Mengejar Cinta Istri Yang Kabur

"Jadi bagaimana? Apa kau sudah mengetahui apa yang terjadi di keluarga Lisa?" Tanya Kaisar pada Jhon.

"Sudah tuan."

Dan Jhon pun menceritakan semuanya pada Kaisar tentang uang 12 miliar itu.

"Apa benar kakek melakukan itu?"

"Benar tuan."

Kaisar bergegas bangkit dari kursi kebesarannya.

"Cepat antar aku ke rumah kakek."

"Anda mau apa tuan?"

"Tentu saja meminta penjelasan pada Kakek. Memangnya Kakek pikir aku kurang laku di kalangan wanita sampai dia harus membeli seorang gadis untuk di nikahkan dengan ku, bahkan para gadis-gadis antri hanya sekedar untuk melihat wajah ku ini." Kesal Kaisar.

"Tapi saat ini Kakek Marwan sedang dalam kondisi kurang sehat. Apa anda yakin ingin membahas soal ini?"

"Kau benar. Kalau begitu kita ke Mansion saja, aku akan bicara pada Lisa."

"Tapi Nona Lisa Belum kembali ke Mansion tuan?"

"Belum kembali? Ini sudah jam berapa? Ini sudah menjelang malam, dia bilang hanya pergi sebentar, cepat hubungi sopir yang mengantar Lisa tanyakan kemana Lisa pergi."

"Baik tuan." Tanpa menunggu lama Jhon segera menghubungi sopir Lisa. Kalau di tunda-tunda sudah di pastikan Kaisar akan amuk-amukan.

Beberapa menit setelah melakukan panggilan.

"Nona Lisa sedang berada di rumah makan sederhana tempat dulu nona bekerja tuan. Di sana nona bertemu temannya bernama Nur. Tapi sebelum bertemu temannya nona Lisa mampir ke Kafe xxx bertemu seseorang." Jhon menjelaskan info yang ia dapatkan dari pak sopir.

"Seseorang? Siapa?" Selidik Kaisar.

"Sopir yang mengantarkan nona Lisa mengambil foto orang itu, ini anda bisa melihatnya sendiri tuan." Ujar Jhon seraya menyodorkan ponsel miliknya pada Kaisar.

Kaisar tersontak kaget melihatnya.

"Anggel!"

"Benar tuan."

"Untuk apa dia menemui Lisa?"

"Saya tidak tau tuan, tapi sepertinya ada maksud tersembunyi dari nona Anggel."

Kaisar bergegas keluar dari ruangannya tanpa bicara lagi pada Jhon.

"Anda mau kemana tuan?"

"Menemui Anggel!"

********************

"Kamu yang sabar ya Lis. Aku tidak menyangka jika mamah Mona dan ayah mu tega melakukan itu."

Nur sedang memeluk sahabatnya itu. Lisa butuh teman untuk mencurahkan semua isi hatinya hanya Nur lah sahabat terbaiknya selama ini.

"Tapi Lis. Menurut Ku kalau soal kekasih suamimu itu kamu jangan percaya dulu sebelum Kaisar menceritakan semuanya pada mu, bisa jadikan dia mengarang cerita palsu supaya kau dan suamimu berpisah."

"Tapi foto itu asli Nur, dan Kaisar berbohong padaku."

Nur kembali memeluk sahabatnya yang terlihat amat terpukul.

"Tapi kamu jangan salah ambil keputusan Lis. Lebih baik tanyakan dan bicarakan baik-baik dengan suamimu. Kalian harus menjaga komunikasi kalian dengan baik Lis. Bicaralah pada Kaisar." Nasehat Nur. Tapi Lisa enggan untuk menanggapinya.

"Ini sudah malam, apa kau tidak pulang? Bagaimana kalau suamimu Mencarimu?"

"Aku malas pulang Nur, aku ikut pulang ke rumah mu saja ya?" Pinta Lisa.

"Jangan Lis! Bagaimana kalau suamimu marah, marahnya orang kaya kan serem Lis." Tolak Nur.

Lisa kembali memasang wajah sedihnya.

************

Di apartemen.

"Halo Tante!" Anggel sedang menjawab panggilan yang masuk di ponselnya yang sudah bisa di pastikan kalau sang pemanggilan adalah Julia.

{"Halo! Anggel bagaimana apa kamu sudah mulai menyerang pertahanan Lisa?" }

"Tentu saja sudah Tante dan aku rasa cukup berhasil."

Anggel bisa mengambil kesimpulan, meskipun Lisa terlihat tidak perduli tapi sangat terlihat dari sorot matanya kalau Lisa mulai terpengaruh dengan ucapannya.

{"Bagus! Lanjutkan sampai Lisa benar-benar pergi dari kehidupan Kaisar. Karena kalau Kaisar yang meninggalkan Lisa itu tidak akan mungkin terjadi karena dia sudah berjanji pada Marwan, kau tau sendirikan seperti apa Kaisar pada Kakek kesayangannya itu "}

"Aku tau harus melakukan apa Tante Julia."

Lalu Anggel segera menutup panggilan itu sepihak. Dia malas mendengar ocehan Julia.

Baru ai akan meletakkan ponselnya.

Ting.... Suara tanda pesan masuk di aplikasi hijau berlogo gagang telepon.

{An, ada yang ingin ku tanyakan pada mu. Aku tunggu di cafe depan apartemen mu}

"Kaisar!" Seketika mata Anggel cerah dan bersinar setelah membaca isi pesan itu.

Tanpa basa-basi ia langsung bergegas Mengganti pakaian dan memakai Makeup pucatnya karna yang Kaisar tau ia sedang sakit mana mungkin ber makeup cerah kan.

Tidak butuh waktu lama Anggel pun sampai di kafe depan apartemennya.

Sial kenapa dia ikut. batin Anggel.

Anggel sedikit kecewa sekaligus kesal karena dia pikir Kaisar datang sendiri ternyata ia di temani dengan sekertaris setianya itu.

"Kai. Uhuk... Uhuk...." Sapa Anggel di iringi dengan batuk manjanya.

Melihat wajah Anggel yang begitu pucat dan terlihat lemas Kaisar jadi semakin bersalah padanya. Ia tidak tega untuk mengatakan ini tapi ia harus mengatakannya pada Anggel, Karena Kaisar sudah memutuskan untuk tetep mempertahankan pernikahannya dengan Lisa dan akan melupakan Anggel, ia tidak mau Lisa salah faham padanya dan Anggel mengganggu Lisa.

"An kau baik-baik saja? Wajah mu terlihat pucat sekali.?"

"Aku tidak apa-apa Kai, mungkin aku hanya kurang istirahat." Jawab Anggel dengan wajah yang terlihat sangat lesu.

"Ada apa kau ingin menemui ku Kai. Jika ingin bertemu dengan ku kamu bisa langsung ke apartemen ku Kai."

"Aku rasa lebih nyaman kita ketemu di sini. An kenapa kau menemui Lisa? "

"Hah Lisa? Apa maksud mu Kai?" Anggel pura-pura bingung.

Kaisar menunjukkan foto yang ia dapatkan di ponsel milik Jhon pada Anggel.

"Oowhh foto ini. Aku tidak senaja bertemu dengannya di kafe itu, kebetulan aku sedang berada di kafe itu tapi secara kebetulan aku melihat ada Lisa di sana aku mengenali Lisa dari foto yang di tunjukkan nenek Julia Kai. Jadi aku menyapanya dan kita mengobrol." Jelas Anggel.

"Apa kau mengatakan soal masalalu kita?"

"Tidak! Aku hanya bilang kalau aku teman lama mu Kai."

Kaisar bernafas lega, meski masih ada keraguan di hatinya dengan jawaban yang Anggel berikan.

"Kai apa benar kau hanya menganggap ku masalalu mu saja?" Tanya Anggel dengan mimik wajah andalannya.

" Maaf kan aku An. Tapi aku sudah menikah dan aku akan mempertahankan pernikahan ku dengan Lisa."

"Tolong jangan pernah mengatakan alasan itu Kai, itu hanya membuat hatiku semakin sedih. Apa kau sudah tidak mencintai ku lagi Kai?"

Kaisar diam. Lalu mengalihkan pembicaraannya.

"An. Kau harus banyak istirahat, biar Jhon yang mengantarkan mu ke apartemen."

"Kau tidak menjawab itu artinya kau masih mencintai ku Kai."

"An sekali lagi aku bilang aku sudah menikah. Dan aku minta setelah ini kau jangan menemui Lisa lagi apapun alasannya. Hubungan kita sudah berakhir setelah dua tahun lalu An"

Anggel meneteskan air matanya. Sungguhan perkataan Kaisar membuat hatinya terluka.

"Kau masih marah padaku Kai?"

"Tidak An. tapi setelah kau memutuskan untuk pergi dariku aku menganggap semuanya sudah berakhir An."

"Tapi kenapa kau tidak mencari ku Kai? kau tahu aku sangat menderita di sana." Tangis Anggel semakin pecah.

"Maafkan aku An."

Tiba-tiba Anggel memeluk Kaisar dengan erat, Kaisar sedikit terkejut dan ingin melepaskan pelukannya.

"Tolong biarkan aku memeluk mu sekali saja Kai. mungkin ini akan menjadi pelukan terakhir bagi kita."

Kaisar segera menguraikan pelukan Anggel. Tolong jaga sikap mu Anggelina.

"Aduh Kai perut ku sakit sekali."

"Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja An?" Panik Kaisar yang melihat Anggel kembali kesakitan.

"Sakit Kai." Ringis Anggel.

"Kita ke rumah sakit sekarang!"

"Tidak Kai, antarkan saja aku ke apartemen."

Jhon yang sedari tadi menyaksikan drama yang di buat Anggel sudah merasa kesal dan bosan. Di tambah lagi sikap Kaisar yang masih saja peduli dengan Anggel.

"Tuan, bukankah anda ingin segera bertemu dengan Nona Lisa?" Jhon mengingatkan Kaisar akan niat awalnya. Supaya si tuan sadar dari keterbuaianya pada sandiwara Anggelina.

"Kita antarkan Anggel ke apartemennya dulu. Setelah itu kita Langsung ke Mansion." pinta Kaisar karena dia tidak tega jika harus meninggalkan Anggel di kafe itu dalam kondisi sedang kesakitan.

"Baik tuan."

********************

Puku 21:00

Kaisar dan Jhon tiba di mansion.

Setelah masuk kedalam Mansion

Kaisar segera menuju kamarnya untuk menemui Lisa.

Kenapa dia tidak menyambut ku pulang. ini sudah ke dua kalinya.

"Tuan!"

Langkah Kaisar terhenti dengan panggilan bi Lilis.

"Ada apa bi?"

"No .... nona... Lisa belum kembali tuan." ucap bibi Ragu karena ia takut Kaisar marah padanya.

"APA BELUM KEMBALI?"

Tepat sekali nada suara Kaisar begitu menggelegar menandakan ia sedang marah.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Sampai sini dulu ya.

Terimakasih sudah membaca cerita saya 🙏

jika suka tolong like dan tinggalkan saran di kolom komentar ya 🤗🤗

tolong Vote author juga 😁😁