NovelToon NovelToon
Dewa Setan Perbatasan Utara

Dewa Setan Perbatasan Utara

Status: sedang berlangsung
Genre:Raja Tentara/Dewa Perang / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:30.9k
Nilai: 5
Nama Author: Jibril Ibrahim

Muda, tampan, kaya, tidak berguna! Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan sosok Huan Wenzhao. Namun…

Siapa sebenarnya Huan Wenzhao tak ada yang tahu.

Mau tahu identitas lain Huan Wenzhao?

Ikuti kisahnya di sini!
Hanya di: Noveltoon/Mangatoon.

~Selamat membaca~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jibril Ibrahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode²⁴

Saat diinterogasi, Mao'er mengatakan bahwa Yu'er-lah sebenarnya sosok orang kaya di balik Xieyuanyuan.

Yu'er adalah Xie Yuanyuan.

Jadi ketika pesan itu sampai di tangannya, Huan Wenzhao sama sekali tidak merasa terkejut. Hanya saja, ia tidak mengira akan secepat ini.

Orang itu sekarang sedang menunggunya di salah satu kamar paling ekslusif di Wisma Xieyuanyuan, berdiri termenung di depan jendela memunggungi pintu, membeku dalam keangkuhan tanpa emosi sama sekali, menatap keluar jendela dengan intensitas yang akan membuat semua orang berpikir bahwa seekor unicorn mungkin sedang merumput di kebun bunga.

Seorang pelayan wanita membungkuk di dekat meja di tengah ruangan di belakangnya, sibuk menyajikan sepoci teh dan aneka kudapan.

Setelah semuanya selesai, pelayan itu berbalik dan terperangah mendapati Huan Wenzhao tahu-tahu sudah berdiri di ambang pintu. Pelayan itu kemudian membungkuk dan bergegas meninggalkan kamar tersebut.

“Sudah datang?” Sambut Yu'er tanpa menoleh.

Huan Wenzhao melangkah pelan memasuki ruangan, menyentakkan kipas yang menggelantung di pergelangan tangannya hingga membuka. “Tak disangka… ada satu hari di mana Nona Yu'er berinisiatif mengundangku masuk ke kamar ini hanya berduaan,” gumamnya sembari mengipasi diri. “Kali ini, Yang Zhongyu tak bisa pamer lagi!”

Yu'er tertunduk dan tersenyum muram, kemudian mengerling melewati bahunya. “Yu'er sudah melihat banyak hal di dunia ini,” tuturnya lembut dalam tempo teratur. “Tak disangka… Yu'er masih ceroboh dan tidak pandai menilai orang,” ungkapnya sambil memutar dan berjalan pelan melintasi ruangan.

Dan ketika ia berhenti selangkah di depan Huan Wenzhao, pemuda itu dipaksa untuk mengetahui tinggi badannya yang mengagumkan.

Terlalu tinggi untuk ukuran seorang wanita!

Seketika, udara di paru-paru Huan Wenzhao berdesing keluar. Kedua matanya melebar. Pengetahuannya tentang Yu'er terbentang seketika.

Huan Wenzhao tidak dapat bergerak---tidak dapat mempercayai kedua matanya.

Ia tak ingin mempercayai hal itu sebagai kenyataan. Tapi setelah detik-detik berlalu, dengan perasaan terhenyak ia menyadari bahwa tidak ada kekeliruan.

Ia mengenali pancaran cahaya mata cokelat keemasan dari balik kerangka jendela kamar seorang anak laki-laki beberapa tahun silam. Kenangan tentang kilau mata yang cemerlang itu, membara di kepalanya.

“Pergi!”

“Tinggalkan tempat ini!”

“Kau tidak seharusnya berada di sini!”

“Mereka akan menangkapmu!”

Suara-suara itu merayang di benak Huan Wenzhao.

Sekarang ia tahu kenapa Yu'er dan Mao'er memiliki peraturan hanya menjual bakat, tidak menjual tubuh, tidak menemani tamu mana pun tanpa terkecuali.

Mereka bukan sekadar pasangan tari. Tapi juga suami-istri.

Yu'er adalah seorang laki-laki!

“Yu'er sudah menyinggung orang yang salah. Untuk itu… Yu'er meminta maaf!” Yu'er menautkan kedua tangannya di depan wajah, kemudian membungkuk dengan gerakan luwes.

Huan Wenzhao tersenyum kecut. Ia menutup kipasnya dan balas membungkuk dengan kedua tangan tertaut di depan wajah. “Saya sungguh tak layak menerima permohonan maaf dari Yang Mulia!”

Yu'er mengerjap gelisah dan memucat. Ujung jemarinya bergetar. Lututnya sedikit goyah.

Seulas senyuman miring tersungging di sudut bibir Huan Wenzhao.

Yu'er adalah putra mahkota yang sebenarnya. Pewaris sah kekaisaran. Putra pertama Kaisar dari Permaisuri yang terdahulu. Kakak kandung Xing Zhu.

Xing Yuan.

Beberapa tahun silam dikabarkan meninggal.

Yu'er menelan ludah dan menurunkan kedua tangannya, kemudian meluruskan tubuhnya. “Adipati Agung sudah memberitahumu?” Ia bertanya dalam bisikan tercekat.

“Tidak,” jawab Huan Wenzhao tetap membungkuk dengan kepala tertunduk. “Saya mengenali pancaran mata Anda!”

“Kau pasti bercanda!” Xing Yuan tersenyum pahit. “Begitu banyak orang memiliki warna mata yang sama.”

“Meski jika mata semua orang berwarna cokelat, pancarannya pasti berbeda-beda!” Huan Wenzhao berkilah. "Sama halnya seperti irama langkah, hembusan napas, detak jantung, aroma tubuh..."

“Begitu jeli!” Xing Yuan berdecak kagum. “Memang pantas menjadi Ketua Muda Paviliun Jiandie.”

Giliran Huan Wenzhao sekarang yang mengerjap gelisah.

“Bangunlah!” Titah sang putra mahkota.

“Terima kasih, Yang Mulia!” Gumam Huan Wenzhao sambil menurunkan kedua tangannya dan meluruskan tubuhnya.

Xing Yuan melayangkan sebelah tangannya ke arah meja teh, mempersilahkan Huan Wenzhao untuk duduk. “Karena sudah saling memahami, sebaiknya kita bersikap terbuka saja,” katanya tak ingin berbasa-basi. “Tak perlu bersikap formal. Aku bukan putra mahkota sekarang.”

“Kalau begitu aku tak akan sungkan lagi,” tukas Huan Wenzhao sembari menyentakkan kipasnya hingga membuka.

Lalu keduanya duduk dan mulai berbincang-bincang.

“Jadi ayahku sebenarnya tahu Anda masih hidup?” Tanya Huan Wenzhao.

“Bisa dikatakan, ayahmu yang menghidupkanku!” Jawab Xing Yuan.

Pantas saja Ayah menyuruhku untuk tidak memihak dengan mudah, pikir Huan Wenzhao.

“Baiklah!” Huan Wenzhao mendesah dan mengeluarkan Mao'er dari cincin penyimpanannya. “Karena sudah saling memahami, kulepaskan kekasihmu, dan kau lepaskan kekasihku!” Pintanya terus terang.

Kucing kecil itu langsung melompat ke dalam pelukan Xing Yuan.

“Kekasihmu?” Xing Yuan mengerutkan keningnya.

Anggap saja begitu! Erang Huan Wenzhao dalam hatinya.

“Yang Zhongyu?” Xing Yuan menambahkan.

Huan Wenzhao nyaris tersedak air liurnya sendiri. “Apa aku mengatakan Yang Zhongyu?” Semburnya dalam bisikan tajam.

“Kau tidak datang untuk Yang Zhongyu?” Xing Yuan bertanya lagi.

“Siapa dia harus kupedulikan?” Huan Wenzhao balas bertanya.

“Lalu…”

“Meski jika aku penyuka sesama jenis, aku tak akan memilihnya!” Sela Huan Wenzhao.

“Tapi… aku hanya menangkap Yang Zhongyu!” Xing Yuan mendesis tajam. Dahinya berkerut-kerut kebingungan.

“Lebih tepatnya hanya Yang Zhongyu yang tertangkap,” timpal Huan Wenzhao. “Kalau tidak, hari ini kau memiliki dua orang sandera!”

“Kalau kubilang… menjebak Yang Zhongyu bukan urusanku, apakah kau percaya?” Xing Yuan menuangkan teh ke dalam cangkir Huan Wenzhao.

“Aku tidak tertarik dengan kasus Yang Zhongyu!” Sergah Huan Wenzhao. Lalu merunduk melontarkan tatapan tajam. “Tapi jika kau menyentuh phoenix biruku lagi… jangan salahkan aku tidak bertindak sungkan!”

“O-oh!” Xing Yuan tergagap-gagap. “Ternyata dia,” katanya dalam gumaman pelan.

Lalu keduanya terdiam.

“Maaf,” desis Xing Yuan setelah sejenak terdiam. “Aku sungguh tak tahu phoenix biru itu milikmu. Aku juga tidak bermaksud jahat padanya, hanya ingin mengajaknya bicara. Tapi aku mengejutkannya sehingga dia ketakutan,” tuturnya sambil menuangkan teh lagi, kali ini untuk dirinya sendiri.

Huan Wenzhao memandang ke dalam mata Xing Yuan dengan tatapan memindai.

Xing Yuan tersenyum tipis seraya melayangkan tangannya ke arah cangkir teh mereka.

Lalu keduanya bersulang.

“Dia burung biru yang sangat cantik,” tutur Xing Yuan dalam tempo pelan teratur. “Seperti burung surgawi,” ia menambahkan sambil menuangkan teh lagi. “Kudengar… burung surgawi bersuara merdu. Pasti bisa mendatangkan banyak keuntungan bagi Wisma Xieyuanyuan.”

Keuntungan? Pikir Huan Wenzhao. Dia melihat Jingling hanya sebagai peluang bisnis?

Apa dia pura-pura bodoh?

Tiba-tiba saja Huan Wenzhao tergelak, “Dia?” Pekiknya sambil membelalakkan matanya. “Bersuara merdu?”

Entah kenapa yang ada dalam benak Huan Wenzhao hanya suara ribut Jiao Jingling yang kekanak-kanakan.

“Ketua Muda jangan khawatir,” Xing Yuan tersenyum tipis. Kemudian mengangkat cangkirnya lagi. “Aku takkan berani mengganggunya lagi.”

Huan Wenzhao balas mengangkat cangkirnya. “Kau panggil aku Ketua Muda, kupanggil kau Putra Mahkota,” desisnya mengandung ancaman terselubung.

Xing Yuan terkekeh tipis. “Sepakat!” Katanya.

Lalu keduanya bersulang lagi.

“Mengenai Yang Zhongyu…” Huan Wenzhao menurunkan cangkirnya. “Memang sudah seharusnya dilepaskan, kan?”

“Pada akhirnya… kau tetap memohon untuk Yang Zhongyu!” Dengus Xing Yuan di antara senyuman tipisnya.

“Tidak ada hubungannya,” tukas Huan Wenzhao. “Aku sedang mengingatkanmu!”

Maksud Huan Wenzhao, pihak Xieyuanyuan menggugat Yang Zhongyu atas tuduhan penculikan.

Sekarang Mao'er sudah kembali.

Bagaimana Xing Yuan akan menjelaskannya?

1
Oe Din
Sayang sekali jika tidak lanjut...
Ayo, Thor 💪💪💪💪💪💪💪💪💪
Buang Sengketa
tapi jujur saya pribadi memang gak ngerti ceritanya padahal sudah begitu banyak chapnya
Eros Heke
Mana ada cerdiknya? Yg ada tolol terus.
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
Eros Heke
Ternyata setelah masalah di Ibukota selesai, mic-nya masih juga bodoh.
Eros Heke
Akhir persaingannya sungguh tidak seru karena campur tangannya Dewa Takdir.
Eros Heke
Dewa takdir sampai harus turun tangan sendiri membuktikan tidak hebat dan tidak becusnya perbatasan Utara dan paviliun jiandie.
Eros Heke
Pangeran benar-benar hebat.
Eros Heke
Jelas sudah, paviliun jiandie tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan para pangeran.
Eros Heke
Dari awal tampaknya perbatasan Utara ini hanya hebat dalam hal menganggap diri hebat.
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐: Dateng lagi komentator khusus mencela, abis diblokir nongol lagi akun baru. Dapet duit lu komentarin begini? Nguntungin lu buat penulis? Nulis gak dapet duit aja kudu ribet sama komentator kek lu!
total 1 replies
Eros Heke
para pangerannya luar biasa hebat, mengalahkan orang-orang wilayah Utara yg menganggap diri mereka hebat.
Eros Heke
Mengecewakan. Belum apa-apa sdh mulai keok.
Eros Heke
Yg katanya ketua sejuta mata-mata, kalah telak dgn pangeran kelima. Mata-mata itu bermainnya di bidang informasi. Kok yg katanya sekte mata-mata itu kayaknya tdk becus bahkan tdk tahu pentingnya informasi? Miris bila sebuah sekte mata-mata sama sekali tdk tahu ttg lawannya seperti pangeran kelima, pangeran ketujuh, kaisar, apalagi permaisuri.
Eros Heke: Typo: sejuta -> sekte
total 1 replies
Gonggitsune
Yg katanya ketua sekte mata-mata, kalah cerdas dari pangeran ketujuh.
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐: Gak pernah like, gak subscribe, dari awal komentarnya terus-terusan mencela. Terima kasih atas apresiasinya!

Entah apa tujuannya?
total 1 replies
Gonggitsune
Mencemuh? Kata apa lagi ini? Mungkin maksudnya "mencemooh"?
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐: Sebagai penulis, perbendaharaan kata teramat penting bagi saya. Meski karya saya masih banyak kekurangan, tapi saya tidak asal-asalan memilih kata, apalagi memasukkan kata yang tidak berarti. Karya ini dibuat dengan sepenuh hati. Mohon jangan mematahkan semangat saya dengan komentar yang meremehkan 🙏
total 1 replies
Gonggitsune
Sekte mata-mata? Tapi sepak terjangnya sama sekali tdk memperlihatkan kecerdikan dan ketrampilan mata-mata.
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Clink
Gonggitsune
pengawal berlanting gembira? Kok kayak anak-anak kecil.
Gonggitsune
span.ram
n rangka kayu yang digunakan untuk melekatkan kanvas sebagai media lukis atau fotografi (KBBI)
Gonggitsune
Kata "berdecih" juga tdk ada dlm KBBI. Ini kata bahasa apa ya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!