Sang Pengacau

Sambil bertanya Teja Kusuma mematung melihat semua orang yang ada di sana bersimpuh .

Pedang Merah Darah yang digenggam nya mengeluarkan aura yang luar biasa, padahal Teja ingat dulu waktu sering digunakan tidak ada aura seperti itu.

Kembali Teja bertanya "sebenarnya ada apa? paman sekalian kenapa merunduk seperti itu?"

Akhirnya semua membubarkan diri setelah Teja meminta semuanya untuk bangun dan berdiri , sedangkan Teja di ajak oleh para tetua untuk menuju ruang pertemuan.

Saat sebagian anggota bersih-bersih dan memperbaiki semua kerusakan , di pendopo di adakan pertemuan dadakan yang juga di hadiri oleh Teja Kusuma.

"Maaf nakmas sekali lagi paman akan bertanya, sebenarnya anakmas ini siapa dan dari mana asalnya,maaf ..sekali lagi paman bertanya soalnya ada sesuatu yang akan kita bicarakan dan rundingan" kata tetua agung kepala Naga Barada abiyasa.

Akhirnya Teja berkata dengan sejujurnya.

"Sebelum nya saya minta maaf pada paman dan bibi senior semuanya , apabila kedatanganku mengakibatkan semua kekacauan ini."

''Saya akan menjawab dan bercerita sedikit, mungkin apa yang saya ceritakan ada yang tidak masuk akal,tapi itulah yang aebenarnya terjadi".

"Coba nakmas ceritakan, kami akan mendengar dengan baik , dan nakmas tidak usah khawatir karena kita juga punya cerita yang di luar nalar pikiran manusia pada umumnya",jawab Barada abiyasa.

"Saya bernama Teja Kusuma sementara itu yang perlu paman dan bibi senior ketahui".

"Saya berasal dari sebuah jurang yang berada di hutan Hantuantu Merah."

"Guruku adalah orang yang sudah ku anggap kakek dan nenek ku , kakekku bernama Singolodro dan nenekku bernama Nini Durgandini."

Mendengar di sebutkan nama tersebut membuat semua tetua terkejut.

"Apa...apa benar perkataanmu nakmas,?"

"benar paman..".

" Apakah paman semua mengenal kakekku?".

" Bukan hanya kenal ,kami semua adalah keluarganya , bahkan sebagian dari kami adalah murid beliau".

Kemudian Barada menceritakan bahwa sebenarnya kakek Singolodro dahulu adalah tetua agung kepala naga.

Dia dan juga Nini Durgandini adalah keluarga trah naga, tapi mereka tidak mau hidup menetap sehingga memutuskan mundur dari jabatannya dan memilih berkelana bersama istri tercinta.

Sebagai tokoh sakti Walaupun berumur sangat tua tapi penampilan nya masih tampak segar dan muda , bahkan sebenarnya Barada adalah salah satu murid nya .

Sebelum kakek Singolodro pergi beliau menyerahkan jabatan tetua agung kepala Naga kepada muridnya yaitu Barada abiyasa.

Meskipun saat itu kakek Singolodro juga mempersilahkan kepada yang tidak terima keputusan itu untuk bertarung dengan Barada , untuk meyakinkan anggota yang lain tentang layak tidaknya Barada memimpin Trah Naga.

Akhirnya semua setuju tanpa ada yang melawan karena memang Barada abiyasa lah di antara mereka yang paling hebat.

Kakek Singolodro pergi dengan membawa pusaka pedang Merah Darah ,karena dia di beritahu bahwa akan ada manusia yang akan mewarisi ilmu Dewa Naga dan menjadi pemimpin dari trah Naga.

Setelah mendengar cerita tersebut Teja jadi tahu kenapa semua pada sujud seakan menyembahnya.

"Jadi menurut paman saya pewaris ilmu Dewa Naga tersebut " tanya Teja Kusuma.

"Bukan saya yang menyatakan nakmas tapi pertapa peramal sakti itu yang bilang, menurut pertapa itu siapa saja yang mampu menguasai ilmu Dewa Naga maka akan menjadi pemimpin dari Trah Naga.

Dan akan membuat Trah Naga memimpin jagat ini.

"Trus apakah semua ilmu dan jurus Dewa Naga itu yang mengajarkan eyang guru Singolodro nakmas", kembali bertanya Barada.

"Bukan paman ,mungkin para senior tidak akan mempercayai cerita ku,, ilmu dan jurus itu kudapatkan dari..bla.....bla...bla...",Teja menerangkan semua yang terjadi.

''Sebelum aku menguasai semua ilmu Dewa Naga pedang Merah Darah tidak beraura apapun tapi aku juga baru menyadari setelah barusan aku keluar kan paman'', kembali Teja berkata.

"Jagat dewa Batara......mungkin ini sudah takdir langit bahwa nakmaslah yang di ramalkan untuk memimpin Trah ini'', kata Barada.

Awalnya Teja menolak mentah-mentah pendapat seperti itu, tapi setelah di desak para tetua agung dan para tetua juga mereka semua mau membantu Teja menuju ke bukit merah akhirnya Teja setuju di angkat menjadi Tetua Agung Kepala Naga dari Trah Naga.

****

Malam harinya di adakan pesta besar-besaran,karena di adakan acara penobatan sang tetua agung kepala naga .

Semua tetua agung dan tetua dari kelompok Naga berdiri di depan mimbar dengan di saksikan ribuan anggota trah Naga.

Mereka menyaksikan acara pembaiatan atau pengambilan sumpah Teja Kusuma sebagai tetua agung kepala naga atau kaisar naga.

'Hidup ..tetua agung Kepala Naga...

''Panjang umur kaisar Naga......

teriakan-teriakan menggema mengagungkan

nama tetua agung kepala naga yang baru.

Teja hanya tersenyum,dia tidak pernah membayangkan akan kejadian ini.

_____________

Selamat membaca para reader sekalian, jangan lupa kasih like ,vote dan koment-nya

happy reading......