TAMAT, minggu 12 mei 2024
Bagaimana jadinya bila satu orang wanita mencintai tiga pria sekaligus? Tunggu, bukankah jatuh cinta itu hanya boleh pada satu orang saja?
Begitulah hal yang di alami oleh seorang gadis bernama Neli, setelah di khianati kekasihnya sendiri dengan cara yang brutal. Neli akhirnya memutuskan untuk mengejar sosok penyelamatnya selama ini, yang tak lain adalah gurunya sendiri.
Namun, sikap acuh tak acuh dari Arya yaitu sang Guru tak membuat Neli patah semangat dan berjuang mendapatkan perhatian pria itu dengan cara apapun.
Namun suatu hari, cinta pertama Neli yang merupakan kakak angkatnya sendiri bernama Yuki kembali dan hati Neli mulai terasa tergoyahkan. Namun dia tetap memilih Pak Arya.
Tak lama sosok pria tampan lain kembali hadir bernama Tiklit yang membuat Neli makin sesak. Karena Tiklot adalah cinta pandangan pertamanya.
Siapakah yang akan di pilih Neli? Mampukah dia membongkar ke tiga identitas pria tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Pengakuan Neli
"Kita belajar di sini aja, cepat buka buku pelajarannya." Kayam mempersilahkan Neli untuk melihat ruang keluarga yang sangat biasa saja meski terkesan mewah.
Tak ada foto atau sesuatu yang bersangkutan mengenai kehidupan Pak Arya, bahkan tempat yang biasanya ada foto wisuda saja nampak kosong melompong.
"Nih minum dulu, ayo kita mulai belajar." Pak Arya membuka buku pelajarannya setelah menaruh jus jeruk di atas meja.
"Kita sekarang belajar mengulang dulu," Pak Arya menggunkan kacamatanya dan mulai membuka buku di hadapannya.
"Kamu sudah hafal mengenai Sin Cos dan Tan bukan?" Tanya Pak Arya lagi, pelajaran mendasar di kelas 11 itu seharusnya sudah di kuasai oleh Neli.
"Enggak Pak, soalnya yang aku tahu soal tan cuma tan 90°." Neli tersenyum manis, sedangkan Pak Arya nampak mengangkat alisnya. "Soalnya ibarat cintanya Neli yang tak terhingga sama Pak Arya."
Pak Arya seketika menggelengkan kepalanya, sudah ratusan kali Pak Arya mendapatkan ocehan dan gombalan mematikan Neli. Tapi Neli selalu saja berhasil membuat dirinya tersenyum dan jantungnya terus berdebar kencang.
"Kalo Cos 90°?" Pak Arya ingin tahu, trik macam apa lagi yang akan di mainkan oleh Neli.
"Kalo Cos 90° itu ibarat di hari minggu yang cerah tanpa kehadiran Bapak, rasanya kosong dan hampa." Jawab lagi Neli dengan senyum lebarnya.
"Astagfirullah, bisa serius?" Pak Arya akhirnya mulai mengambil tindakan.
"Kalo mau serius tinggal bilang aja sama Mama Papa, nanti mereka urus surat-surat ke KUA Pak." Timpal Neli, Pak Arya memang tak bisa serius agaknya mengajari Neli meski bagaimanapun caranya, gadis itu selalu berhasil membuatnya kalah.
"Modus terus," Gumam Pak Arya seraya menggelengkan kepalanya.
"Dalam matematika, modus adalah nilai yang sering muncul." Pak Arya menganggukkan kepalanya membenarkan. "Kalo aku bagi bapak kaya modus, berati aku juga sering muncul ya di kepala bapak?" Neli kembali berulah, sontak saja anggukan Pak Arya hilang.
"Sudah, cepat kerjakan ini." Pak Arya menuliskan beberapa soal latihan, Neli cemberut melihat sikap tegas Pak Arya, namun dia juga mengerjakannya dengan serius.
Pelajaran mereka terus berlanjut hingga sampai di titik di mana Neli menyelesaikan semua soal yang di berikan oleh Pak Arya dengan jawaban benar semua. Pak Arya sebagai guru merasa bangga dan sebagai seorang pria juga merasa terhibur karena bisa dekat dengan sang pujaan hati, meski belum bisa dia ungkapkan sepenuhnya.
"Semuanya benar Neli, kita akan melanjutkan pelajaran lainnya minggu depan. Bagaimana?" Pak Arya merapikan semua buku di hadapannya.
"Boleh Pak, oh ya Pak. Kalo 411+420 sama dengan berapa ya Pak?" Neli mulai cengengesan.
"831, Kenapa kamu bertanya hal semudah itu?" Pak Arya mulai menerka apa yang kini sedang di rencanakan Neli.
"Biar Bapak inget, kalo yang 8 huruf 3 kata dan satu arti itu hanya i love you." Pak Arya menggelengkan kepalanya, sudah sekian kali Neli mengatakan cinta dan semua itu seolah di katakan bibirnya dengan fasih dan mudah.
"Neli, mungkin saat ini kamu hanya mengagumi saya sebagai seorang murid pada Guru. Saya juga tidak keberatan dengan tingkah kamu yang terkadang keterlaluan, tapi kata-kata seperti itu sebaiknya kamu tabung untuk masa depan kamu Neli." Pak Arya memberikan peringatan.
"Nabung buat apa Pak, aku pakai kata-kata itu karena saat ini sedang di butuhkan." Ucap Neli dengan kedua pipi yang cemberut.
"Kamu tidak boleh mengatakan hal seperti itu dengan terlalu mudahnya, suatu hari mungkin kamu akan bertemu dengan pria pujaan kamu." Pak Arya memperingatkan Neli, Neli menggelengkan kepalanya cepat.
"Aku gak perduli tuh dengan yang nanti, aku hanya berfokus dengan apa yang sedang aku jalani. Pak, apa Bapak gak pernah menganggap aku sebagai wanita?" Pak Arya terdiam mendengar pertanyaan itu.
"Kenapa saya harus menjawabnya?" Pak Arya sama sekali tak ingin menjawab pertanyaan Neli.
"Aku gak tahu, selama ini aku selalu melakukan banyak cara untuk meraih hati Bapak. Tapi aku seolah kembali jatuh dan tidak bisa mencapainya, Pak? Apa aku tidak pantas ya?" Neli mulai putus asa, Pak Arya menggelengkan kepalanya cepat.
"Kenapa kamu mengejar saya?" Tanya Pak Arya duduk selonjoran di atas karpet bulu.
"Tidak tahu, aku hanya merasa berdebar dan yakin bila itu cinta." Tidak membuang kesempatan, Neli membaringkan tubuhnya dan menidurkan kepalanya di atas pangkuan Pak Arya.
"Semudah itu?" Pak Arya mengusap rambut Neli, debaran di dadanya kian meningkat tak kala senyuman mania terukir di bibir Neli.
"Tidak mudah, aku pernah berusaha mencintai Haikal dengan susah payah. Tapi hasilnya nihil, aku tidak bisa menerima ketulusan hingga membuat aku sendiri merasa bila aku mungkin tidak akan jatuh cinta lagi." Neli terkekeh geli dengan ingatannya.
"Jatuh cinta lagi?" Tanya Pak Arya bingung, mungkinkah Neli pernah jatuh cinta tanpa sepengetahuannya?
"Ya, mungkin ini aneh. Dulu saat usia ku 9 tahun aku mencintai seseorang yang ku anggap sebagai Kakak ku sendiri dan mengejarnya mati-matian, hingga dia juga harus belajar di luar Negri." Neli bercerita mengenai Yuki.
"Oh, dia cinta pertama mu?" Tanya Pak Arya lagi, ada rasa bahagia yang saat ini mengembang dalam lubuk hatinya. Karena bagaimanapun Yuki itu adalah dirinya sendiri.
"Iya, aku benar-benar jatuh cinta padanya, hihihih. Tapi pas memasuki sekolah menengah atas, Haikal mengejar ku. Entahlah, mungkin karena kasihan hingga aku juga berusaha membalasnya dan hasilnya nihil." Jawab lagi Neli, Pak Arya menghela nafas lega.
"Tapi, saat satu tahun lalu. Aku bertemu dengan seorang Kakak yang sangat tampan. Dia memiliki mata biru yang sangat cerah, rambutnya seperti Kakak angkat ku dulu. Aku malah jatuh cinta padanya lagi, tapi kami hanya di pertemukan sekali dan aku tak memiliki kesempatan untuk mengejarnya." Seketika itu juga mata Pak Arya melotot.
Siapakah gerangan yang di maksud oleh Neli, mungkinkah ada pria yang mirip dengan dirinya dan membuat Neli terpesona hingga Neli menjadikannya sebagai cinta pandangan pertamanya?
"Siapa?" Tanya Pak Arya dengan suara yang sedikit serak, Neli tanpa sengaja melihat raut kecemasan di wajah Pak Arya.
"Tidak tahu, saat itu ada hujan yang lumayan deras. Aku juga gak begitu jelas melihat wajahnya. Dia meminjamkan sebuah jaket di halte bus, dia baik dan saat itu dia menanyakan gelang ini." Neli memperlihatkan gelang yang terukir di tangannya.
Pak Arya mengedip-ngedipkan matanya, ingatannya jatuh saat dirinya baru datang dan bertemu dengan Neli di halte bus. Apakah maksud Neli adalah dia mencintai pria itu? Pria yang dia maksud apakah itu dirinya juga?
kurang😅
cepat sembuh ya Nuah 💪💪💪💪💪
menjalani terapi nya.
ternyata anak kita ultahnya dibulan yang sama..
pesona Gus Arya memang hebat bisa mengubah dunia Neli. selamat berjuang Neli 💪💪💪💪💪💪
semangat next di tunggu😍😍😍