The Most Beautiful Revenge

Udara menghempas pelan dengan siluet jingga kemerahan, seorang gadis berada di sebuah kereta kuda dengan bayi di pelukannya.

Mata biru yang indah dengan rambut perak yang menawan, Pemimpin menara sihir mengusap pipi Cliaus. Sangat lembut dan terasa nyaman.

"Kita akan pergi ke rumah baru, kau menantikannya Clia?" Tanya Pemimpin menara sihir, mereka pergi dengan bahagia namun tidak di Istana.

Beberapa hari setelah perginya Pemimpin menara sihir, segerombolan penyihir hitam datang dengan bersembunyi-sembunyi. Mereka mengendap-endap di antara gelapnya malam, malam itu Serena juga mulai merasa resah. Entah mengapa hatinya merasa tidak tenang sejak dirinya menidurkan Cloaus.

"Kenapa sayang?" Arga juga ikut terjaga saat sang istri merasa tidak tenang.

"Arga, aku merasakan sesuatu yang aneh. Aku merasa tidak tenang dan aku merasa bila kita sedang di awasi." Bisik Serena, Arga yang mulai mengerti situasi langsung meraih pedangnya di bawah ranjang.

"Syuut! Sayang, aku juga merasa hal yang sama." Bisik Arga, hingga mereka akhirnya memutuskan untuk melihat ke arah jendela kamar.

"Cloa!" Teriak Serena saat dia melihat sekelebat bayangan hitam yang membawa putranya dari kamar sebelah. Para pelayan yang mendengar itu langsung berlari ke kamar sang Pangeran.

Serena juga tak tinggal diam, bersama dengan Arga dia berlari menuju kamar Putra mereka. Mata mereka seketika terbelalak tak kala mendapati para pengasuh yang telah mati, bersama para penjaga yang di tugaskan malam itu.

Serena lansung terdiam kakinya lemas tak berdaya hingga akhirnya terisak, suasana riuh tercipta begitu saja. Para Pasukan di kerahkan untuk menutup semu akses kota.

Para pemimpin wilayah di kerahkan untuk mencari jejak Pangeran, seperti hembusan angin malam. Jejak para penyihir hitam tak di temukan, bahkan Arga hingga mengirimkan surat permohonan pada menara sihir.

Tangis Serena pecah sejadi-jadinya, seluruh warga kota ikut membantu mencari keberadaan sang Pangeran. Bahkan Arga sampai memberikan perintah dan hadiah luar biasa besar bagi siapapun yang berhasil mendapatkan sang Pangeran.

Para kesatria bekerja keras untuk mendaptkan anugrah terhormat itu, namun nilhil hingga satu minggu pencarian mereka belum berhasil menemukan jejak Cloaus.

"Kenapa begini? Cloa? Di mana dia sekarang?" Teriak Serena histeris, hingga beberapa orang dari menara sihir juga tiba.

Sedangkan di tempat lain, dalam satu minggu terakhir Ratu melakukan persembahan besar-besaran dan kembali menyambut Raja Iblis. Raja Iblis tiba dengan keangkuhannya.

"Mana yang aku minta?" Tanya Raja Iblis, Ratu menyerahkan Cloaus dan tersenyum bahagia.

Cloaus terbang ke arah Raja Iblis dan Raja Iblis seketika tersentak kaget. Dia menemukan jiwanya yang hilang tersengal dalam tubuh Cloaus.

Raja Iblis berusaha mengambil jiwanya namun gagal, bahkan dia sampai mengalami luka jiwa baru. Para penyihir hitam nampak kebingungan dengan tindakan Raja Iblis. Namun mereka tak berbau bertanya sedikitpun.

"Yang mulia Raja Iblis, bagaimana dengan putra saya?" Tanya sang Ratu memohon agar dapat mendapatkan balasan yang setimpal.

"Membunuh 100 gadis tak berdosa, menculik bayi dan kau ingin membangkitkan Putra mu?" Tanya Raja Iblis menyeringai.

Ada hal yang aneh yang di rasakan oleh Ratu, dia merasakan adanya kesalahan dalam melakukan penyembuhan. Mungkinkah Raja Iblis itu tidak seperti yang ada dalam benaknya?

"Baiklah, aku akan mengabulkan keinginan mu itu." Raja Iblis mengangkat tangannya dan mengambil tulang punggung Filip.

Sebuah udara berwarna gelap muncul dari darah yang mengepul, aura di sekelilingnya berubah drastis hingga terasa begitu dingin dan mencekam.

"Bangkitlah!" Ucap Raja Iblis hingga sesosok pria tanpa pakaian muncul dari balik darah itu, Ratu menjerit ketakutan saat banyak tikus datang.

"Haaah, hahahah... Kaisar Atlan rupanya, aku tak menyangka dia akan menggunkan tikus yang telah di lumuri mantra suci." Ucap Raja Iblis merasa semakin tertarik dengan Kekaisaran Atlan.

Namun hal itu nampaknya belum selesai, Filip muncul dengan wajah yang buruk rupa. Kulitnya di penuhi bekas cabikan dan jiwanya yang masuk nampak bukanlah Filip.

"Yang mulia Raja Iblis." Ucap Filip menunduk di hadapan Raja Iblis, Ratu tertegun. Selama ini Filip sama sekali tidak tahu bila dirinya adalah penganut sihir hitam, tapi bagaimana bisa saat ini dia menunduk di hadapan Raja Iblis?

"Hahaha, Bagus! Kau telah bangkit. Nama mu Filip dia adalah Ibu mu dan kau hanya boleh tunduk pada ku." Ucap Raja Iblis mengibaskan tangannya dan seketika itu juga dia menghilang bersama dengan Cloaus.

Sedangkan Filip yang semula buruk rupa nampak menyerap semua darah para gadis suci yang telah menggumpal, hingga sel-sel dalam tubuhnya nampak kembali mengalami perubahan.

Filip kembali muncul dalam rupanya yang dahulu, memiliki wajah yang tampan. Sang Ratu tertawa kegirangan saat Putranya nampak telah kembali seperti sedia kala.

"I-ibu?" Filip terbangun, di tubuhnya tak ada sehelai benangpun yang menutupinya. Hingga tubuh polosnya dapat terlihat begitu saja.

"Filip, kau telah kembali Nak." Ratu berlari memeluk Filip dan memakaikan jubah miliknya pada tubuh Filip.

"Apa yang terjadi? Aku ingat bila aku mengalami rasa sakit luar biasa. Kemana Ja*lang itu pergi?" Tanya Filip mencari sosok Celsie.

"Dia sudah mati di penjara dingin, wanita itu telah tercabik-cabik oleh tikus." Ucap Ratu dengan kesalnya.

"Ibu yang melakukan itu?" Filip menatap mata Ibunya sangat dalam.

"Bukan, tapi si baji*an Arga. Setelah berhasil membunuh mu dia membunuh Celsie dan mengambil alih kekuasaan. Dia juga menikah dan memiliki Pangeran." Ucap Ratu, seharusnya itu memang menjadi akhir yang bahagia bagi kehidupan Arga dan Serena. Namun dia tak akan pernah tenang melihat orang yang telah menghancurkan hidupnya mengalami kebahagiaan.

"Mengesankan, Ibu aku lapar." Ucap Filip dengan seringai nya.

Di tempat lain, sebuah wilayah terdalam di Underworld mengalami keriuhan, Raja Iblis memberikan perintah dan mengangkat seorang bayi laki-laki sebagai penerusnya di masa depan.

Kaum Iblis menjadi gempar seketika, namun mereka akhirnya tahu bila jiwa keabadian milik Raja Iblis ternyata telah tertanam dalam diri bayi laki-laki itu.

"Yang mulia Raja Iblis, akan kami panggil siapa bayi laki-laki ini?" Tanya salah satu bawahannya yang setia.

"Dia akan menjadi penerus ku, panggil dia Pangeran Asura." Ucap Raja Iblis dengan tawanya yang menggelegar.

Kehadiran Asura yang merupakan sosok manusia abadi akhirnya menjadi berita terpanas di kalangan para Iblis. Selain itu kemampuan dari Asura juga tidaklah main-main.

Tak di sangka pula oleh sang Ratu, di balik wajah Filip dan ingatan Filip tentang kehidupannya. Ternyata tersimpan rahasia besar di mana Filip adalah mata-mata besar sang Raja Iblis.

Sekian dulu Generasi pertama dari Serena dkk, mulai besok kita lanjutkan masih dalam maslah balas dendam. Di mana besok kita akan mengangkat tema generasi ke 2 Serena, yaitu kisah si kembar.