Note : Jangan di like kalau gak baca
Lucy mendapati dirinya berada di dunia lain yang tidak ia ketahui sebelumnya, tiba-tiba ia mengalami hilang ingatan. Dan menemukan identitas baru sebagai Putri Louise.
Cerita ini aslinya untuk ikut event
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuuki Haru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34 : Keajaiban Malam
Meski merasa putus asa melihat perlakuan dari Louise, mereka hanya bisa terdiam dan tidak berani melawan.
"Aku punya permintaan khusus." seketika wajah Louise berubah menjadi senyuman misterius seperti sedang menyembunyikan sesuatu yang tidak bisa di prediksi oleh siapa pun dalam ruangan tersebut. "Hey Haruki, aku ingin kau menjalin hubungan dengan Roxy."
"Kau gila, aku tidak akan melakukan hal semacam itu, aku lebih memilih mati." Haruki berteriak sambil mengeluarkan emosi yang selama ini ia tahan. "kau bukan manusia, tapi iblis, kau juga tidak berhak untuk disebut Raja."
Mendengar hal itu membuat Louise tertawa terbahak-bahak, bahkan suaranya menggema di seluruh area istana. Sementara yang lain tidak tahu bagaimana Louise bisa melakukan apa pun yang ia ingin lakukan kepada siapa pun dan kapan pun.
"Haruki, kau sepertinya tuli ya?" Louise menjentikkan jari dan seketika semua orang berubah menjadi boneka di hadapannya. "pergerakan serta pilihan kalian, semuanya itu aku yang tentukan."
Senyuman Louise yang indah namun seperti jarum beracun mematikan, tidak ada yang mampu mengalahkan kejeniusan dari seorang terpilih. Walau tidak berkata apa-apa, pikirannya bisa di dengarkan oleh semua orang yang tanpa berpikir panjang melakukannya.
"Bagaimana rasa menjadi sebuah boneka? seperti yang kalian lakukan kepadaku?" Louise tertawa bahagia dengan segala perbuatannya. "kalo begitu Haruki cepat cium Roxy, pastikan ketika kau melakukan hal itu aku melihatnya dengan jelas."
Mereka pun melakukannya, walau pun tidak bisa memuaskan hati Louise yang berharap lebih dari itu.
"Datar sekali, apaan tuh? kalo ciuman seperti itu aku juga bisa melakukannya dengan sebuah cermin atau mungkin buku." Louise menghentakan jari di pegangan kursi megahnya.
"Aku tahu bahwa sebagai orang dengan tingkat rendah tidak bisa melakukan apa-apa, tapi bukan berarti aku akan melakukan semua perintahmu." Haruki merasa Louise sudah melewati batas. "kau mungkin hebat sebagai anak bangsawan."
"Anak bangsawan? aku? mungkin kau tidak tahu, tapi... aku adalah seorang putri dan sekaligus saudara kembar dari Roxy." Louise tertawa mendengar kata-kata Haruki. "di tambah lagi aku adalah orang yang dipilih langsung oleh dewa Agung Anastasia."
"Jika kau adalah saudara kembar Roxanne, kenapa kau memperlakukannya dengan buruk? bukankah itu hal tidak pernah di lakukan oleh saudara?" Haruki tidak mengerti apa yang ada dalam pikiran Louise.
"Itu karena aku mencintainya dengan segenap hatiku." Louise tersenyum dengan puas. "Melihatnya menderita adalah kebahagiaan bagiku, meski semua ini tidak ada hubungannya dengannya lagi pula ketika Altair meninggal semua cinta di hatiku menghilang."
"Kematian Altair bukan salah kami, kenapa kau malah menimpahkannya pada kami?" Haruki merasa bahwa semua yang terjadi dan di lakukan Louise tidak masuk akal. "meski kau sedih tidak pantas melakukan hal semacam ini."
"Maaf, tapi aku tidak peduli dengan semua itu." Louise duduk dengan nyaman di atas singgasananya.
"Melakukan ini tidak akan menghidupkan Altair kembali." teriak Roxanne dengan wajah penuh emosi."
Tapi Louise tidak menanggapi hal itu, sementara meski mereka ingin pergi dari sana, namun tidak bisa karena sebuah boneka tidak bisa bergerak tanpa izin dari seorang dalang.
"Lakukan sekali lagi, atau aku akan memintamu melakukan sesuatu yang lebih dari sebuah ciuman." Louise menjentikkan jari dan membuat semua orang menjadi panik. "Jangan takut, aku tidak akan membunuh kalian, setidak nya tidak sekarang dan tidak menggunakan tanganku."
...****************...
Lamunan Louise terhenti ketika Roxanne menepuk pundaknya dengan lembut, yang langsung berterima kasih, yang membawanya kembali ke dunia nyata.
"Kau memang peran utama yang luar biasa, selain cantik kau juga baik hati, tidak seperti-" Louise menundukkan kepala sambil melihat ke jalan tempat ia berdiri.
"Apa itu?" Roxanne merasa kebingungan dengan perkataan Louise. "apa itu buku yang sedang kau baca? yang pernah kau tunjukkan beberapa waktu lalu."
"Maaf, jika aku berbicara tentang omong kosong." Louise merasa bersalah dengan perlakuannya terhadap teman temannya, meski itu adalah memori tentang alur kisah 'Legend of Seven Sky'. "ngomong-ngomong, terima kasih karena berkat bantuan darimu aku bisa melihat kembali masa indah ini."
Sepertinya Roxanne tidak mengerti dengan apa yang di katakan Louise karena semuanya tidak terdengar masuk akal.
"Aku akan menjadi orang yang baik, meski penulis dari kisahku membuat semua orang menderita, tapi." Louise berdiri dengan penuh percaya diri. "aku adalah Louise dan hidup ini adalah pilihanku."
Merasa lelah Louise menatap Roxanne dan mengulurkan tangan, dengan ekspresi untuk ikut ke suatu tempat. Tanpa memberitahu tujuannya, Louise terus berjalan hingga sampai ke tempat yang adalah sebuah taman spesial khusus orang-orang terpilih.
Di sana Banyak bunga indah berkilauan seperti sebuah berlian, dan berwarna cerah namun sayang hal itu tidak bisa di lihat oleh Roxanne yang hanya melihat padang rumput luas.
Sambil membaringkan tubuh ke tanah Louise merasa bahagia, dan kadang-kadang ia mengambil sebuah bunga lalu mencium baunya yang khas.
"Bunga Lilies emang terbaik." Louise terasa menikmati bunga segar, sambil bersantai dan memejamkan mata."jika tidak ada Roxanne aku biasa memakan bunga-bunga ini, enak dan menyegarkan."
"Bunganya indah ya?" Roxanne berpura-pura bahwa ia bisa melihat padang bunga. "favoritku adalah bunga... tulip dan teratai."
"Tapi tidak ada bunga teratai, lagi pula itu bunga di air sementara di sini tidak ada air, tapi tulip juga cantik." Louise berdiri dan menepiskan debu dari bajunya, sambil mengambil serangkaian bunga tulip.
"Ini cantik sekali." Roxanne tertawa dengan perasaan gugup.
"jika kau sedang luang, bisa ke sini lho." Louise senang bisa mencium bau bunga yang bermekaran. "andai bisa berada di sini selamanya."
Tanpa di sadari Louise malah tertidur dengan pulas, sementara Roxanne berbaring di samping nya. Waktu pun berlalu hingga mentari siang berganti menjadi hari hampir gelap dengan bulan sabit, namun tidak ada tanda-tanda Louise akan terbangun.
Karena panik Roxanne mengecek apakah Louise masih hidup atau tidak, namun perasaannya menjadi lega ketika melihat jantungnya berdetak serta nafas Louise.
"Apakah tidak apa-apa tidur di sini ya?" Roxanne tidak bisa tidur untuk beberapa alasan yang bahkan tidak ia ketahui. "bintang di sini indah juga ya, mungkin karena aku selalu tidur di bawah jam 9 malam."
Tak lama kemudian Louise berdiri sambil mengucek mata, lalu sesekali menguap dan ketika melihat bulan ia kaget serta terkejut.
"Roxy, jam berapa ini." Louise mencoba untuk tetap tenang. "jangan bilang aku tidur sore hingga malam."
Tapi Roxanne hanya tertawa kecil karena melihat ekspresi Louise yang ia anggap lucu.
"Maaf jika aku tertawa ketika kau bertanya dengan serius." Roxanne mengeluarkan sebuah alat magis yang menunjukkan waktu dengan tingkat akurasi tinggi. "sekarang pukul 11:37 malam."
Walau pun itu waktu tidur tapi Louise tidak merasa ngantuk, karena pada dasarnya ia baru saja bangun. Sambil mengumpulkan nyawa Louise berdiri dan mengulurkan tangan kepada Roxanne lalu mengajaknya pergi dari taman rahasia tersebut.
Saat di jalan Louise memanggil sihir yang ia lemparkan ke atas langit seolah-olah seperti kembang api. Sementara Roxanne yang melihat hal itu menjadi kagum dengan kemampuan milik Louise.