Damian dan Alexa adalah ayah dan anak, namun semakin hari perasaan Alexa terhadap Damian berbeda, beda dengan perasaan anak terhadap ayah. Namun dengan sikap Damian yang terus membuat Alexa kadang senang dan kadang menyakiti Alexa
cuss langsung baca aja yukk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fida lia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
Dikediaman utama Adithama, Adelia merasa syok dengan sikap yang diberikan Damian kepada merekaa, bahkan putranya itu berani melwan dirinya yang selama ini tidak pernah begitu,Adelia menatap kepergian Damian bersama Alexa dengan hati yang diselimuti amarah yang begitu menggelora
"kau lohat sendiri bagaimana kau mendidik anak mu itu pa, sekarang dia sudah berani melawan sama mama!" ucap Adelia kepada suaminya, mereka berdua saat ini berada didalam kamar, sedangkan Rania dia sudah pulang semenjak Marco pulang menyusul Damian
"mama sendiri yang salah, apa yang dikatakan Damian itu benar. kenapa kita harus memaksa dia menikai orang yang tidak ia cintai" ucap Carlos menjawab ucapan istrinya, Adelia benar-benar sudah keterlaluan dengan memaksa dan terus memaksa Damian menikah dengan wanita bernama Rania itu
"itu mama lakukan demi kebaikan dia pa!!, mama tidak ingin menantu mama orang yang tidak berpendidikan dan juga dari keluarga yang tidak jelas!" ucap Adleia, kini emosinya sudah bertambah dua kali lipat melihat suaminya juga berpihak kepada Damian dan Alexa
"tidak jelas bagaimana ma, Alexa jelas-jelas anak dari marco, orang yang terpandang juga apa lagi yang kurang" ucap Carlos, kalau memang istrinya menilai dari segi harta, jelas saja Alexa punya segalanya. toh juga Marco adalah pengusaha muda yang sangat terkenal saat ini
"pokonya mama tidak mau tau, Damian harus menikah dengan Rania. mama hanya merestui jika Rania yang menjadi menantu keluarga kita" ucap Adleia dan pergi begitu saja, meninggalkan suaminya yang menatap dengan tajam. Carlos juga ikut emosi melihat tingkah istrinya
sementara dirumah Damian, Marco dan El benar-benar tidak pulang semalam. keduanya tidur disana dan pagi ini mereka akan ke makam Tania, seperti apa yang diminta oleh Alexa kemarin, ia ingin melihat makan mamanya, maka dengan senang hati Damian mengantarkan gadis kecilnya itu
"apa sudah siap semuanya?, tidak ada yang tinggal?" taya Damian didalam mobil, namun seperti biasanya, Damian dan Marco tidaklah pernah akur ada saja permasalahn diantara keduanya membuat pusing kepala. seperti pagi ini Marco bahkan belum masuk kedalam mobil tapi Damian hampir melajukan mobil itu
"papa belum masuk dad, dia masih didalam rumah"ucap Alexa mengingatkan Damian. padahal Damian sudah tau jika pria itu tidak ada didalam, sengaja agar Marco bawa mobil sendiri, tapi nyatanya Alexa mengingatkan dia membuat Damian harus menunggu Marco
"kenapa kau lama sekali.. kita akan kehabisan waktu kalau begitu" ucap Damian protes dan langsung melajukan mobilnya, sedangkan Marco menatapnya tajam." kau sendiri yang terlalu cepat, kau sengajakan mau meninggalkanku!!" ucap Marco ketus dan mentaap tajam kearah Damian
"kau terlalu neting padaku Mar.. selalu saja begitu!" ucap Damian. Alexa hanya diam melihat tingkah dua pria tua yang berdebat hanya karna masalah waktu, padahal sudah jelas ini masih sangat pagi, entah apa yang mereka ributkan sekarang ini
1 jam mereka menghabiskan waktu dijalan, dan kini mereka sudah tiba di pemakaman umum. Alexa sedari tadi tidak bersuara, dalam hatinya merasa sesak, inilah pertama ia tau bahwa Tania adalah mama kandungnya,makam wanita yang sering mereka datangi diwaktu tertentu bersama keluarga besarnya
Alexa dituntun oleh Damian, karna jika Marco yang melakukannya pasti Damian akan marah jadi sebelum hal itu terjadi Marco lebih dulu mengalah dan memilih diam, mereka berjalan kearah makam Tania, dengan Alexa membawa rangkaian bunga untuk mamanya
"ma... mama... Ale datang kesini untuk mama, mama maafkan Ale yang baru tau kalau mama adalah mama kandung Ale, maafkan Ale selama ini hanya datang tanpa tau siapa mama sebenarnya" ucap Alexa menangis dipelukan Damian, ia sungguh tidak bisa pura-pura kuat lagi
"ma.. makasih ya ma udah mau berjuang melahirkanku dan memilih mama saja yang pergi, mama begitu kuat dan mau berjuang untukku, Ale janji bakal jadi anak yang baik dan tidak akan mengecewakan mama hikss..hikss.." Alexa menumpahkan smeua kesedihannya sambil memegang batu nisan Tania
"ma.. aku datang gak sendirian tau, Ale udah ketemu sama papa. dia juga mau ketemu sama mama, katanya dia kangen dan mau minta maaf sama mama" ucap Alexa sambil menatap Marco yang berada tepat didepannya, pria itu juga memegang batu nisa Tania dengan airmata yang sudah merembes
"Tania.. maafkan aku yang bodoh ini, aku bahkan tidak tau kalau kamu mengandung anakku, aku menyesal baru tau sekarang.. maafkan aku Tania" ucap Marco mengelus batu nisan itu, ia sangat menyesal baru tau sekarang membiarkan Tania berjuang sendiri selama mengandung sampai melahirkan Alexa untuk dirinya
"maafkan aku yang tidak mencari tau kamu waktu itu, andai saja aku tau kalau kamu mengandung anakku pasti aku akan menjaga kalian, tidak akan membiarkan kamu berjuang sendiri Tania" ucap Marco kali ini ia bnar-benar melupakan dirinya sebagai pemilik perusahaan besar
saat ini Marco berubah menjadi pria yang penuh dengan penyesalan, menyesal dengan smeua yang sudah terjadi. bahkan ia tidak bisa menemani Tania diwaktu wanita itu membutuhkan sosok suami disampingnya, ketika Tania membutuhkan dia untuk berjuang, Marco malah tidak tau keberadaan wanita itu
"aku akan menjaga Alexa untukmu, aku akan menebus semua kesalahanku padamu Tania, maafkan aku sungguh aku sangat minta maaf padamu" ucap Marco, ia meletakkan bunga yang sengaja ia bawa dimakam Tania. ia masih mengingat bagaimana Damian bercerita tentang wanita itu
"sudah?" tanya Damian kepada mereka, ia juga ingin mengatakan sesuatu didepan makam Tania, kakanya. namun ia ingin sendiri, ia juga berpran didalam hal ini, ia juga mneyesal kenapa sangat terlambat dan hanya menyuruh dan mengandalkan Marco menacari tau masalalu Tania
"kalian tunggu dimobil saja" ucap Damian emnatap tiga oranng itu, ia ingin sendiri dan tidak mau ada orang yang melihat bahkan mendengar dirinya. meskipun dalam keadaan begini, Damian masih memikirkan wibawa dirinya, jika ia menangis ddiepan mereka tentu saja ketampanannya -1
"kak.. maafkan aku yang terlambat mengetahuinya, kenapa kakak harus menyembunyikan semuanya dari kami?, kenapa kakak memilih untuk menanggung semua ini sendiri, Alexa butuh papa kandungnya kak, dia juga harus tau siapa papanya sebenarnya kak" ucap Damian mulai menangis dimakam Tania
"aku tau kakak mengalami kesulitan itu, tapi kenapa harus menutupinya dari kami. aku dan papa selalu ada dan mendukung kakak, maafkan aku yang lalai dalam menjaga Alexa kak" Damian mulai tidak bisa membendung airmatanya, tangisannya semakin pecah
"aku mencintai putrimu kak, dia tumbuh jadi gadis yang sangat cantik dan mirip dengan kakak, aku mencintai dia sudah dari lama kak, aku minta izin sama kakak untuk menikahinya, aku janji akan selalu menjaga dia selama aku hidup dan selalu membuat dia bahagia kak" sambung Damian tersenyum
"restui kami ya kak, aku sungguh mencintai dia.. tenang disana kak. aku akan sering kesini sama Alexa juga Marco, kami akan membagi waktu untuk datang kesini, sekarang kami pulang dulu ya kak" ucap Damian dan menghapus airmatanya, ia bangkit berdiri dan melangkah kearah mobil
"kau tidak kekantor Mar?" tanya Damian, ia tau jika pria itu banyak pekerjaan, Damian tau jika Mraco sekarang sedang melakukan proyek besar-besaran, jadi tidak mungkin jika pria itu punya waktu luang sebanayak ini. " besok saja, aku masih ingin bersama putriku" ucap Marco, sehari tidak masuk kantor tidak akan membuatnya kismin
"baiklah kalau begitu kita cari makan dulu, El cari tempat makan yang enak" ucap Damian karna sekretarsinya itu yang mengemudikan mobil mereka. "baik tuan" jawab El dan memasang matanya untuk melihat tempat makan disekitar jalan yang mereka lalui
"kamu gak kuliah sayang?" tanya Mraco pada Alexa, setau dia putrinya itu masih menjalani kuliah saat ini dan dia tidak ingin Alexa mengulang mata kuliah hanya karna ia ingin menghabiskan waktu bersama putrinya itu ." tidak pa, kami kosong hari ini" jawab Alexa tersenyum
ia merasa senang karna Marco benar-benar memperhatian dirinya, disamping itu ia juga masih punya Damian, sosok daddynya yang selama ini menjaganya dan selalu memperhatikan setiap kekurangan Alexa, bahkan pria itu tidak membiarkan dirinya terluka sedikitpun
"kita makan disini bagaimana tuan?, saya rasa makanan disini enak, kita sudah pernah makan disini sebelumnya" ucap El sambil menepikan mobil mereka, Dmaian emnatap tempat makan itu. dan benar mereka memang pernah makan disana, tapi mungkin sudah lama
"ya sudah disini saja, ayo sayang" ucap Damian menuntun Alexa keluar dari mobil. sifat posesif Damian itu agaknya memang tidak akan pernah berubah lagi, ia tetap saja memperhatikan hal-hal kecil tentang Alexa membuat gadis itu sudah merasa nyaman dengan perlakuan seperti itu
mereka menunggu pesanan makanan mereka, namun Marco tetap msih ingin mengambil kesempatan bersama Alexa karna kalau sudah dirumah Damian pasti akan menggangu dirinya dan selalu mengatur, membuat Marco tidak bisa bebas bermain dengan Alexa
"silahkan tuan nikmati makanannya" ucap pelayan resto itu sambil meletakkan pesana demi pesanan mereka, lumayan banyak yang mereka pesan karna ada Alexa yang akan menghabiskan semuanya, gadis itu benar-benar punya perut cadangan dan Damia tidak heran lagi hal itu
"pelan-pelan sayang makannya, tidak ada yang mau minta kok" ucap Damian sambil membantu Alexa untuk menyuapinya, mulut gadis itu sedikit belepotan membuat Marco juga melaukan hal yang sama, ia mnegambil tissue dan mengelap sisa makanan dibibir Alexa
namun hal itu membuat Damian menatap dirinya tajam, sungguh Marco ingin sekali melempar pria ini kelautan lepas sana, bisa-bisanya dia cemburu pada dirinya yang notabenya adalah papa Alexa, astaga sungguh Marco menyesal bersahabat dengan Damian
"kenapa meloto, aku juga mau membantu putriku!" ucap Marco membalas tatapan Damian dengan tak kalah tajam. hal itu membuat Alexa dan El hanya menghelea nafas kasar, dua pria tua itu berulah lagi dan membuat El hanya geleng kepala
El sendiri sudah terbiasa dengan tingkah konyol dua pria itu dan saat ini bukanlah hal yang baru lagi dimata El, ia bahkan pernah melihat Damian dan Marco berrtegkar hanya karna kepala ikan, jadi sekarang bukan lagi hal yang mengherankan untuk El
"isss papa.. daddy.. bisa gak sih sekali aja tenang, jangan bikin malu mulih ihh" ucap Alexa menatap keduanya tajam, tangan mereka bahkan mash bertenger dipipi Alexa. dengan cepat gadis itu menarik diri dan berpindah kesamping El, kini El yang mendapat tatapan tajam Damian maupun Marco
"Ale pindah..Ale kesini.." Damian dan Marco berbarengan mengatakan hal itu sambil menatap El dengan tajam, dalam hati pria itu mengutuki dirinya yang mau bekerja dengan Damian selama beberapa tahun ini, padahal selama ini ia juga merasa sedikit tersiksa batinnya melihat kelakuan Damian, kadang bikin emosi, kadang bikin tertawa, namun kadang juga bikin depresot
hal yang paling kita nikmati dalam hidup adalah ketika masih ada orang yang menerima dan perhatian dengan kita ~Alexa
#fid.nch
#MDIS
Alexa jgan d buat cengeng thor,jdi wanita mandiri dan tegas gitu