DARK SIDE

Dengan sedikit perasaan takut Arumi mencari suara gemerincing itu. Benar saja ia melihat kunci mobilnya tidak jauh dari foto Loly yang jatuh. Padahal tadi tidak ada apa-apa disekitar foto Loly.

Arumi mengambil kunci mobilnya dan bergegas naik ke atas. Sekarang ia tidur di lantai dua semenjak tuan Wijaya, ingin menjadikannya menantu. Dia khawatir kalau Arumi diganggu oleh makhluk halus yang kerap kali muncul di Puri.

Di atas gelap, mungkin Sri tidak sempat menyalakan lampu atau dia sengaja, emang Sri agak-agak. Arumi baru lega setelah mengunci pintu dan menyalakan lampu kamar.

Pukul 23.59 wita.

Arumi sengaja tidak membuka ponselnya, ia tidak ingin membaca chat dari King. Ia sudah tahu kalau laki-laki itu membuat sejuta alasan. Ia tidak mungkin bisa di rayu lagi, cukup sudah penderitaannya.

Ia membuka laci dan mengambil hape yang lain, ini ponsel pribadi. Hanya orang-orang tertentu yang ada di hape ini.

Baru ia buka ada ratusan panggilan yang tidak terjawab. Dari bibi, Sri, Mirah, Tuan Wijaya dan Dayan. Ada apa mereka menelponnya. Bathin Arumi penuh tanda tanya.

Arumi melihat cctv yang berada di pintu gerbang lewat hapenya. Kosong, tidak ada siapapun di luar.

Akhirnya ia mengecek keberadaan bibi lewat Life.360. Arumi kaget karena bibi berada di rumah sakit. Ia cepat menelpon.

[Hallo...]

Terdengar suara bibi di seberang sana. Arumi tenang, karena suara bibi biasa saja, tidak seperti orang sakit.

[Bibi kenapa berada di rumah sakit?]

Tiba-tiba terdengar bibi menangis, dan terdengar suara bibi dan Dayan.

[Kemana saja kau, k3t3rlaluan!!]

Dayan mengambil alih hape bibi dan marah-marah. Arumi cepat-cepat tahu diri, dan menjawab dengan lembut.

[Maaf Dayan aku baru bangun, kenapa kau marah padaku?].

[Gara-gara kau sok selebritis, isi dikawal polisi, sekarang mobilmu hancur tabrakan dengan oleh Yanter]

Deggg!!

[Tidak mungkin, Yanter mengembalikan kunci mobilku]

Karena Arumi ngeyel tidak percaya, Dayan menyuruh Arumi datang ke rumah sakit. Terdengar bibi melarangnya karena mereka sudah mau pulang.

[Tunggu dirumah, kita sudah mau pulang] terdengar suara Dayan.

[Oke, aku tunggu]

Arumi terpaksa mengambil hape bisnis, ia membuka aplikasi warna hijau. Terlihat panggilan dari King dan nomer tidak di kenal. Ia yakin pasti Puspa yang juga menelponnya.

Ini bunyi chat King.

[Sayank, aku ingin ketemu untuk menjelaskan semuanya, tolonglah jawab. Aku tersiksa kalau kamu tidak merespon]

Tulis King dengan stiker menangis.

[Aku sangat mencintaimu Arumi, tetapi aku terbiasa dengan kenyataan bahwa aku tidak akan pernah pantas untukmu]

"D4s4r pecundang." Gumamnya geram.

Tidak tergerak hatinya untuk membalas chat dari King, cukup sudah. Arumi tidak tahu harus menyalahkan siapa, yang jelas saat ini hatinya berantakan.

Dituduh sebagai p3l4k0r membuatnya tersentak, ia terpukul. Seperti dunia ini runtuh seketika. Ia bertekad membuang cintanya, walaupun hal itu sangat sulit.

Pertama kali jatuh cinta langsung hancur. Arumi merenung sedih, ternyata mencari laki-laki yang baik, jujur dan setia, sangat sulit. Dari sekian pria yang mendekatinya, ia sengaja memilih yang sederhana dalam ekonomi, minim harta dan jauh dari kesan branded.

Tujuannya supaya pasangannya lebih cinta, sayang dan mau melindunginya. Bisa diajari bisnis dan bertanggung jawab.

Ternyata ia salah, pria itu walaupun datangnya dari kolong jembatan, kalau hobbynya s3lingkvh, ya s3lingkvh saja.

"Aahhhh..." Arumi menarik nafas panjang dan membuangnya kasar. Ia turun dari tempat tidur dan mengamati hapenya.

Arumi kembali melihat cctv lewat hape, belum ada tanda-tanda mereka ada di pintu gerbang.

Lebih baik dia turun saja dan menunggu di pintu gerbang. Pikirnya. Terlihat lebih simpati, dari pada tetap di kamar dengan penasaran.

Dengan langkah gontai Arumi turun ke bawah, ia sudah lupa dengan gangguan yang tadi dialaminya. Pikirannya tidak bisa lepas dari King, laki-laki yang telah mencuri hatinya.

"P3l4k0rr..."

Arumi kaget setengah mati saat mendengar suara Puspa. Ia celingukan sebentar, tapi matanya tidak melihat siapapun. Apa ia salah dengar, atau Puspa orang sakti.

Disini banyak orang sakti yang bisa berubah wujud. Semoga ia tidak melihat makhluk yang menyeramkan.

"Mungkin juga ia salah dengar." gumamnya.

Arumi menuju lobby, ia masih penasaran dengan suara itu, tapi ia yakin Puspa tidak mungkin datang kesini. Bagaimana dia masuk Puri, karena membuka pintu gerbang harus lewat hape secara otomatis.

Dia membuka pintu utama, saat melintas di halaman ia sepintas melihat harimau berjalan di rerimbunan pohon hias.

Dengan secepat kilat Arumi berlari masuk kembali ke rumah. Dadanya berdebar kencang. Untung Harimau itu baik hati tidak menerkamnya.

Mungkin peliharaan mamanya yang lepas.

Mamanya senang sama binatang, dan di belakang rumah utama, agak jauh sedikit ada kebun binatang. Arumi sering kesana karena disebelahnya ada kebun buah dan taman bunga.

Arumi duduk disofa, ia mengkhayal kalau saja harimau itu datang menerkamnya, pasti tuan Wijaya dan Dayan Kole sedih. Karena dalam surat wasiat yang baru dia bikin, isinya, jika ia meninggal dunia, semua warisan masuk ke panti asuhan yang dikelola oleh bibi dibawah naungan PT. Cinta Abadi.

"Tookkk...tookkk...tookkkk..."

Suara ketukan pintu membuat Arumi meloncat kaget. Arumi jadi sebel saat pintu dibuka, ternyata rombongan Dayan. Mereka terlihat lelah dan pucat.

"Ngapain pintu diketuk, khan pakai sidik jari. Kamu sengaja bikin aku kaget."

"Kirain kamu ada dikamar, jadi aku ketok pintu supaya di dengar." kilah Dayan.

Arumi tidak menghiraukan Dayan, ia langsung memeluknya bibi.

"Bibi bagaimana ceritanya, kenapa bibi tidak menelpon ku."

"Sudah ditelpon, mungkin nona tinggalkan hape yang lagi satu."

"Duduk dulu semuanya, Sri tolong bawa minum." ucap bibi sambil menguap.

"Nona Est, kenapa tidak membawa mobil sendiri? Nona tahu apa yang terjadi dengan Yanter, dia membawa mobil nona dan masuk jurang. Yanter tidak pernah bawa mobil mewah, jadi tidak bisa ngerem."

"Astaga, apakah terjadi sesuatu?" tanya Arumi kaget.

"Kalau masuk jurang berarti sudah tidak terselamatkan, mobil ringsek dan Yanter tidak bisa terselamatkan."

"Maaf bibi, aku menyerahkan mobil kepada scurity, jika terjadi sesuatu, itu diluar kuasaku. Semoga almarhum diberikan tempat paling baik di sisiNYA." ucap Arumi gemetar.

Arumi buru-buru minum, ia ingat chat Yanter dan kunci mobil.

"Bibi, Yanter tadi chat aku dan memberi kunci."

"Apa?, itu tidak mungkin, dia jatuh ke jurang jam setengah tujuh, kami kesana jam tujuh lewat lima belas menit." kata Dayan tidak percaya.

Arumi lalu memperlihatkan chat dari Yanter dan kunci mobil yang masih utuh. Mereka saling pandang, bulu kuduknya berdiri. Dayan geleng-geleng kepala, mau tidak percaya tapi sudah ada bukti.

*****