NovelToon NovelToon
Jalur Langit

Jalur Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:86.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Chika cha

[sequel my letnan 3]

Argantara putra Bimantara, berulang kali di pertemukan dengan gadis bernama Nasya kayshila. Dan di setiap pertemuan, ia selalu berbuat baik. Jujur saja dari awal pertemuan pertama ia sudah tertarik dengan gadis berjilbab itu, namun sayangnya sudah beberapa kali bertemu Nasya tetap tidak mengingatnya, sekalipun ia telah berbuat baik. Alhasil Argan mengikuti pepatah jika perbuatan baik susah untuk di ingat maka ia akan melakukan perbuatan buruk yang pasti akan selalu di ingat oleh Nasya.

let's play!

Ayo baca kelanjutannya di sini👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika cha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Calon istri, calon suami, calon mantu

"Gi, matahari cek." titah Bimo yang duduk bak raja karena ia duduk paling tengah dan paling atas area duduk di sudut hanggar pesawat bersama dengan rekan-rekannya yang lain bak dayang-dayang. Tatapan mereka cuma fokus ke satu orang yang sejak tadi sibuk dengan mengotak-atik mesin pesawatnya bersama seorang prajurit mekanik.

Egi yang di suruh pun mendongak menatap ke langit "masih sama bang, terbit dari timur dan tenggelam di barat. Cuma saat ini dia di tengah-tengah bang, karena memasuki siang hari."

Bimo mengangguk. "Kamu bre, cek hp mu lihat tanggal dan bulan berapa ini?" titahnya lagi ke prajurit lain bak seorang atasanan yang sayangnya memang benar.

"Bulan Juni tanggal satu bang." pria yang di panggil bre itu ikut melaksanakan apa yang di suruh oleh Bimo seperti Egi.

"Masih lama." gumamnya tak jelas dan tak dimengerti rekannya, matanya sedikit memicing, sebalah tangannya mengelus elus dagunya, semantara otaknya terus berputar.

"Udah dari semalam dia ku perhatikan sedikit berbeda, ada yang janggal disini, enggak biasanya mukanya begitu, biasanya datar sebelas duabelas sama triplek lempeng, mulus dan tak berbetuk. Pasti ada yang ku lewatkan semalam dan aku tak menyaksikan segalanya. Tapi apa?" suaranya agak mendramatiskan kebodohannya dan membuat tiga lainnya garuk-garuk kepala dan saling mengedikkan dagu bertanya satu sama lain karena memang mereka tak mengerti maksud Bimo apa lantaran wajah Argan yang lempeng seperti triplek itu masih sama saja, minim ekspresi. Dari segi mana Bimo mengatakan kalau wajah Argan agak berbeda?

Sementara yang di perhatikan tak merasa, malah sibuk bersama Aldi mengotak atik mesin pesawat miliknya yang hari ini sedang tak terbang kemanapun.

"Perasaanku aja, apa memang itu orang-orang pengangguran merhatiin kita ya bang?" ternyata Aldi sejak tadi sudah merasa namun dia tak ingin kepedean dulu, tapi setelah di perhatikan lagi memang benar Bimo dan antek-anteknya sedang memperhatikan mereka dalam jarak dua puluh meter.

Lantas Argan menolehkan kepala kearah tunjuk Aldi setelahnya mengangguk membenarkan perkataan Aldi memang Bimo dan antek-anteknya sedang memperhatikan mereka "biarin aja." Argan lanjut memutar tubuhnya kembali mengotak atik pesawat yang sering ia terbangkan.

Aldi memanggut-manggut.

"Nah, ini dia nih yang di cariin!" seru pria berseragam PDH begitu menemukan orang yang ia cari. Bimo pun mendengar seruan pria yang tak lain tak bukan adalah Raden si tetangga Argan paling menyebalkan se-lanud, tapi masih enggak beranjak dari tempatnya ia memperhatikan keduanya dari jauh saja.

Argan dan Aldi langsung mendongak menatap orang yang baru datang tersebut. Raden menatap Argan dengan penuh selidik.

"Apa?" tanya Argan.

"Lo mau nikah gan?" langsung saja Raden menyampaikan isi hatinya yang kepo sejak pagi tadi, karena santer terdengar gosip bahwa Argan pagi tadi masuk salah satu kantor yang dimana biasanya para prajurit akan melakukan pengajuan nikah kantor.

"Hm, kenapa?" jawab Argan tak jelas, ia malah balik bertanya.

"Serius?! Memangnya Lo punya calon? Atau mau kawin sama si Bimo?" ledeknya menoleh ke arah Bimo yang kini tengah berjalan ke arah mereka dengan wajah agak kesal.

"Heh, mulutmu den. Aku masih suka lobang ya." sembur Bimo begitu sampai di hadapan Raden. Tentu saja Bimo tak terima mendegarnya, enak saja dia masih suka lobang bukan batang!

Raden terkekeh "Tapi dia mau nikah Bim. Tadi dia masuk ke kantor TUUD loh. Gosipnya udah seliweran kesana kemari dari pagi." tunjuk Raden pada Argan yang kini mengelap tangannya yang sudah kotor ke kain lap.

Bukannya percaya Bimo malah ngakak. "Nikah? Sama siapa dia nikah? Guling? Atau bininya ini?" tunjuk Bimo dengan dagu pada pesawat tempur yang ada di hadapan mereka lalu kembali tertawa, lebih jelasnya menertawakan Argan yang tak mungkin sekali menikah dengan seseorang yang berjenis kelamin perempuan, karena selama ini Argan tak terlihat dekat dengan gadis manapun.

Dulu pernah mereka tau Argan di dekati wara tapi namanya juga Argan si pria minim ekspresi dan memiliki mulut yang terkenal pedas sepedas boncabe dan setajam belatih ia malah berkata "saya gak minat." cukup tiga kata dan wara tersebut langsung angkat kaki, sampai sekarang tak pernah memperlihatkan Batang hidungnya lagi di hadapan Argan.

Dan ini katanya mau menikah? Siapa yang mau percaya.

"Kalau masuk ke kantor TUUD bukan berarti dia mau nikah kan mana tau dia punya urusan lain. Lagian berita yang kamu dapat juga gosip den, percaya kali lah sama gosip gak jelas. Kita yang tau Argan itu gimana. Ya gak gan?" tambah Bimo lagi di akhiri bertanya pada Argan dengan wajah setengah meledek, lalu kembali ngakak.

Argan hanya diam saja tak mejawab, ia hanya memperhatikan dua cecenguk itu ngakak sesuaka hati, begitu juga rekan-rekannya yang lain.

"Kalau undangannya kesebar, jangan pada kaget." setelah mengatakan itu Argan langsung pergi meninggalkan perkumpulan para cecenguk bermulut lebar itu yang tak punya pekerjaan.

"MAU KEMANA BANG?!" seru Aldi melihat Argan yang sudah melangkah menjauh.

"Ketemu calon istri." jawab Argan santai, tidak berbalik sama sekali.

Raden dan Bimo malah menoleh saling menatap, apa perkataan Argan membuat keduanya percaya? Oh, tentu tidak mereka itu sangatlah mengenal Argan dan tentunya kembali tertawa "halunya..." lalu mereka ngakak lagi.

Hemmmm... Temen laknat!

__________________

Benar saja jam makan siang Argan tiba di rumah sakit, untuk menemui Nasya tentunya dan akan memberikan beberapa lembar persyaratan pengajuan, juga seragam PIA tanpa lencana sebagai syarat nikah kantor.Dan itu ada dalam ransel yang ada di punggungnya.

Dengan senyum tipis ia mulai berjalan masuk ke UGD. Tak memperdulikan mata beberapa orang yang menatapnya penuh kagum ia terus menelusuri lorong rumah sakit. Dan saat itu ia baru teringat satu hal, Argan tak tau dimana letak ruangan Nasya dan bodohnya ia tak punya nomor Nasya, nomor yang dulu sudah ia hapus dan sekarang dia lupa minta. Bodoh sekali Argan! Mau nyamperin kemana coba kalau begini?

Kok orang goblok macam lu bisa lewati tes jadi pilot pesawat tempur si gan?

Akhirnya mau tak mau Argan menuju anak tangga naik ke lantai dua dimana berada ruangan sang Mama.

Tok! Tok! Tok!

"Assalamualaikum Mama." tidak lupa ia mengetuk pintu lebih dulu begitu sampai di depan pintu ruangan sang Mama lalu selanjutnya ia buka.

"Eh, waalaikumsalam. Argan, ngapain kesini? Oooh... Mama tau anter makanan buat Mama ya? Anak ganteng perhatian banget, mana makanannya?" tanya wanita paruh baya yang menggunakan pakaian jaga berwarna biru ciri khas kesehatan. Ia celingak-celinguk kekanan kekiri mencari makanan yang kemungkinan di bawa si putra tengah dan di sembunyikan di balik punggung atau ransel yang di bawa Argan karena biasanya memang Argan seperti itu.

Argan meringis tak enak hati, ia lupa dengan kebiasaannya itu karena memang dari awal ia tidak berniat untuk menemui mamanya melainkan Nasya, tapi sayang di sayang Argan malah lupa meminta nomor Nasya. "Argan lupa mah. Lagian tadi niatnya gak gitu" tidak lupa ia menggaruk tengkuknya yang tida gatal lalu tersenyum bak bocah polos yang lupa membeli bawang di warung.

"Oh, mau ngapain?" alis Mama Nada tampak berkerut.

Argan menelan salivanya "Mama lihat Nasya?

Raut wajah Mama Nada berubah kaget tapi setelahnya tersenyum menggoda "uh, diam-diam udah deket aja ya sama dokter Nasya." goda mama Nada.

Argan tersenyum tipis "hm, mau pengajuan juga."

Kali ini mata Mama Nada melotot "Heh, serius?"

Bukan menjawab Argan malah nyengir memperlihatkan giginya.

"Ugal-ugalan banget kamu ternyata."

"Udah ketemu yang cocok mah, gak boleh di tunda."

Perkataan Argan membuat Mama Nada turut tersenyum bahagia. Sebenarnya ia kaget karena ternyata Argan mengatakan sudah akan pengajuan, karena Mama Nada sebelumnya malah sempat berpikir kalau Argan tidak tertarik dengan dokter Nasya, tapi eh tapi, sudah mau pengakuan. Walaupun terkesan tiba-tiba tapi Mama Nada tak keberatan juga, karena mengurus berkas-berkas persyaratan nikah kantor itu tidak sebentar, bisa sampai sebulan lamanya atau lebih. Toh dia juga menginginkan Nasya dan sudah mengenal gadis medok itu yang memang begitu sopan dan baik tentunya. Calon mantu idaman lah. "kenapa gak di telepon aja?"

Lagi Argan malah nyengir "Gak punya nomornya."

"Ya Allah, gimana sih? Katanya mau pengajuan tapi kok belum punya nomornya. Nih Mama kasih." Mama Nada menyodorkan ponselnya.

"Eh, gak usah mah, nanti Argan minta langsung aja sama orangnya."

Mama Nada mengangguk saja "bentar Mama telpon dulu."

Mama Nada mulai menghubungi Nasya dan langsung di jawab oleh gadis itu yang ternyata baru keluar dari ruang operasi.

"Calon mantu di cariin sama calon suami loh ini." goda Mama Nada melirik putranya yang wajahnya sudah memerah sampai ke telinga karena tersipu malu. Bibir Argan juga sudah kedutan ingin membetuk senyum tapi mati-matian Argan tahan kalau tidak bisa habis nanti jadi bahan ledekan sang Mama.

Panggilan pun berakhir dan diketahui Nasya ada di ruangannya sekarang yang berada di lantai satu. Argan pun setelahnya pergi kesana untuk mengutarakan niatnya.

1
Naswa Al rasyid
masa pria gila si kak judulnya....
babang argan kan keren, bukan gila. walaupun kesukaan nya radak gila🤣🤣
makasi kakak bnyak up nya... jgn bosen bosen up ya kak.. 👍👍 semangat trusss nulisnya..
Heny Janitasari
🤣
Ana_Mar
laaa...kenapa juga musti tersinggung?? kan memang bener bukan mahram, kan tiap pacaran individu beda2 ya kan???
selalu berdoa yang terbaik buat calon imamnya yaa nasya
💗AR Althafunisa💗
Serius dengerin mereka bicara dari hati ke hati, eh .. malah ada gangguan 😌 kira-kira Nasya ada keraguan ga ya sama Argan? ternyata pria gila 🤣🤧 lanjut ka 🙏🥰❤️
ŘƏ£♡ve
ardenalinnya menantang maseee😘😘😘
sakura hanae @ mimie liyana❤️
Buahahahhaha.... Rasakno....
Ani
calon imammu limited edition ya Nasya
Surtinah Tina
ya ampun itu idung mancungnya ga ketulungan....
Ana_Mar
pastiii donkkkk..bang argann gituuu/Determined/
beda jauhlahh dari raes dan nessa/Chuckle/
bisa di contohh tuu nduuu versi bang argannya.../Grin/
Heny Janitasari
🧡🧡🧡
ayu rahma
betull, apalagi pria yg menjaga wudhu nya mahalllll🥰🥰😍, pria model argan ga bakal gampang kegoda nasya, dy mah lempeng2 aja, tp ga tau lagi kalau ud sahh😌😄
Ita Mariyanti
emang enak itu👍👍
💗AR Althafunisa💗
Gantengnya mas Argan 🙈🙈🙈😅👍 makasih ka dah up 🙏
💗AR Althafunisa💗
wkwkwkw... tersindir 🤣🤣🤣
ŘƏ£♡ve
aaaa jd inget ayankkk😘😘😘😘
mamas argan lope sekebon kangkung🤣🤣🤣🤣
Heny Janitasari
❤️❤️❤️
Ana_Mar
makanya ness...punya mulut itu di jaga, pikirannya juga yang warasss!!! main ngatain perawan tuaaa, kamu warasss nesss??? ga punya hati banget ngatain kakak sendiri kek gitu/Shame/
Rizky Tria
Nessa udah bisa senyum lg ya..
bang Argan tahan dulu ya, nanti kalo udah halal jg dapet kasih sayang tulus dari Nasya 😊🤗
Ani
terima kasih kak Chika
Ani
itu juga makannan favorit ku 😊😊😊😊😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!