Laura Rivas 22 tahun, seorang bintang film dewasa Spanyol dengan nama panggung Karen Monroe di L.A., diasingkan ke Portugal oleh calon kakak iparnya, Diego Torres, setelah skandalnya menjadi "gadis penghibur" Kartel Meksiko menghancurkan reputasi sosial kakaknya, Julia Rivas, dan membatalkan pernikahan Julia.
Asisten utama Diego, Pablo Reyes (32), ditugaskan mengurus Laura di pengasingan, namun Laura yang selalu bermasalah terus melanggar protokol keamanan. Untuk mengatasi kekacauan ini, Diego menyetujui keputusan drastis Pablo untuk menikahi Laura Rivas.
Pernikahan ini, yang mencakup perjanjian pra-nikah dengan klausul properti dan kewajiban kegiatan ranjang, bertujuan memberikan Laura status, perlindungan, dan memindahkan seluruh tanggung jawab pengawasannya ke tangan Pablo.
Awalnya hubungan intim sebagai tugas untuk pengamanan Laura agar tak liar, namun Pablo kecanduan pada kemahiran Laura di ranjang, mengubah "tugas" menjadi candu bak kokain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanilla Ice Creamm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Menjemput Alexander Ruiz
Pablo menghela napas panjang, mencerna sejenak kata-kata istrinya.
"Laura, idemu... ini sangat luar biasa. Adopsi adalah komitmen yang berbeda dari sekadar hak asuh wali. Kita akan menjadi orang tuanya, di mata hukum dan di mata Alex."
"Kau butuh perisai, Pablo? Aku akan menjadi perisai itu. Tapi kali ini, aku tidak melakukannya karena skandal penghancur yang menimpaku. Aku melakukannya karena Alex, dia pantas mendapatkan keluarga yang utuh, stabil dan aman."
"Dan ingin menebusan atas semua kebodohanku di masa lalu, Pablo. Aku merasa hidupku akan memiliki makna yang jauh lebih besar."
Pablo melepaskan tangan Laura, tetapi bukan untuk menjauh. Ia justru berdiri, berjalan pelan mengitari meja, dan berlutut di samping kursi Laura. Ia meraih kedua tangan istrinya dan menatapnya dengan intensitas yang hanya pernah ia tunjukkan di saat-saat paling intim.
"Aku berbohong kepadamu. Aku menjadikan pernikahan kita sebagai transaksi awal. Aku memanfaatkan kelemahanmu untuk melindungi rahasia keluargaku," pengakuan itu, Pablo ucapkan dengan jujur dan tanpa pembelaan. "Kau seharusnya marah. Kenapa kau malah menawarkan seluruh hatimu pada anak itu, Laura?"
Laura merasakan air matanya kembali menggenang. "Karena aku melihat diriku dalam tragedi itu, Pablo," jawabnya tulus. "Aku tahu rasanya menjadi 'anak masalah', menjadi sorotan yang menyakitkan. Alex tidak boleh merasakannya. Dia harus tumbuh dengan damai."
"Dan ya," suaranya tegas. "Aku marah karena kau berbohong. Tapi aku mengerti alasannya. Aku memaafkanmu, Pablo. Sekarang, buktikan padaku bahwa cinta itu ada, di luar semua rahasia dan perlindungan."
Pablo menutup matanya sejenak, menahan emosi yang meluap. Ketika ia membukanya, tatapannya dipenuhi kelegaan yang luar biasa.
"Kau benar, mi vida. Alexander Ruiz pantas mendapatkan yang terbaik, dan tidak ada yang lebih baik dari status hukum sebagai putraku dan putramu."
"Aku menerima tawaran adopsi. Kita akan melakukannya. Begitu urusan di pengadilan Barcelona selesai, kita akan segera mengurus adopsi formal. Dia akan menjadi Alexander Reyes."
Pablo mencium punggung tangan Laura lama. "Terima kasih, Laura. Terima kasih karena telah melengkapi teka-teki ini dengan caramu sendiri. Aku berjanji, mulai sekarang, tidak akan ada lagi rahasia di antara kita."
Laura tersenyum, kehangatan menjalari hatinya. Badai telah berlalu, dan mereka kini memiliki misi bersama: menjadi orang tua sejati bagi Alexander.
"Sekarang, ceritakan padaku tentang Alex. Seperti apa dia? Apakah dia suka mainan mobil-mobilan?"
Pablo bangkit dari berlututnya, matanya berbinar. "Dia... sangat pendiam. Dia suka menggambar. Dan kau harus lihat dia ketika dia tersenyum, Laura. Dia punya senyum yang sangat menawan, seperti ibunya, Hilda."
Pablo duduk kembali di kursinya, meraih garpunya, dan mulai makan dengan nafsu makan yang kembali.
"Aku akan memberitahu Javier untuk mempersiapkan kedatangannya. Kamarnya harus sempurna. Dan kita perlu mencari pengasuh yang mengerti betul tentang anak panti asuhan," nadanya penuh semangat.
Laura hanya mengangguk, menyantap Paella miliknya dengan senyum yang tulus. Mereka melanjutkan sarapan, bukan lagi dalam keheningan yang menyesakkan, tetapi dalam suasana perencanaan yang penuh harap.
Pablo kembali ke Barcelona pada sore hari itu, bukan lagi sebagai wali yang penuh rahasia, melainkan sebagai suami yang memiliki visi bersama dengan istrinya.
Laura menghabiskan sisa hari itu dengan membaca segala sesuatu tentang pengasuhan dan adopsi anak yang pernah mengalami trauma kehilangan.
"Alexander Reyes" bisik Laura, meletakkan tangannya di perutnya. "Kau akan menjadi kakak yang hebat bagi adikmu, Nak."
****
Pagi Hari, setelah Pablo kembali ke Barcelona.
Udara pagi di teras rumah Diego terasa sejuk. Julia sedang menyeruput teh hijaunya sementara Diego membaca ringkasan berita keuangan di tabletnya. Julia sesekali melirik suaminya, wajahnya masih memancarkan keheranan dari panggilan telepon dari Laura.
"Aku masih tidak habis pikir, Diego," ujar Julia, meletakkan cangkirnya "Laura meneleponku lagi pagi ini, sebelum kau bangun. Dia menceritakan semuanya."
Diego meletakkan tabletnya di atas meja, matanya yang tajam menatap Julia dengan sabar. "Semuanya tentang apa? Pablo sudah menjelaskan padanya, kan? Aku tahu ada drama besar yang kuhindari semalam."
"Drama? Ini bukan drama, ini opera sabun kelas atas! Alexander Ruiz," Julia menyebut nama itu dengan penekanan. "Keponakan yatim piatu Pablo yang selama ini disembunyikan di Barcelona, dan Laura bukan hanya tahu, dia setuju untuk mengadopsinya."
Diego mengerutkan kening. "Mengadopsi? Kau serius? Kenapa harus diadopsi? Pablo kan hanya walinya."
"Itu yang Laura usulkan! Agar Alex mendapatkan perlindungan hukum penuh dan nama keluarga yang tak bisa diganggu gugat. Laura bilang, dia tidak marah soal kebohongan Pablo, maksudku, soal dia menggunakan pernikahan mereka sebagai perisai.. dia hanya benci cara Pablo menyembunyikannya."
"Jadi selama ini kau tak tahu menahu soal Alex? Kau serius, Diego? Bukankah dia asistenmu 10 tahun lebih?"
Diego menghela napas, menyandarkan punggungnya di kursi. Ia terlihat lelah hanya dengan memikirkan kerumitan hidup Pablo.
"Pablo pribadi yang sangat tertutup, aku hanya tahu beberapa mantan kekasihnya saja... yang kuingat Sabrine Montoya, perempuan materialistis yang meninggalkan Pablo demi pria yang lebih kaya."
"Jika wanita yang lain, aku tak tahu. Dia tak tertutup dan tak suka dicampuri, aku hanya tahu ia punya urusan investasi real estat di Barcelona tiga tahun lalu, dan sesekali izin mendadak. Ternyata itu semua demi Alex"
"Dan kau tidak curiga sedikit pun? Tidak aneh melihat orang sekelas Pablo mengurus urusan keluarga mendesak sendirian tanpa melibatkanmu atau pengacaranya?"
"Setiap orang berhak punya rahasia, Julia. Lagipula, dia bukan hanya asisten pribadiku, dia adalah tangan kananku yang mengurus semua urusan pribadi dan bisnis yang terlalu sensitif. Kalaupun ada anak, aku akan mengira itu salah satu skandal media yang berhasil ia redam."
Diego menyesap kopinya, memandang ke kejauhan. "Pantas saja saat aku bertanya padanya tentang 'urusan keluarga yang mendesak' yang ia sebutkan, dia hanya menjawab singkat. Dia tidak ingin aku tahu bahwa dia mengurus Alexander Ruiz, keponakannya yang tragis itu."
"Tragis?" tanya Julia.
"Ya. Mathilda Reyes. Aku tidak tahu detailnya, tetapi Pablo pernah menugaskanku mengurus transfer dana ke Barcelona beberapa kali, katanya untuk dana perwalian. Aku tak pernah bertanya lebih. Jika dia adalah keponakannya... maka Pablo harusnya sudah lama memberitahuku."
"Mungkin Pablo takut kau akan menilainya. Atau takut kau tanpa sengaja membocorkannya."
"Mungkin," Diego kemudian tersenyum tipis. "Tapi kau tahu apa? Aku bangga pada Laura. Setelah semua drama yang ia hadapi, dia tidak lari. Dia justru menawarkan diri untuk menjadi ibu bagi anak yatim piatu itu. Itu baru putri sejati keluarga Rivas, bukan hanya menantu Reyes."
"Laura sudah dewasa, Diego. Dia menemukan tujuan hidupnya di tengah kekacauan dan ulahnya di masa lalu. Dan Pablo, mampu membuatnya lebih stabil," Julia tersenyum bangga pada adiknya.
Julia mengangguk, menyetujui. "Aku akan membantu Laura mencari pengasuh yang tepat. Pengasuh yang mengerti bahwa Alex akan menjadi 'Alexander Reyes' dari hari pertama ia menginjakkan kaki di rumah itu."
jangan lupa tonton iklannya agar aku lebih semangat,
oiya.. simak terus.. karna semakin seru.
rencana mulai 2026, setiap sabtu aku akan double up ya.
btw terima kasih sudah hadir ❤️
jgn lupa like & votenya.
drop koment utk kritik, saran atau ngorbrol aja.
dan dukungan menonton iklannya juga sangat berarti buat author-nya lho..
mk nya sm pablo nurut aja wl awalnya dingin, trs pny keponakan alex yatim piatu.. jd nya klop deh, dia itu berasa menemukan dunianya yg hilang.
karna itu semua berarti sekali untuk author agar semakin semangat.
btw terima kasih ya yang sudah hadir, jangan lupa koment-nya... ngobrol yuk ❤️
ah lega, keponakan ternyata.
ya sih kl di barat emg anak diluar nikah biasa hnya saja, mungkin maksud laura adlh hrs jujur itu pointnya.
double up kapan nih?
terima masih sudah hadir sebagai silent readers 😍🙏
dan... akhirnya /hr 5 bab selama 4 hari done!