NovelToon NovelToon
My Sweetheart

My Sweetheart

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Cokelat Manis

Siapa sangka. Mutiara Alea, gadis cantik, anak tunggal kaya raya, idola semua anak laki-laki di SMA Karya Bakti malah jatuh cinta pada Dio, anak baru yang sering dibully karena porsi tubuh yang agak berisi dan warna kulit yang gelap. Dio sadar bahwa dia tidak pantas untuk Mutiara, namun Mutiara kekeh dan ingin selalu bersama Dio. Akankah Mutiara dan Dio bisa bersama dalam balutan cinta dan kasih sayang? Atau kisah mereka akan berakhir begitu saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cokelat Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keras Kepala

"Lagi-lagi kalian berdua! Sebenarnya kalian kenapa? Ada masalah apa lagi ini? Saya jenuh dengan kelakuan kalian berdua," ucap sang guru BK.

"Dia yang duluan nampar saya, Pak! Padahal kelas baru aja di mulai, dia langsung cari gara-gara, Pak. Mungkin dia anggap saya sebagai saingan, makanya dia itu iri dan nggak senang sama saya," jelas Sarah dengan tatapan menyedihkan agar mendapat simpati.

"Apa benar, Mutiara?" tanya sang guru BK.

"Menurut Ibu gimana? Apa saya harus menjelaskan pembelaan semacam itu? Orang yang salah akan selalu mencari pembenaran, Bu! Jadi ngapain saya capek-capek menjelaskan a sampai z, toh nggak guna juga, Bu! Lagian ya Bu, nggak akan ada asap kalau nggak ada api, Bu!" jelas Mutiara dengan percaya diri.

"Kamu memang benar! Tapi kita harus dengarkan pendapat dari Sarah! Karena kamu melakukan kekerasan fisik padanya," jawab guru BK berusaha tetap adil dan bijaksana.

Jleb!

Bagai disambar petir! Sarah tidak pernah menyangka Mutiar akan memberikan jawaban dengan gaya elegan dan bijaksana.

"Sialan! Kok si lemot ini mulai pintar ngomong ya! Pokoknya gue nggak boleh kalah dari dia. Gue harus bisa dapatkan perhatian dari guru BK. Yakali gue kalah sama si lemot ini yang cuma ngandelin mukanya doang! Nggak... gue nggak terima!"  geram Sarah dalam hati.

"Bu... Ibu bayangkan seorang anak gadis berani melakukan kekerasan kayak gini. Apa itu yang dinamakan siswa yang sopan dan beretika. Dia juga bawa-bawa orang tua saya Bu. Dia ngomong bahwa saya nggak pernah diajari di rumah, Bu! Itu ucapan yang sangat kasar, Bu!" elak Sarah berusah mengubah pemikiran guru BK.

"Memang mulut yang nggak bisa di kontrol kan! Mulut lo itu sama kayak kaleng rombeng! Udah berisik nggak guna lagi!" omel Mutiara di depan guru BK.

"Nah... nah kan, Ibu lihat sendiri kan kelakuan dia? Dia yang kasar dan nggak punya etika, Bu!" debat Sarah tak mau kalah.

Guru BK semakin pusing melihat pertengkarang mereka. Bahkan tidak ada yang mau mengalah diantara mereka berdua. Tanpa basa-basi, guru BK langsung menyerahkan dua lembar kertas di hadapan mereka satu persatu.

"Silahkan dibawa ke rumah, saya tunggu orang tua kalian besok!" ucap guru BK dengan tatapan dingin dan datar.

"Ta... tapi... tapi Bu! Saya nggak salah, dia yang cari-cari masalah, seharusnya orang tua saya nggak dipanggil juga, Bu. Disini saya yang jadi korban, Bu. Harusnya Ibu adil dong!" ucap Sarah dengan tatapan kecewa.

"Saya nggak mau mendengar alasan apapun! Jika tidak ada pertanyaan lagi, silahkan keluar dari ruangan saya! Jangan lupa memberikan surat tersebut kepada orang tua kalian masing-masing!" balas sang guru BK.

"Permisi, Bu!" ucap Mutiara dengan raut wajah datar segera bergegas meninggalkan ruangan tersebut.

Mutiara dan Sarah memasuki ruangan kelas dengan muka lesu dan kusut. Untungnya jam istirahat sedang berlangsung, suasana kelas sepi, hanya ada satu dua orang siswa termasuk Lili.

“Gimana... gimana? Guru BK bilang apa, lo dikasi hukuman apa? Nggak berat-berat banget kan hukumannya?” serbu Lili pada Mutiara seraya menggoyangkan lengannya.

“Nggak tau, males!” jawab Mutira dengan raut wajah malas sembari menelungkupkan wajahnya di atas meja.

“Jangan malas dulu. Ayo cerita, Ra! Masa lo biarin gue kepo kayak gini. Lo nggak kasihan ya sama teman sendiri?” rengek Lili dengan seraya memanyunkan bibirnya.

“Gue kena surat peringatan pertama. Dan besok orang tua gue dipanggil ke sekolah, gila kan! Padahal ya dasar tuh anak kurang ajar yang suka nyari gara-gara ama gue. Sekarang malah gue ikut-ikutan dihukum! Memangnya kalo anak broken home ya gitu, demen banget nyari perkara sama orang lain. Maklum kan dia butuh perhatian. Soalnya di rumahnya kan nggak ada perhatian!” seru Mutiara sengaja menambah volume suaranya agar Sarah mendengarnya.

“Apa lo lihat-lihat! Nggak suka? Kan emang kenyataannya gitu! Dasar manusia kesepian, nggak ada etika!” tambah Mutiara dengan tatapan tajam.

Sarah mengepal tangannya hendak bersiap melabrak Mutiara. Namun, Rania teman dekannya langsung menghalau dan menahan Sarah agar tidak bertindak lebih jauh lagi.

“Lo nggak peduli sama manusia kayak dia deh, Sar! Lo tau kan dia manusia gila rada lemot nggak selevel sama lo! Mending lo cuekin aja deh! Anggap aja radio butut yang nggak guna sama sekali!” balas Rania sembari melayangkan tatapan dingin ke arah Mutiara.

“Apa lo bilang?” sergah Mutiara langsung berdiri sembari mengepal tangan kanannya.

“Aduh... udah deh, Ra! Mending kita ke kantin aj deh. Gue lapar banget nih, nungguin lo dari tadi. Keburu bel masuk bunyi nih,” ajak Lili lansung menarik tangan Mutiara dan membawanya keluar dari dalam kelas.

Lili membawa Mutiara duduk di gazebo taman sekolah. Lili mulai jenuh dan muak dengan sikap Mutiara yang berubah 360 derajat.

"Lo ngapain sih berantem sama Sarah? Harus berapa kali gue bilangin sih, Ra! Lo jangan gegabah gini dong, lo lawan semua orang sesuka hati lo. Sekarang lihat akibatnya, citra dan nama baik lo udah rusak di mata semua anak-anak. Bahkan lihat... sekarang lo dapat surat panggilan. Lo maunya apasih, Ra? Gue lama-lama muak sama sikap lo yang sekarang ini. Emang lo secinta itu ya sama Dio?" selidik Lili dengan serius.

"Apaan sih! Nggak usah ngawur deh," elak Mutiara.

"Nggak usah ngelak deh, Ra! sekarang lo jawab jujur. Lo suka kan sama Dio?" selidik Lili seraya menunjuk ke arah Mutiara.

"Nggak... gue nggak suka! Gue cuma kasihan aja sama dia. Lo tau kan geng Kenzo selalu ngebully dia? Lo tau kan dia nggak punya teman?" jelas Mutiara

"Sejak kapan lo ngurusin hidup dia? Sejak kapan lo peduli sama orang-orang, Ra? Gue tau persis lo sama orang di sekitar lo. Jangankan peduli kayak gini, nama teman-teman di kelas aja kadang lo nggak ingat saking cueknya lo sama orang-orang di sekitar," sanggah Lili.

"Nggakk tau ah!" elak Mutiara dengan muka masam.

"Jatuh cinta dengan siapapun itu memang hak dan urusan hidup lo! Tapi gue cuma mau ngingetin lo aja, jangan sampai karena ada hal baru yang singgah ke kehidupan lo, semuanya jadi berubah. Lo lupa sama apa yang udah lo punya selama ini," papar Lili dengan raut wajah serius.

"Iya," lirih Mutiara.

"Dasar manusia kepala batu! Percuma ya gue ngomong panjang lebar sana sini. Lo cuma jawab iya doang! Hah... terserah lo aja deh, Ra! Mendingan kita ke kantin aja yok!" ajak Lili seraya menarik lengan Mutiara.

1
Akako
Penasaran banget sama kelanjutannya, update please! 😍
eli♤♡♡
Intensitas emosi tinggi.
muhammad iqbal
Membaca yang menghibur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!