NovelToon NovelToon
Pendekar Pilih Tanding II : Ksatria Bhumi Mataram.

Pendekar Pilih Tanding II : Ksatria Bhumi Mataram.

Status: sedang berlangsung
Genre:matabatin
Popularitas:48.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Zakaria Faizz

Ah,..rasa- rasanya diriku perlu menemukan seorang guru yg mampu untuk mengajariku mendapatkan cara memiliki tenaga dalam, berkata pemuda itu di dalam hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakaria Faizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1 Karang abang.

" U, uh, hu, hu!"

" Hu, hu.hu, hu,!"

" Pak, Eee, Mbok, Eee!"

Terdengar suara anak yang menangis di pagi buta di sebuah dusun yg tidak terlalu ramai.

Dari arah kejauhan terlihat asap hitam yg mulai menipis dari bekas bekas pembakaran yang terjadi pada tadi malam.

Dan bocah lelaki yg sedang menangis itu masih menatap ke arah bekas-bekas rumah yg terbakar itu.

Hatinya sangat sedih sekali sebab tidak menemukan kedua orang tuanya di rumah nya.

Ia hanya menemukan sisa-sisa bekas bakaran rumahnya itu yg hampir ludes terbakar.hanya ada beberapa bagian saja yg tersisa dan yg lainnya habis menjadi karang abang.

Bahkan rumahnya pun telah rata dengan tanah ketika bocah kecil itu mulai mencari dan memanggil-manggil kedua orang tuanya. Tetapi tetap saja ia tidak menemukan nya.

Hingga ia pun berusaha untuk melihat ke rumah-rumah tetangganya, akan tetapi nasib nya pun tidak jauh berbeda, semua nya musnah hancur menjadi arang, dan kini tinggal puing -puingnya saja.

Dan tanpa tujuan yg jelas bocah lelaki yg mungkin berusia hampir sebelas tahun ini pun berjalan menuju pertigaan yg merupakan regol masuk ke dusun nya itu.

Memang warga dusun winanga ini tidak lah terlalu banyak jumlah nya mungkin hanya sekira beberapa rumah saja.

Karena semuanya telah musnah terbakar tanpa meninggalkan siapa pun, bocah itu pun hendak berniat meninggalkan desanya itu.

Akan tetapi kemana, ia sendiri pun bingung hingga duduk bersandar di bawah pohon waru dan menangis.

Ia terus saja menangis , saat seseorang datang mendekati nya.

" Hu, hu, hu, Pak, Ee, Mbok, Eee".

Dan bocah itu tetapi saja menangis sambil memanggil-manggil ayah dan ibunya .

Hingga lelaki yang baru datang ini tiba di tempat ia duduk sambil menangis.

" Mengapa kamu menangis?"

Orang baru datang ini bertanya kepada bocah lelaki yg duduk bersandar di bawah pohon waru itu.

Ketika ada seseorang yg mendekati dan bertanya kepadanya, bocah lelaki ini berhenti menangis nya yg tinggal hanya isak nya saja, sesaat orang itu bertanya maka dengan asalnya saja bocah lelaki ini mengarahkan telunjuk ke dalam dusun nya yg telah musnah terbakar itu.

" Kamu berasal dari dusun Winanga , nak?" tanya orang yg baru datang ini lagi kepada si bocah.

Dengan masih dalam keadaan nya semula yg duduk bersandar pada pohon waru , dengan kedua lutut nya yg menjadi tumpuan kepalanya, bocah lelaki ini mengangguk .

" Apa yg terjadi dengan tempat tinggalmu?" tanya orang itu lagi kepada si bocah.

Dan kali ini pun si bocah tidak menjawab nya , hanya menggelengkan kepalanya tanda ia pun tidak tahu apa yg telah terjadi di desa nya itu.

Orang yg baru datang itu pun mengarahkan pandangan matanya ke dalam dusun winanga yg masih ter lihat asap yg membubung ke udara meski kini sudah sangat kecil.

Akan tetapi sisa sisa pembakaran itu masih juga terlihat.

Penasaran orang yg datang ini yg merupakan lelaki paruh baya dengan postur tubuhnya sedang dan memakai ikat kepala berwarna lurik, di pinggang nya terselip senjata yg berupa pedang.

Dari cara nya bersikap kentara sekali bahwa orang ini setidaknya memiliki ilmu Kanuragan ataupun ilmu silat.

Ia pun mengajak bocah lelaki itu untuk kembali ke dalam dusun winanga dan melihat apa yg telah terjadi .

Dan bocah lelaki itupun setuju seraya mengikuti nya dari belakang.

Setibanya di dalam dusun nya, lelaki paruh baya ini meminta kepada bocah lelaki itu untuk menunjukkan rumahnya.

" Siapa nama mu,benarkah ini adalah rumah mu?" tanya lelaki paruh baya itu kepada si bocah.

" Orang-orang di sini memanggilku Kinangkin , sedangkan namaku sebenarnya adalah Wisanggra Kinangkin" sahut bocah lelaki itu.

Dan baru kali ini ia mengeluarkan kata-kata, padahal sedari tadi ia hanya menggunakan isyarat saja.

" Lalu siapa nama orang tuamu?" tanya lelaki paruh baya ini kepada bocah lelaki itu.

" Bapak ku bernama Arya Rangkana,.. sedangkan mbok ku bernama Endang Shintani" sahut bocah lelaki yg mengaku bernama Wisanggra Kinangkin itu.

" Jadi kau adalah putra dari Angger Rangkana?" tanya Lelaki paruh baya itu sambil menatap penuh selidik ke arah bocah lelaki itu.

Memang wajahnya memiliki kemiripan dengan wajah angger Rangkana, berkata dalam hati lelaki paruh baya itu.

" Lalu kau tidak tahu dimana kedua orang tua mu berada?" tanya nya lagi kepada si bocah.

Dan si bocah pun kembali menggelengkan kepalanya.

" Tunggu disini sebentar, biar eyang periksa dahulu keadaan rumah mu itu" kata lelaki paruh baya ini.

Ia pun mendekati bekas sisa sisa bakaran dari rumah yg menurut bocah lelaki itu adalah rumahnya bersama kedua orang tuanya.

Cukup lama lelaki itu melihat bekas puing puing dari rumah tersebut , akan tetapi ia tidak menemukan apa apa, selain sisa sisa bekas bakaran kayu saja.

Tidak terdapat sisa sisa bekas bakaran mayat atau pun yg lain nya.

Aneh,..berkata di dalam hati lelaki paruh baya ini setelah ia memeriksa semua rumah yg terbakar itu, tidak ada menyisakan seorang mayat pun, meski di jalanan terdapat bercak darah yg terlihat berceceran.

Aneh , siapakah pelaku nya dan mengapa bocah lelaki yg bernama Wisanggra Kinangkin itu bisa selamat,..apakah orang orang yg ada di dusun ini pergi melarikan diri atau tengah bersembunyi, itulah pertanyaan yg berseliweran di benak lelaki paruh baya itu.

Lantas ia pun kembali ke rumah dari si bocah yg bernama Wisanggra Kinangkin itu.

Ia pun bertanya kembali kepada sang bocah, apakah akan tetap berada di dusun winanga itu atau ingin ikut bersama nya.

"Di manakah rumah eyang?" tanya bocah yg bernama Wisanggra Kinangkin itu.

" Oh iya , panggil eyang dengan sebutan Eyang Ajar Smurup" sahut lelaki paruh baya itu.

Ia pun menjelaskan kepada Bocah yg bernama Wisanggra Kinangkin in bahwa rumah nya cukup jauh dari situ, menuju arah selatan.

"Apakah kamu mau ikut dengan eyang , Kinangkin?" tanya Ki Ajar Smurup.

Bocah itu terdiam, ia malah sedang melap ingusnya yg keluar dari kedua lobang hidung nya.

" Jika dirimu tinggal disini tidak ada yg akan menemani dan jika ikut dengan eyang , dirimu akan mempunyai banyak teman!" ungkap Ki Ajar Smurup

Ia menyebutkan bahwa dirinya memiliki tiga orang anak dan dua orang sebaya dengan dirinya.

" Sebaiknya engkau ikut dengan eyang, agar lebih aman dan dapat belajar di padepokan eyang" ajak Ki Ajar Smurup lagi

Bocah lelaki yang bernama Wisanggra Kinangkin ini pun bertambah bingung, memang saat ini sudah tidak ada lagi orang di dusun nya.

1
AbhiAgam Al Kautsar
apakah racun yg ada di warangan kyai macan kecubung yg bersarang di Jalu Jaya dapat di
netralkan?
kita nantikan selalu kelanjutan kisahnya
Amit: kaya keris milik raka sanggeni thor
total 1 replies
Sarip Hidayat
waah
Thomas Andreas
pembuktian kinangkin
Jiyufano
update nya 2/3 cap...biar rating naik
Sarip Hidayat
waah
Anas Basir
Luar biasa
Ulun Jhava
Mantap kinangkin harus tegas jgn spt senggani trll naif jd pendekar trll menyayangi musuh
AbhiAgam Al Kautsar
ayo kinangkin...di bikin keok aja tuh pangeran congkak
Thomas Andreas
gass update thor
Sarip Hidayat
waah rencana apa ini
Ulun Jhava
Kasi bertarung kinangkin sm putra mahkota
Idris Tanjung: yang banyak uploadnya kang
total 1 replies
AbhiAgam Al Kautsar
besok lagi
Sarip Hidayat
waah apalagi nie
setyo adi
Luar biasa
AbhiAgam Al Kautsar
swing tapa tap... bersambunh
Adam
mantap
Thomas Andreas
jagoannya muncul 😁
Sarip Hidayat
mantaap kk
Roni Sakroni
Luar biasa
Roni Sakroni
mantap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!