭
total 1 replies
Dwi Rustiana
ayo babang Denis sat set das des gitu bongkar kebusukan Handoko cs biar g semakin banyak korban
LANY SUSANA: betul ayok sat set ya bongkar kebusukan ortu Erik, dan Erik jg terpaksa tuh sampe babak belur gitu
Nurlinda: Savage 😂🙈
total 4 replies
Heri Wibowo
sungguh menyedihkan nasib Liana
Eva Karmita
lanjut dong 🙏😁
Nurlinda: lanjut gak y 🙈
total 1 replies
Aditya HP/bunda lia
kayaknya Erick bukan anak kandung mereka deh .... jadi ingat alm adikku namanya juga Erick 😭😭
Nurlinda: Al-fatihah untuk adiknya, kak. peluk jauh ❤️
total 1 replies
zian al abasy
nah bguslh azka pun pham dn mndukung denis..ayo bruan brtindak ksian liana gmna y ad d posisi liana shanum.tau lh udh jamannya wanita skrng bdoh" gmpng d bodohi sprti kiara pinter jd dokter tp bdoh gk bs mnilai ataupun mlhat gelagat psngan.tau ahh lap.brhrap denis azka brtindk cept
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛᵗⓂ
mengsad benerrrr nasibmu Erick.
mungkinkah Erick bukan anak kandungnya Handoko ??
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛᵗⓂ
wa'alaikumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛᵗⓂ
alhamdulillaah selamat ya kk 🤗🥰
Adelia Rahma
ayolah kia buka matamu lihatlah Erick tidak benar ² cinta ma kamu..dia cuma di perdaya oleh ayah nya untuk mengambil perusahaan papamu kia..
Nanik Arifin
Ayo cepat bongkar kebusukan Handoko & istri ! Erick berhak bahagia bersama Liana + shanum
Dwi Rustiana
mohon kerjasamanya ya babang Azka untung membongkar kebusukan kadal buntung and the gank didepan Kiara langsung biar ngreog sekalian g cinta buta lagi
Akhmad Soimun: kakak yg tega membulu dombakan Erick siee🥺🥺🥺🤣🤣
Nurlinda: sesayang itu sama Erick 🙈🙈🙈
total 5 replies
Eva Karmita
benar yg dikatakan bang Azka kalau mas Denis lambat Azka yg maju untuk menyelesaikan dan membongkar kebusukan keluarga Erick 🔥💪🥰
Nurlinda: waduh, suami lumpuh. Suami laknat bisanya aku kak 😂🙈🙈
Akhmad Soimun: riquest bikinin novel suami lumpuh dunk kakk,
total 6 replies
Ilfa Yarni
mulai terkuak nih apa yg akan dikatakan Denis PD liana
Heri Wibowo
Erik ternyata dijadikan boneka oleh bapaknya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!