Kisah seorang Wanita bernama Reyna yang mampu berjuang menghadapi kehidupan dengan iman dan keyakinannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Perpisahan
"Aku tidak bisa, setidaknya kita tunggu pak Alex dulu, biar aku bisa berpamitan" kata Reyna
Rehan dengan cepat berniat menarik tangan Reyna, tapi Reyna menepisnya, dengan cepat Rehan melakukan serangan ke Reyna, Reyna berusaha menghindar
"Apa kau sudah gila Han...kau bahkan menyerang ku..?" Kata Reyna terkejut
"Aku tidak perduli, kau milikku, tidak seorangpun boleh menyentuhmu" kata Rehan dengan emosi
Rehan melakukan gerakan yang lebih ganas lagi, Reyna berusaha menghindar, tapi tentu saja tetap Rehan yang lebih unggul, saat merasa terpojok, Reyna mengeluarkan tenaga dalamnya, Rehan tersenyum meremehkan dan membalas Reyna, seketika itu Reyna terpental ke belakang , beruntung ada sosok yang dengan sigap menangkap Reyna agar tidak terjatuh
Reyna reflek menoleh ke orang yang menangkapnya, yang tak lain adalah Alex
"Hentikan...apa kau sudah gila..apa yang kau lakukan itu bisa melukai istrimu sendiri..!" Kata Alex
"Jangan mencampuri urusanku, dia istriku dan jangan harap kau bisa menyentuhnya..!" Kata Rehan
"Kau hanya salah paham, dia adalah sekretaris ku, tidak ada hubungan lain sampai saat ini, tapi kalau kau menyakitinya.. akan aku jadikan dia milikku, disaat itu jangan sampai kau menyesal" kata Alex
"Kau...Kurang Ajar..!" Rehan murka dan langsung menyerang Alek, mengetahui hal itu Alex langsung mengibaskan tanganya dan membuat Rehan terpental,
Rehan dan Reyna sangat terkejut, karena bisa merasakan bagaimana dahsyatnya tenaga dalam yang di keluarkan oleh Alex
"Pulanglah bersama suamimu Rey... hati-hati, jangan lemah, kuatlah.." kata Alex meninggalkan tempat itu
Reyna langsung menolong Rehan berdiri dan ikut Rehan masuk ke dalam mobilnya bersama dengan Azeta
Sampai dirumah Reyna tetap diam dan segera masuk ke kamar untuk membersihkan dirinya bersiap untuk tidur
Braakk...
Terdengar suara pintu Reyna di tendang oleh Rehan
"Apa yang kau lakukan Han..kau benar-benar keterlaluan..!" Kata Reyna kaget
"Apa yang sudah Alex lakukan padamu hah..sejauh mana dia menjamahmu..!" Kata Rehan seperti orang kesetanan
"Cukup..apa penjelasanku dan pak Alek masih kurang Han..kami tidak ada apa-apa, hubungan kami sewajarnya bos dan bawahan" kata Reyna
"Buktikan..!" Teriak Rehan
"Buktikan dengan melayaniku malam ini juga, dan biarkan aku melihat apakah kau masih belum terjamah olehnya..!" Kata Reyhan
"Kau sudah gila..hubungan suami istri harus dengan cinta, bukan kemarahan seperti sekarang ini..!" Kata Reyna menjauh dari Rehan
Rehan tidak perduli, dengan paksa berusaha melucuti pakaian Reyna dan menciumi tubuhnya
"Hentikan Han...aku mohon jangan seperti ini...Han hentikan...kau menyakitiku..akhh..!" Teriak Reyna
Dengan sekuat tenaga Reyna reflek menendang Rehan hingga terpelanting.
"Bre**sek, berani kau menendangku..!" Kata Rehan bangkit dan menyerang Reyna, beberapa saat Reyna berhasil menangkis serangan Rehan, tapi tak lama Reyna benar-benar terpojok
Tendangan Rehan tepat mengenai perut Reyna, tendangan ke dua mendarat di pipi Reyna, seketika itu juga bibir Reyna pecah mengeluarkan darah, terhuyung berusaha bangun, Reyna memegangi perutnya dan akhirnya terjatuh ke lantai.
Tanpa perasaan, Rehan yang seperti sudah di rasuki ib**s, menghampiri Reyna, memaksa melepaskan pakaian dan menciumi tubuh Reyna meninggalkan banyak jejak kemerahan
"Aku mohon Han...jangan...aku sakit Han...aku tidak kuat lagi.."
Brukk..
Reyna jatuh tidak sadarkan diri, melihat hal itu Rehan kaget, menghentikan aksi biadabnya dan menggoyangkan badan Reyna
"Rey...sayang....bangun...ya Alloh apa yang sudah aku lakukan..Rey...aku mohon bangunlah... Rey..!"
Teriakan Rehan menggema membuat semua penghuni rumah terbangun dan berlari ke kamar Reyna
"Astagfirullah... Reyna...!!" Teriak Dinda histeris melihat kondisi Reyna yang berdarah di mulut dan hidungnya, luka di sekujur tubuh bahkan hampir tidak ada sehelai benangpun di badan Reyna, Dinda langsung menutupi tubuh Reyna dengan selimut
"Apa yang kau lakukan Han...apa kamu sudah tidak waras...!" Teriak Agam yang melihat keadaan Reyna dengan bekas Luka yang tentu saja dia tau itu dari anaknya
"Rey bangun sayang...maafkan aku, aku khilaf yah...aku melukai Reyna, maafkan aku bunda...akhh..!" Teriakan dan tangisan Rehan terdengar miris
Azeta terperangah tidak percaya dengan pemandangan yang ada di depannya
"Cepat telpon ambulan...nafas dan nadi Rena semakin lemah..!" Teriak Dinda ke Azeta,
Azeta langsung lari dan menghubungi ambulan, tak berapa lama ambulan datang dan membawa Reyna ke rumah sakit
Para tetangga melihat ada ambulan di rumah Dinda, semua pada keluar dan melihat Reyna di bawa ke dalam ambulan dengan keadaan yang mengerikan
Alex dan Leo menuju ke rumah Reyna untuk menjelaskan kesalah pahaman, baru saja sampai di depan rumah Reyna dan kaget melihat pemandangan yang ramai riuh suara ambulan dari rumah Rehan
"Maaf bu...ini ada apa ya..?" Tanya Leo ke salah satu tetangga Rehan
"Itu pak..tadi itu non Reyna yang di bawa ambulan"kata salah satu tetangganya
Leo dan Alex terkejut
"Apa yang terjadi bu..? Tanya Alex cemas
"Kurang tau pak, tapi tadi keadaan non Reyna mengenaskan,selain gak sadar, banyak luka dan darah di wajahnya"
"Astagfirullah... selamatkan Reyna" batin Alex sambil memejamkan matanya.
"Ayo kita ikuti ambulan Reyna Lex..!" Kata Leo menyadarkan Alex
Dirumah sakit Reyna sudah di rawat di ICU sampai masa krisisnya lewat, dibalik jendela kamar perawatan, terlihat Alex dan Leo yang sangat terkejut melihat keadaan Reyna
"Bajingan..siapa yang melakukan hal sekeji ini..?" Kata Alex lirih mengepalkan tangannya kuat dan meneteskan air mata
Leo terkejut melihat seorang Alex yang dingin dan keras, menangis melihat keadaan seorang wanita yang bernama Reyna
"Tenangkan dirimu Lex...Rey wanita yang kuat, pasti bisa melewati semua ini" kata Leo menenangkan Alex
"Le..cari informasi mengenai hal ini, aku tunggu secepatnya" perintah Alex
***
Keesokan harinya, Leo memberikan kabar ke Alex, bahwa Reyna mengalami kekerasan fisik dan hampir kekerasan sexual oleh suaminya sendiri yaitu Rehan
"Ba**sat, Ba*ngan... Aku akan membuat perhitungan denganmu Rehan...!" kata Alex geram
***
Setelah tiga hari, akhirnya Reyna sadar dan di pindah keruang perawatan biasa, Agam dan Dinda yang selalu berada di samping Reyna sangat bahagia melihat Reyna semakin membaik
Rehan tidak berani mendekati Reyna karena instruksi oleh dokter, di khawatirkan Reyna akan mengalami traumi psikis lebih dalam, begitu juga Azeta yang selalu menemani dan menenangkan Rehan di rumah
Ceklek..
Suara pintu terbuka dan terlihat Alex,Leo dan intan masuk mendekat ke arah Reyna
"Assalamualaikum..kau sudah baikan cantik..?" Tanya Intan sambil memeluk Reyna dan menangis
"Waalaikumsalam...sudah jangan nangis, aku gak apa-apa.." kata Reyna sambil tersenyun
Alex menatap lekat Reyna, dilihatnya wajah Reyna dan bibir yang masih bengkak dan membiru, pergelangan tangan dengan luka bekas cengkraman bahkan masih terlihat jelas di mata Alex
Alex tiba-tiba berlari keluar tanpa memperdulikan apapun, Leo yang melihat hal itu langsung mengejar Alex
"Kenapa dengan pak Alex in...apa dia takut melihat wajah jelekku..?" Tanya Reyna
Intan yang masih menangis, tersedu-sedu menggelengkan kepala
"Pak Alex sudah 3 hari ini tidak tenang melihat keadaanmu Rey...beberapa kali aku melihatnya meneteskan air mata saat melihat meja kerjamu" sahut intan
Reyna hanya terdiam "mungkinkah pak Alex menaruh hati padaku..?" Batin Reyna
***
Seminggu berlalu,dan Reyna pun di perbolehkan pulang, setelah semua administrasi selesai, Reyna ditemani ke empat sahabatnya sementara akan pulang ke kontrakan yang dulu, sebelum mendapat apartemen
Proses perceraian akhirnya dilayangkan oleh pihak pengacara Reyna, sesuai dengan surat perjanjian, Rehan menangis saat mendengar semua penjelasan pengacara Reyna, tapi semua itu tidak merubah keputusan Reyna untuk tetap berpisah dengan Rehan
Dinda dan Agam tidak bisa berbuat apa-apa, karena mereka tau semua terjadi atas kesalahan Rehan, apalagi kondisi psikis Reyna yang masih sangat trauma bila bertemu dengan Rehan, membuat Dinda dan Agam benar-benar sedih.