NovelToon NovelToon
PELAKOR TERHORMAT (Pembalasan Seorang Istri)

PELAKOR TERHORMAT (Pembalasan Seorang Istri)

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Romansa
Popularitas:19.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Shea dianggap sebagai istri tidak berguna, bahkan pembawa sial, hingga ditinggalkan oleh Delon demi wanita lain. Tanpa perceraian, Shea disingkirkan karena dianggap jelek dan memalukan keluarga. Namun, setelah dua tahun, Shea kembali sebagai model ternama dengan kekayaan melimpah.

Kehadiran Luis, paman angkatnya, membantu menyembuhkan luka masa lalunya. Luis begitu perhatian dan menjadikan Shea sebagai prioritas utamanya. Namun, perasaan rumit tumbuh di antara mereka.

Kini, Shea harus memilih antara masa lalunya yang pahit dan masa depan yang cerah dengan Luis. Di tengah pertarungan batin antara cinta dan keterikatan, Shea harus menemukan keberanian untuk menghadapi konsekuensi dari keputusannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengakuan Mengejutkan Luis(REVISI)

Hujan lebat mengguyur kota Beijing, membuat bulan dan bintang bersembunyi di balik awan hitam. Shea duduk termenung di ruang keluarga apartemennya yang mewah, memandang hujan dengan tatapan kosong.

Derap langkah kaki seseorang yang datang terdengar riuh di telinganya. Shea menoleh dan melihat Luis mendekatinya. "Kenapa belum tidur? Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Luis tanpa basa-basi.

Shea menggeleng. "Tidak ada. Paman, dari mana saja kau? Kenapa baru pulang?" Shea balik bertanya.

"Menyelesaikan beberapa urusan. Udara sangat dingin, sebaiknya gunakan pakaian hangat," nasehat Luis melihat Shea yang hanya memakai gaun tidur tipis. Namun tak ada respon, Shea kembali melamun.

Luis tidak tahu apa yang sedang Shea pikirkan; dia melamun seolah memikirkan sesuatu. Luis mendekati Shea, kemudian duduk di sampingnya. Dia meraih tangan Shea lalu menggenggamnya.

"Apa yang sedang kau pikirkan? Apa kau masih memikirkan tentang pria yang tidur denganmu malam itu?" tanya Luis, yang kemudian dibalas dengan anggukan oleh Shea.

Shea benar-benar penasaran siapa pria itu sebenarnya. Dia tidak akan menuntut apapun; Shea hanya ingin tahu siapa dia dan seperti apa rupanya.

Sementara itu, Luis merasa bimbang untuk mengatakan yang sebenarnya pada Shea, jika dialah yang tidur bersamanya malam itu. Dia yang sedang dalam pengaruh obat, benar-benar tidak sadar dengan apa yang ia lakukan.

Namun, bagaimana Luis bisa mengungkapkan kebenaran tanpa melukai perasaan Shea lebih dalam?

"Shea, ada hal penting yang ingin aku katakan padamu. Jujur saja, aku bingung bagaimana dan dari mana harus memulainya. Tapi..."

"Tapi apa, Paman?" Shea menyela ucapan Luis.

Shea memandang wajah Luis dengan tatapan penuh rasa penasaran. Luis merasakan kebimbangan, namun dia harus menemukan keberanian untuk mengungkapkan kebenaran yang terpendam. Rasanya seperti menghadapi jurang yang dalam, namun dia harus melampaui rasa takutnya. Dengan napas yang berat, Luis mulai membuka mulut untuk mengungkapkan rahasia yang dia simpan.

"Shea, malam itu, yang tidur denganmu adalah aku. Saat itu aku dalam pengaruh obat hingga aku tidak sadar dengan apa yang telah aku lakukan. Suasana di dalam kamar itu sangat gelap sehingga aku tidak tahu siapa wanita yang bersamaku. Aku juga baru mengetahui kebenarannya. Maafkan aku, Shea, karena tidak langsung mengatakannya padamu saat aku mengetahui kebenaran itu," ujar Luis. Sesal terlihat dari sepasang mata hitamnya yang dingin.

Shea terdiam, mencerna kata-kata Luis dengan perasaan campur aduk. Segala pertanyaan dan kebingungannya selama ini akhirnya mendapatkan jawaban, meskipun kebenarannya menyakitkan.

Luis menatap Shea dengan penuh rasa bersalah. "Kau boleh melakukan apapun padaku. Kau boleh marah, bahkan aku mengijinkanmu untuk membunuhku. Tapi jangan pernah membenciku."

Shea menggeleng, menyeka air matanya, lalu berhambur ke dalam pelukan Luis. "Bodoh, bagaimana aku bisa melakukannya," lirih Shea.

Luis merengkuh Shea dengan erat, merasakan getaran emosi yang melanda diri mereka. Luis dan Shea terpaku dalam pelukan itu, merasakan perasaan yang sama. Meskipun kebenaran yang Luis ungkapkan begitu mengejutkan, tapi setidaknya Shea merasa lega karena yang bersamanya malam itu adalah Luis.

Luis melepaskan pelukannya dan melonggarkan rangkulannya. "Ini sudah larut malam. Sebaiknya cepat kembali ke kamarmu dan tidur."

Shea mengangguk, mencoba menenangkan dirinya meskipun hatinya masih penuh kebimbangan. Dia berdiri perlahan dari pelukan Luis dan berbalik menuju kamarnya dengan langkah berat.

Pemandangan kamar yang sebelumnya nyaman kini terasa sunyi dan menakutkan baginya. Dalam kegelapan malam, dia berbaring di atas tempat tidurnya, tetapi pikirannya masih terus berputar, tak bisa menemukan ketenangan yang diinginkannya. Hanya cahaya remang-remang dari luar yang menembus jendela kamar, menyinari wajahnya yang penuh ketidakpastian.

...🌺🌺🌺...

Delon berdiri di balkon kamarnya, memandang langit malam yang baru saja ditinggalkan oleh hujan. Dia merasakan udara segar yang mengalir lembut di sekelilingnya, menghirup aroma tanah basah yang menyejukkan.

Cahaya bulan mulai muncul di antara awan-awan yang berarak perlahan, menciptakan pemandangan yang memukau. Delon merenung, membiarkan pikirannya melayang bebas di tengah ketenangan malam yang telah kembali menghampirinya.

"Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan?" Gumam Delon dengan lirih. Perusahaannya berada di ambang kehancuran, dan Delon masih belum menemukan solusi untuk mengatasinya.

Delon merasa beban yang begitu berat menekan pundaknya. Dia mencari-cari cara untuk menghindari kegagalan yang tak terelakkan. Seberapa keras dia mencoba. Namun tetap saja tidak ada jalan keluar. Dan hal itu membuat Delon benar-benar frustasi.

Tiba-tiba, Vera muncul dan menghampiri Delon. "Apa yang sedang kau pikirkan, Delon? Model genit itu lagi?" tanya Vera tanpa basa-basi.

"Jangan mulai, Vera. Aku benar-benar tidak ingin berdebat denganmu. Aku benar-benar pusing, jadi jangan memancing emosiku," ucap Delon dengan nada tajam.

Delon merasa tambahan stres kerena perdebatannya dengan Vera. Dia berharap bisa menghindari perdebatan lebih lanjut, terutama di tengah-tengah masalah besar yang dihadapinya. Namun, suasana tegang semakin terasa di udara.

"Memangnya masalah apa yang sedang kau hadapi, sampai-sampai membuatmu terlihat sangat kacau begini?" tanya Vera, penasaran. Dia menatap suaminya dengan pandangan datar.

Delon merasakan tekanan tambahan dari pertanyaan Vera. Dia mencoba menahan diri agar tidak meledak dalam kemarahan. Karena pertanyaan Vera bukannya me mengurangi masalah malah menambah masalah dan beban pikirannya.

"Itu sama sekali tidak ada hubungannya denganmu," jawab Delon menimpali. Memberitahu Vera juga percuma karena dia tidak akan tahu apa-apa, apalagi tentang bisnis.

Delon merasa frustrasi karena sulit untuk membagi beban yang sedang dia hadapi dengan Vera, yang tidak tau apa-apa tentang dunia bisnisnya. Namun, dia tetap berusaha mencari cara untuk menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan lebih banyak konflik dalam rumah tangganya. Tanpa mengatakan apapun, dalam beranjak dari hadapan serat dan pergi begitu saja meninggalkan wanita itu yang mematung di tempatnya.

Vera mendengus. Dia berdecak sebal. kemudian dia menyusul Delon masuk ke dalam kamar mereka berdua.

...🌺🌺🌺...

Pagi hari telah tiba. Seperti biasanya, Shea bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Luis. Wanita itu sibuk di dapur, sementara aroma harum sarapan mulai menyelimuti seluruh ruangan.

Di saat Shea sedang sibuk dengan masakannya, tiba-tiba Luis muncul dan menghampiri Shea. "Ada yang bisa aku bantu?" tanya Luis tanpa basa-basi. Shea menggeleng, menunjukkan bahwa dia mampu menangani sendiri tugas dapur pagi itu.

"Tidak perlu, Paman. Ini juga hampir selesai. Setelah ini, kita sarapan sama-sama," ucap Shea, dan dibalas anggukan oleh Luis.

"Baiklah," jawab Luis, sambil tersenyum menghormati keputusan Shea. Kemudian, Luis kembali ke kamarnya. Dia hendak membersihkan diri dulu sebelum sarapan bersama Shea.

Setelah Luis selesai mandi, mereka berdua menyantap sarapannya bersama-sama dengan suasana yang tenang dan hening. Dalam momen itu, mereka menemukan sedikit kedamaian dan kehangatan, meskipun masalah-masalah yang belum terselesaikan masih menggelayuti pikiran mereka.

...🌺🌺🌺...

...BERSAMBUNG ...

1
Liana Simon
semangat trus berkarya, cerita yg baik
Siti Nadiyah
terima kasih untuk karya mu yg keren ini thor...semoga ada extra part'y😁✌️💜
Hafifah Hafifah
yg ada kamu yg bakalan hancur lw kamu sampai melukai shea
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Sumawita
mampus kalian keluarga lee
Ira Sulastri
Nah loh.... keluarga Lee sekalinya jatuh lsg ke dasar jurang, bisa bangun ga tuh 🤔🤭
Sumawita
wah keren shea balas dendam mu sungguh sangat lah terhormat
Hafifah Hafifah
wah ternyata mereka masih ingat ya ama menantu yg mereka dzolimi
Hafifah Hafifah
wah emang laki" g tau malu nih si delon belum juga resmi cerainya eh udah main lamar anak orang aja
Hafifah Hafifah
wah pasti bonyok tuh muka gara" ditampar
Siti Nadiyah
dih s Delon ga tau malu...
Siti Nadiyah
lawak kamu mah ver ver...ngaku2 nona besar d depan nona besar langsung
Ira Sulastri
Vera akhirnya kau tuai jg yg kau tanam selama ini, sekarang giliran Delon dan orang tua nya. Semoga tidak lama lagi ya😇
Hafifah Hafifah
wah g sabar deh nunggu kelanjutannya
Ellnara: Besok ya kakak
total 1 replies
Hafifah Hafifah
😁😁😁😁😁 mampus kau vera silahkan hubungi tuh paman dan kakek palsumu
Ellnara: 🤣🤣🤣🤣 Dia bodoh
total 1 replies
Hafifah Hafifah
😁😁😁😁😁 kan kamu emang nona palsu yg asli tuh ada dihadapanmu
Hafifah Hafifah
paman dan kakek palsu 😁😁😁mau"nya ya dikibulin ama si vera
Puspa Trimulyani
mampooosss kamu Vera!!!
Ellnara: Dia sebentar lagi hancur kok kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!