Aisyah, Istri Kedua Ku.

Hari ini seperti biasa aku akan menyibukkan diri di depan komputer. Menyelesaikan semua laporan-laporan penjualan dan proyek yang tengah ditangani oleh perusahaan.

Tiba-tiba seseorang melemparkan barang seenaknya di atas meja kerja. Sontak aku langsung menoleh.

Rupanya si Nabila sudah berdiri berkacak pinggang melotot kepadaku.

" Apa yang kau lakukan ??" Hatiku tersulut emosi atas tindakan kasar si Nabila.

" Kau periksalah sendiri berkas-berkas itu !" Balasnya sengit, ku alihkan pandangan ini kepada beberapa map yang sedikit berantakan.

Ku ambil lalu ku periksa satu persatu, kening ini berkerut. Tidak mengerti maksud Nabila apa?

" Mulai sekarang aku akan ikut bergabung di perusahaan ini, jadi kamu harus mengajariku " Timpal nya seraya menghempaskan bobot tubuh nya ke atas kursi.

" Siapa yang menyuruhmu ?"

" Opung, katanya aku juga punya hak atas perusahaan ini karena Kak Aisyah memiliki saham juga disini "

Mataku memicing, aku saja tidak tahu mengenai saham Aisyah ? Kok tiba-tiba sekarang gadis gila ini ngaku-ngaku dengan alasan Aisyah. Aku tidak bisa terima itu !

" Cepat kau keluar dari ruangan ku!!"

" Kau tidak berhak mengusir ku" Bantahnya tenang.

" Oh apa perlu aku seret kamu keluar sekarang !!" Ancamku balik, dia pikir dia siapa?? Seenak jidat bersikap tidak sopan padaku.

Nabila tersenyum miring, pada saat itu tiba-tiba pintu ruangan ku terbuka. Dan muncul lah Oma, dia tersenyum tipis menyapaku.

" Syukurlah Oma datang, Tolong suruh dia keluar dari ruangan Wahyu Oma" Pintaku, mungkin jika Oma yang menyuruh Nabila, dia tidak punya alasan untuk menolak.

" Emang kenapa sih Yu? Dia kan mau belajar untuk ikut andil di perusahaan ini "

Mataku melebar, Oma sama sekali tidak perduli dan malah membela Nabila. Gadis itu tersenyum manis, seakan mengejek ku.

" Oma, please... Jangan lakukan hal gila ini. Tolong jangan sangkut pautkan pekerjaan dengan perjodohan " Pintaku memohon, tapi Oma seakan tidak perduli. Mereka justru saling mengukir senyuman.

Entah kenapa hatiku terasa sakit sekali,,, Oma sudah tidak menghargai aku. Bukan hanya dengan perasaan ku. Semua nya seolah-olah dijajah habis-habisan.

Aku tidak bisa biarkan ini, Kenapa Oma selalu begini ?? Padahal keinginan ku tidak lah sulit, aku hanya ingin tenang bekerja dan membiarkan aku mencintai Aisyah seumur hidupku.

" Baiklah !"

Aku berbalik meraih jas hitam yang ku sangkutkan di badan kursi, lalu memakainya.

" Mau kemana kamu Wahyu ?"

" Kan sekarang dia yang mau mengurus semuanya Oma, jadi mulai detik ini ! Wahyu akan mengundurkan diri "

Sontak Nabila terbelalak kaget, ia bangkit dari duduknya. Ekspresi Oma pun tidak jauh berbeda.

" Wahyu... Jangan begitu dong, Dia hanya ingin bekerja disini.. Jadi tolong... Bimbing dia yah!" Oma menahan lengan ku. Dia mencoba merayu.

" Maafkan Wahyu Oma, pekerjaan Wahyu Sudah cukup banyak. Dan sekarang harus ditambah beban lagi" Ku lirik dia supaya sadar bahwa kehadirannya hanya akan menjadi beban bagi ku.

Nabila dan Oma saling berpandangan satu sama lain.

" Kau bilang aku beban ?? Jangan meremehkan aku ya!!!" Akhirnya Nabila menyahut meskipun dengan nada sombong.

" Ya sudah kalau gitu, buktikan " Aku justru menantangnya, wajah Nabila semakin panik. Ia saling bicara menggunakan kode mata bareng Oma.

Mampus kau!! Umpatku dalam hati. Lalu ku tinggalkan mereka di ruang kerja ku. Tanpa menoleh lagi.

Ya Tuhan... Kenapa lah sulit sekali bagi Oma untuk menerima keputusan ku?

Aku tidak ingin terus seperti ini, aku harus menentukan sikap ! Di sepanjang jalan yang tidak tahu arah tujuan, aku berusaha memutar otak untuk kehidupan ku selanjutnya.

Supaya aku bisa terlepas dari penjajahan Oma dan si Nabila.

Setelah lama berputar-putar, akhirnya aku punya ide. Aku akan menghilang dan bersembunyi di satu tempat yang bisa membantu ku untuk menjalani kehidupan dengan tenang.

Yah!!! Aku akan masuk pesantren tanpa memberi tahu seluruh keluarga ku tanpa terkecuali. Biarlah !! Aku sudah tidak mau tahu lagi bagaimana nasib perusahaan. Pasti tanpa aku pun perusahaan akan berlanjut. Yap!!

Aku pulang ke rumah, sangat kebetulan sekali Mama tidak ada di rumah. Segera ku kemasi barang-barang ku lalu ku tinggalkan rumah besar ini.

Sengaja aku memilih pesantren yang cukup jauh dari rumah, supaya tidak memiliki niat pulang sampai beberapa tahun. Terserah lah !! Tanpa keluarga ku aku yakin pasti bisa hidup di kaki sendiri.

Dan benar saja, dengan tinggal di pesantren aku bisa lebih mendalami ilmu agama. Lebih bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Supaya tenang dan nyaman di alam bebas.

Ku jual ponsel ku dengan harga yang tidak sepantasnya. Karena aku benar-benar ingin berubah. Dan supaya keinginan ku tercapai tanpa ragu, aku harus memutuskan komunikasi bersama keluarga ku.

Sehari dua hari, seminggu dua Minggu, setahun dua tahun, Aku fokus kepada kajian agama. Semua masalah dunia terlupakan secara otomatis, kecuali hatiku yang mencintai Aisyah.

Aisyah.. Istri ku tercinta.. Dimana pun kini kau berada ? Percaya lah.. Hati ini dan cinta ini hanya milik mu seorang.

Jika ternyata kau masih hidup, datang lah!! Kembali lah padaku sayang.

Namun jika sebenarnya kau sudah tidak ada di dunia ini ? Maka tunggu lah aku di pintu syurga.

I LOVE YOU FOREVER..

TAMAT!!!!