NovelToon NovelToon
Kapten, Wo Ai Ni

Kapten, Wo Ai Ni

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda
Popularitas:44.9k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Menikah dengan gadis yang dicintai adalah impian semua pria. Namun, Anggasta Bimantara, seorang kapten polisi harus menelan kekecewaan karena lamarannya ditolak oleh kekasihnya. Kekasih yang sudah dia pacari selama lima tahun lebih memilih pria kaya raya demi untuk kemajuan karir modelingnya.
Di tengah keterpurukannya putus cinta, dia terpaksa menikahi gadis tengil yang bernama Intan hanya karena kesalahpahaman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Astaga!

"Astaga, Babe! Kau memanggilku seperti gerakan dan maafkan aku kalau aku mendadak ingin bercinta lagi" Tangan Anggasta yang penuh busa sabun meluncur bebas ke bawah.

Intan menahan tangan Anggasta sambil menepuk pelan dan berkata, "Ish! Kayak tahu bulat aja serba dadakan"

Anggasta terkekeh geli sambil menyusupkan wajahnya ke rambut istri kecilnya dan bergumam di sana, "Itu karena kamu sangat menggoda dengan tanda-tanda kepemilikanku ini dan salah sendiri kenapa kamu menggodaku dengan panggilanmu, Babe"

Plak! Intan menepuk pelan tangan Anggasta sambil berkata, "Siapa yang menggodamu"

Anggasta langsung membalik badannya Intan dan mengajak istri kecilnya itu berciuman. Ciuman itu begitu lama dan saat Anggasta menarik diri untuk memberikan kesempatan Intan bernapas, pria tampan itu berkata, "Kau pengalih perhatian yang sangat hebat gadis kecilku"

Intan menempelkan keningnya di dada Anggasta, "Apa sebelumnya tidak?"

"Aahhhhhh!!!!! Kenapa kau selalu menggodaku seperti ini, Babe" Anggasta menaikan pelan dagu Intan dengan kepalan tangannya dan saat mereka bersitatap, Intan menyemburkan, "Bagian mana yang menggoda kamu, Mas?"

Anggasta menatap lekat kedua bola mata Intan yang tersapu gairah lalu pria tampan itu mengerang, "Ahhhhhh, Babe, semuanya yang ada ada dirimu sangat menggoda"

Anggasta memagut bibir Intan sambil menangkup pantat Intan dengan kedua telapak tangannya yang besar lalu menaikkan pantat kenyal yang penuh dan terasa sangat sempurna dan mengajak Intan bercinta seperti koala yang memeluk pohon kokoh.

Intan menggelungkan erat kedua kakinya di punggung Anggasta dan mencengkeram erat kedua pundak Anggasta. Mereka bercinta di bawah guyuran air shower dengan penuh gairah dan cinta.

Beberapa jam kemudian, setelah rambutnya dikeringkan oleh Anggasta, Intan teringat luka yang ada di bahu suaminya dan langsung memeriksa luka itu, "Mas, luka kamu tuh nggak boleh kena air"

"Nggak terasa sakit atau perih jadi aku rasa lukanya aman" Sahut Anggasta sambil menciumi rambut Intan. "Kamu wangi banget, Babe"

"Ish! Diam dulu, Mas! Aku harus mengganti perbannya dulu. Untung saja di laci nakas ada kotak obat. Semoga nggak berbekas, ya, Mas" Ucap Intan sambil mengobati kembali luka di bahu Anggasta.

Anggasta menatap Intan tak berkedip dan sesekali menciumi pipi Intan.

"Ish! Diam dulu, Mas!"

"Mana bisa diam di depan cewek yang sangat cantik dan wangi" Anggasta tetap menciumi pipi Intan dan sesekali menjumput rambutnya Intan untuk dia mainkan di jari jemarinya lalu dia ciumi.

Intan akhirnya menyerah dan membiarkan suaminya melakukan apa yang dia suka sampai dia selesai mengobati luka di bahu Anggasta. Beberapa menit kemudian Intan mengusap pelan perban baru yang sudah terpasang manis di bahu Anggasta sambil berkata, "Syukurlah sudah membaik dan semoga tidak berbekas"

"Aku punya banyak bekas luka jadi kalau ini pun berbekas nggak masalah bagiku"

"Aku juga punya bekas luka" Sahut Intan dengan wajah bangga.

Anggasta terkesiap kaget, "Benarkah? Mana coba Mas lihat"

Intan mendongak lalu menunjuk dagunya, "Nih ada bekas luka pas aku jatuh dari kursi goyang"

Anggasta menunduk dan menyentuh pelan dagu Intan, "Wah, iya ada bekas luka. Kenapa bisa jatuh tadi kursi goyang?"

"Pembantunya Mamaku menggoyangnya terlalu cepat aku jadi terbang lepas dari kursi goyang lalu jatuh di lantai dan dagu ini membentur lantai cukup keras. Berdarah banyak sekali, Mas" Intan bercerita dengan penuh semangat dan bibirnya mengerucut serius.

Anggasta tersenyum lalu dia berkata, "Benarkah? Apakah sakit?" Anggasta mencium dagu Intan.

"Aku lupa sakitnya karena waktu itu aku masih berumur tiga tahun. Lalu ada lagi bekas luka kena knalpot di betis"

"Benarkah? Mana coba Mas lihat"

"Wah ketutup celana jins. Sulit untuk digulung ke atas kalau celana jins"

"Ya, udah buka aja" Sahut Anggasta dengan santainya.

"Emm, modus ya. Aku capek, Mas" Intan langsung mendelik kesal ke Anggasta.

"Lho apa hubungannya buka celana jins sama capek?"

"Kalau aku buka, Mas pasti......."

"Pasti apa?" Anggasta menempelkan keningnya di kening Intan lalu Intan mendorong dada sambil berkata, "Ada bekas luka kena tusuk pensil tetanggaku. Dia sedang menggambar dan aku merengek minta diajari menggambar eh dia kesal dan entah sengaja atau tidak pensilnya menusuk jari tengah bagian dalam, nih lihatlah Mas"

Anggasta meraih tangan kanan Intan lalu melihat jari tengah bagian dalam yang ada bulatan hitam mirip tahi lalat. "Yakin ini bekas luka bukan tahi lalat?"

"Mana ada tahi lalat di sini. Ini bekas luka, Mas"

"Iya, iya, bekas luka. Mas cium ya biar ada kenangan manisnya gitu"

"Kayak iklan air mineral aja, Mas, ada manis-manisnya gitu" Intan terkekeh geli dan sontak mematung dengan degup jantung abnormal saat Anggasta mencium telapak tangan lalu mencium semua jari-jarinya. "Mas......." Desis Intan.

"Apa? Mau modusin Mas, ya?"

"Ish! Paan sih"

"Mas mau kok dimodusin"

"Ish! Masih ada satu lagi bekas luka, Mas"

"Oh, iya? Masih ada satu lagi?" Anggasta bertanya dengan penuh antusias.

"Iya! Ada satu lagi, Mas" Saking semangatnya membanggakan bekas luka di tubuhnya, Intan menyemburkan, "Di pantat. Pembantunya Mama nggak sengaja menumpahkan teh panas di pantatku"

"Apa?! Di pantat?!" Jakun Anggasta sontak naik turun kala dia membayangkan indahnya pantat Intan.

"Iya di pantat"

"Kok bisa?"

"Ya, aku, kan, masih anak-anak waktu itu. Suka nungging nggak jelas, makanya ketumpahan teh panas"

"Mana coba Mas lihat" Anggasta langsung memegang ikat pinggangnya Intan.

Intan sontak menyemburkan, "Mas mau apa?"

"Melihat bekas luka kamu"

"Tapi, di pantat. Mana bisa"

"Bisa kalau kamu lepas celana kamu lalu nungging. Kita belum mencoba kaya itu tadi, kan"

"Kyaaaaaa!!!!! Dasar mesum!!!!!" Intan sontak mendorong dada Anggasta lalu berlari keluar kamar meninggalkan Anggasta yang tengah menggemakan tawa renyahnya dengan sangat keras.

Setelah menutup pintu kamar, Intan berbalik badan dan sontak berdiri mematung di depan pintu kamar saat dia menemukan ada enam pasang mata tengah menatapnya dengan mata melotot dan mulut ternganga lebar.

"Kalian siapa?" Tanya Intan.

"Kami anak buahnya Kapten Anggasta, saya Leo, ini Bram dan itu Radit. Anda siapa?" Ucap Leo.

Gila! Cantik banget cewek ini. Batin Leo.

Kenapa ada bidadari di sini? Batin Bram.

Wah! Kalau ini ceweknya Kapten, selera Kapten top markotop, nih. Batin Radit.

Leo langsung mengusapkan telapak tangannya di kaos lalu bergegas mengulurkannya ke depan sambil berkata, "Mari kita berkenalan dengan benar, Saya Leo"

Leo menepis tangan Bram dan Radit yang juga terukur ke depan.

Intan tersenyum geli melihat tingkah tiga orang pria dewasa di depannya dan tanpa mengulurkan tangannya, Intan berkata, "Namaku Intan dan aku adalah Istri......."

Anggasta langsung merangkul bahu Intan sambil berkata, "Intan adalah Istriku"

"What?!" Leo, Bram, dan Radit kembali melotot dan ternganga kaget.

"Bubar kalian!" Perintah Anggasta dengan wajah garang khasnya. Leo, Bram, dan Radit langsung berbalik badan lalu melangkah lebar meninggalkan Anggasta dan Intan.

Anggasta lalu menoleh ke Intan yang tengah menatapnya dan berkata, "Bahaya juga kalau kamu terlalu lama di sini. Wajah kamu, rambut kamu, kulit kamu, benar-benar ancaman bagi semua pria di dunia ini"

"Paan sih. Nggak usah lebay, deh!" Intan memukul pelan dada Anggasta.

Anggasta menunduk untuk mengecup bibir Intan laku berkata, "Aku akan mengantarmu pulang karena aku ada urusan penting dan kalau kamu aku tinggalkan di sini bisa berbahaya"

"Baiklah" Intan mengulas senyum manis di depan Anggasta dan Anggasta kembali mengecup bibir Intan.

beberapa jam kemudian, Anggasta mencium kening Intan lalu berkata, "Buruan masuk ke dalam!"

Intan mencium pipi Anggasta lalu dia berlari masuk sambil melambaikan tangan dan tersenyum lebar penuh cinta.

Anggasta yang kaku dan tidak pernah melambaikan tangan untuk hal remeh hanya berdiri mematung sambil tersenyum penuh cinta.

Setelah Intan benar-benar masuk dan dirasanya aman, Anggasta melompat naik ke Jeep dan melajukan Jeep ke suatu tempat sambil menghubungi Roy dengan headset nirkabel, "Aku menuju ke lokasi"

"Semuanya sudah siap, Kak" Sahur Roy.

1
Rahma AR
smg roy dan anggast selamat
Rahma AR
bantu intan
Rahma AR
sayangnya anggasta de gan intan
F.T Zira
panel terakhir bikin dag dig duggg
3iklan 1🌹
Rahma AR
anggasta, kamu jgn bandingkan istri dengan mantan.... hukumnya haram
Rahma AR
kl.dokter cewenya cuti, pake bidan aja intan....
🌺Fhatt Trah🌺
🌹 + iklan untuk author yg banyak idenya. semoga sukses author
🌺Fhatt Trah🌺
Lima tahun Ntan kamu diculik. hilang ingatan apa gimana sih?
🌺Fhatt Trah🌺
selama itu Intan diculik😱
🌺Fhatt Trah🌺
omegot😱😱 ini gimana sih thor. Intan diculik? kasihan Anggas, lagi bucin bucinnya malah kehilangan
🌺Fhatt Trah🌺
hp ku lemot banget ya tuhaaaan🤧
nanti aku mampir lg ya thor
🌺Fhatt Trah🌺
🌹 buat aithor, semangat ya
anggita
👍☝iklan..
Spyro
Pasangan kocak 🤣🤣
Spyro
Numpang ngakak ya Mas 🤣🤣 bru hari pertama, belum ganti hari malah, mas angsa sudah bingung buat nafkahin istrinya 😭😭
Spyro
Cape cape kabur, ujung ujungnya ttep jdi istri orang juga ya Ntan 😭🤣🤣
Spyro
Woii fokuss Pak Pol 😅
Spyro
Buset. Namanya doang bagus, Berliana kelakuan mah kyk akik 😤😤 eh tp batu akik pun masih trmasuk mehong. Batu kali dah
Spyro
Eh eh eh...
Spyro
Berasa tertampar. Kalau 25 dibilang tua, bagaimana yg 30an 😂😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!