Assalamu'alaikum, ini Novel Pertamaku. Karya Originalku, bukan Plagiat.
Laras Mutiara, seorang janda cantik dari keturunan biasa namun memiliki hati yang luar biasa.
Arga, terpaksa menikahi Laras, istri pilihan mamanya. Bukan bahagia yang didapat Laras dalam pernikahannya. Namun hinaan, cacian, penderitaan yang diberikan Arga. Arga selalu menghinanya sebagai janda kotor & menjijikkan bekas laki-laki lain.
Suatu hari Arga terluka & Laras mengurusnya dengan baik.
"Apa kau melakukannya ikhlas, tanpa merasa terpaksa?,"
"Iya tuan, aku melakukannya ikhlas. Dan aku juga akan mengurus tuan semampuku, karena aku tidak tahu, sampai kapan aku bisa berada di rumah tuan. Mungkin satu hari aku akan pergi dari sini, sesuai keinginan tuan,"
Arga menjadi tercekat mendengar ucapan Laras. Hatinya tiba-tiba terasa sakit dan takut.
Akankah cinta tumbuh di antara mereka?
Atau justru Laras memilih pergi dan menjadi janda untuk kedua kali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rara RD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35 - DOA LARAS
"Ada apa kalian berdiri di depan gudang? Sedang cari sesuatu di gudang?," tiba-tiba Mayang telah berdiri di dekat mereka dengan tatapan penuh tanda tanya.
Pasangan suami istri yang masih berdiri di depan pintu, serempak menoleh terkejut ke arah suara yang ada di belakang mereka.
"Tidak ma, hanya mengobrol biasa saja," sahut Arga cepat.
"Oh, mama fikir kalian berdua mau honeymoon tidur di gudang. Honeymoon nya keluar negeri, jangan di gudang. Kan sumpek, debuan dan kotor. Mana enaklah," gurau mayang sambil terkekeh melihat secara bergantian kepada anak dan menantunya itu.
Muka Laras yang tadinya cerah, seketika dibayangi kabut kelam. Wajah wanita itu tiba-tiba muram saat mendengar gurauan Mayang.
"Andai mama tahu, apa yang dilakukan Arga padaku..," gumamnya sedih, dalam hati.
Arga dapat melihat semerawut wajah muram terlukis di wajah Laras. Dia bisa membaca fikiran Laras. Dia yakin, wanita itu pasti sedang bersedih karena gurauan yang baru saja dilontarkan Mayang. Arga melihat raut muka Laras yang tadinya cerah tiba-tiba saja berubah mendung. Pemandangan itu membuat hatinya sedikit terusik.
"Mama mau jalan-jalan dulu di pekarangan rumah. Mau lihat-lihat tanaman. Sudah lama mama tidak melihat keadaan taman rumah," ujar wanita paruh baya itu lalu meninggalkan kedua anak muda, yang masih berdiri mematung.
Laras hendak masuk ke gudang. Tangannya telah memutar handle pintu tetapi Arga dengan cepat meraih kembali handle pintu dan menahannya agar tidak terbuka.
"Kau ini keras kepala sekali! Sudah kukatakan, selama mama masih di sini, jangan pernah masuk ke gudang ini! Masih saja tidak menurut!," hardik Arga menajamkan mata memandang Laras.
Laras yang menyadari tangannya bersentuhan dengan tangan pria arogan itu, segera melepaskan pegangannya di handle pintu.
"Aku hanya mau mengambil mukena dan tas pakaianku tuan," jelas Laras singkat.
Mendengar itu, Arga jadi merasa tidak enak, karena telah berfikiran yang tidak-tidak terhadap Laras, langsung melepaskan pegangannya di handle pintu.
Laras pun segera masuk ke kamar, mengambil mukena dan tas pakaian yang tampak telah usang. Arga masih berdiri menunggu di depan pintu.
Tak lama, wanita itu telah keluar kembali dengan menjinjing tas pakaian di tangan kiri dan mukena yang sudah dilipat di tangan kanan.
"Ayo, kita masuk!," perintah Arga dan bergegas menuju kamarnya.
Laras mengikuti dari belakang.
Saat kaki Laras mulai menapak dan memasuki kamar Arga, mendadak langkahnya berhenti lalu berdiri mematung. Dia kembali teringat saat hari pertama masuk ke kamar ini. Luka terasa berdarah kembali. Sangat perih.
Saat itu, Arga dengan semena-mena menghina serta menyiksanya. Menjambak rambut, mendorong tubuhnya hingga tersungkur ke lemari, membuat keningnya terluka dan berdarah.
Tanpa diinginkan, lelehan air mata terlihat mengembang di kelopak mata wanita itu.
"Kamar ini, aku rasanya belum bisa melupakan semua kejadian itu. Sangat menyakitkan," lirihnya dalam hati, sementara dibiarkannya air mata terus berjatuhan.
Arga yang melihat Laras meneteskan air mata, hanya diam sembari menarik nafas panjang. Dia tahu, wanita itu pasti merasa sedih memasuki kamar yang meninggalkan kenangan buruk baginya.
Pria itu membiarkan saja Laras menangis, mungkin itu akan membuat hatinya lebih baik.
Dia mengambil ponsel di nakas, lalu berjalan ke sofa dan duduk di sana mulai memainkan benda pipih itu.
Laras meletakkan tas pakaian di lantai, tepatnya disandarkannya di kaki sofa, lalu berjalan menuju kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, dia telah membentang sajadah, memasang mukena dan memulai shalat.
Arga melirik lalu mengamati istrinya yang tengah shalat.
Usai shalat, wanita itu mengangkat kedua tangannya dan berdoa dengan khusuk.
"Ya Allah, berikan petunjuk dan pertolongan-Mu untuk rumah tangga hamba. Hamba tidak tahu, sampai kapan hamba mampu bertahan dengan keadaan ini. Kehadiran hamba di sini sama sekali tidak berarti untuk suami hamba. Sampai kapan hamba akan dijadikan pelayan oleh suami hamba sendiri dan tidak pernah dianggap sebagai istri. Hamba mohon petunjuk-MU Ya Allah. Hamba takut, tidak bisa bertahan lebih lama dan akan gagal untuk kedua kali,"
Tampak wanita itu berurai air mata, lalu dia mengusap kedua tangannya ke wajah, menutup doanya.
"Dia berdoa apa? Apa mendoakanku? Mengapa dia mendoakanku? Supaya aku bisa menerima dia jadi istriku? Tapi kalau diperhatikan, sepertinya dia memang wanita baik, Sholeha dan pandai mengurus suami," Arga terus saja membatin dalam hati, matanya tetap tak lepas memandang wanita yang sedang melipat mukena.
Selesai shalat dan melipat mukena, Laras langsung melangkah keluar kamar, tanpa menoleh ke arah Arga yang sedari tadi duduk di sofa memandanginya.
"Dasar wanita aneh. Sudah diizinkan masuk ke kamarku, tapi sikapnya seolah-olah tidak suka berada di dalam kamar ini. Maunya apa sebenarnya," gerutu Arga sambil mengernyitkan dahi menatap kesal pada Laras.
...*******...
yg aq suka dr cerita ini banyak pelajaran yg bisa qta ambil, terutama keikhlasan dn kesabaran..selain itu cerita nya kaya d dunia nyata g kentara kehaluan nya..
aq jg suka dgn karakter ceo nya, d mana dia tdk d gambarkan seseorang yg benar2 berkuasa, yg klo ad masalah hrs menurunkan bodyguard2 nya at membeli hukum..d sini sangat wajar bgt soal masalah dn cara menyelesaikan masalah itu sendiri..Ka author nya benar2 genius bikin cerita nya ❤️🥰😍🤌
makasih bwt Ka Rara yg udh memberikan karya yg sangat bagus buangeeet,,
5 bintang rasa nya kurang bwt karya sebagus ini ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️