Jangan menyukai keluguan dan keimutannya sebab di dalamnya bersemayam iblis yang bisa menghabisimu kapan saja. Jangan menyukai senyum manis di bibirnya karena mengandung racun yang tak memiliki penawar. Namun apakah yang akan ia lakukan jika sebuah keluarga terobsesi menjadikannya bagian dari mereka??
Namun tanpa ia sadari bahwa keluarga itu berhubungan dengan kepingan puzzle masa lalunya....akan keluarga ini menjadi sebuah kehancuran atau awal kebahagiaan untuknya????..apa yang akan terjadi selanjutnya ..
happy reading guys 😀
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cyron_alfaka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyerangan.....
Keadaan anak-anak Alexander saat ini tidak bisa dikatakan baik. Dua putri yang mengalami patah tangan. Satu putri yang masih pingsan terakhir si kembar yang babak belur. Heran ga capek nyari masalah.
Berbeda dengan anak-anak the Owen. Alan yang dipukul dengan kursi tidak begitu merasakan sakit maklum dari kecil mereka sudah dilatih dengan keras sehingga fisik mereka benar-benar tahan banting. Begitu pun si bungsu Kai. Yang sudah dilatih secara langsung oleh mendiang Dady Max dan sang kakek Tuan Yamaguchi.
"Lan kita balik aja, jamkos lagian"usul Jo dan diiyakan oleh saudara lainnya.
Mereka berjalan ke arah kesayangan mereka untuk mengajak sang adik pulang.
"Baby kita pulang yuk!!!"ajak Chayden pada Kai.
"Hu um"jawab Kai mengangguk.
"Guys gue balik dulu ya"ucap Kai pamit pada teman-temannya.
"Ok Kai, hati-hati degem"sahut mereka dibalas acungan yang oleh Kai.
Ke enam bungsu the Owen itu pun melangkah ke parkiran menuju motor mereka masing-masing. Mereka segera melajukan motor mereka menuju mansion.
Namun belum berapa lama mereka melajukan motor mereka, Alden merasakan ada mobil yang mengikuti mereka begitu pun dengan Kai.
Alden melirik pada saudara-saudaranya, para lelaki itu hanya menganggukkan kepala seperti memberi persetujuan. Alden mengarahkan motor mereka ke arah yang cukup sepi agar tidak ada korban warga sekitar jika terjadi perkelahian.
Alden dan para saudaranya pun menghentikan motor mereka. Pun begitu dengan mobil yang mengikuti mereka dari tadi.
Dari mobil itu keluar beberapa orang berpakaian hitam dengan perawakan yang sangar.
"Bocah Owen's ikut dengan kami"ucap orang itu memberi perintah pada Alden bersaudara.
"In your dream"jawab Alan
Pemimpin dari rombongan itu pun memberi isyarat dengan siulan, tiba-tiba muncul puluhan laki-laki dengan perawakan besar dan mengerikan. Ke enam remaja Owen's itu pun turun dari motor mereka. Chayton segera menarik Kai untuk berdiri di belakang tubuhnya untuk melindungi sang adik.
"Ahh ternyata ini permata the Owen"seringai orang itu memandang ke arah Kai yang seperti gadis polos.
"Kau jangan macam-macam Bangs*t" ucap Jo
"Serang!!!!"perintah pemimpin kelompok itu pada para lelaki berpakaian hitam itu.
Baku hantam antara ke enam remaja itu dan kelompok berpakaian hitam itu tidak dapat dielakkan. Sebagian dari kelompok itu menggunakan senjata tajam dalam pertarungan itu. Kai sendiri bukan tipe orang yang suka bertarung lama. Dengan DEVIL SMIL nya, ia mengeluarkan sepasang belati kesayangannya dan membabi buta menghajar para lawannya. Begitu pun ke lima kakaknya yang menggunakan katana. Jika melihat kebrutalan dan kekejaman mereka dalam bertarung orang tidak akan percaya kalau mereka adalah remaja berusia belasan tahun. Apalagi Kai, gadis imut nan manis itu siapa sangka terpendam jiwa seorang psykopat dalam dirinya. Bukan hal sulit bagi keturunan the Owen itu untuk melumpuhkan mereka musuh pun sudah banyak yang berjatuhan. Tiba-tiba mereka diserang dengan rentetan tembakan yang cukup mengagetkan para keturunan the Owen itu. Refleks pun mereka mengeluarkan pistol mereka masing-masing. Tapi fokus mereka tiba-tiba terarah pada adik kecil mereka, namun siapa yang menduga gadis kecil itu pun telah siap dengan sepasang DESERT EAGLE di tangannya, membuat senyum mengembang di wajah para kakaknya.
Adu tembak pun tidak bisa dihindari, lebih kurang setengah jam baku tembak itu pun akhirnya reda. Terlihat pimpinan kelompok itu mengerang memegang bahunya yang terkena tembakan. Owen's bersaudara pun berjalan ke arah pimpinan itu, Alan yang sudah emosi segera memberikan pukulan telak di perut laki-laki itu.
"Kau suruhan siapa???"tanya Alden meremas rahang laki-laki itu.
"Cuih, aku tidak akan memberi tahumu"ucapnya masih dengan gaya angkuhnya.
"Baiklah kalau begitu"Alden pun menghantam tengkuk lelaki itu hingga ia pingsan.
Setelah itu ke enam remaja itu saling mencek keadaan satu sama lain. Yeah mereka hanya mengalami beberapa lebam dan lecet begitu pun si bungsu.
"Baby tidak apa-apa?"tanya Alan pada sang adik yang dibalas gelengan oleh sang adik.
Kemudian Alden mengeluarkan benda pipih miliknya dan menelpon seseorang.
"Zeus...."tapi telponnya terpotong oleh Kai.
"Bang biar Kai saja, lumayan untuk makanan Pochi dan kawan-kawannya."pinta Kai dan diangguki oleh Alden.
Kai pun mengeluarkan handphone dari sakunya.
"Shadow ada party di jalan xxxx, lakukan seperti biasa"titah Kai pada orang yang ditelpon.
"Sudah Baby??"tanya Jo
"Sudah Kak, ayo pulang Kai lapar"rengeknya.
Ke lima laki-laki itu menatap kesayangan mereka dengan gemes, walaupun tubuh sang adik sudah dipenuhi bercak darah namun kesan gemoy dan imut wajahnya tetep terlihat.
Bungsu the Owen itu pun melajukan motor mereka menuju mansion. Setelah berkendara lebih kurang 15 menit mereka pun sampai di mansion. Para pengawal yang melihat Tuan dan Nona Muda mereka pulang dengan penuh bercak darah khawatir terjadi sesuatu dengan Tuan mereka.
Ke enam remaja itu memarkirkan motor mereka di garasi dan segera masuk ke mansion untuk membersihkan diri. Saat mereka memasuki ruang tamu seketika Kai berhenti karena kaget karena semua anggota telah berada di ruangan itu ditambah tiga orang wanita beda umur. Karena Kai yang berhenti mendadak, ia ditubruk oleh ke lima Kakaknya yang membuat Kai jatuh dengan posisi tidak estetik karena tertindih ke lima kakaknya. Sontak Kai berteriak kejer.
"Mommy.... Dady...."rengeknya.
Dan akhirnya semua perhatian tertuju pada ke enam remaja itu. Ke lima remaja lelaki yang kaget pun segera membantu adiknya berdiri.
"Astaga.....kalian"seru Ace kaget melihat penampilan ke enam adiknya.
"What the hell,......apa yang terjadi dengan kalian"seru Papi Dixon melihat ke enam anaknya dipenuhi bercak darah.
"Habis senang-senang Pi"cicit Kai yang diangguki ke lima kakaknya.
"Kamu tidak apa-apa Baby???"tanya Mommy Fanny yang berlari ke arah Kai yang disusul Mama Silvia dan Mami Harlin.
"Mom i'm fine. Udah Kai pusing ini diputar-putar kayak gini"kesal Kai melihat tingkah ke tiga Mommy nya.
"Alden"panggil Opa Lucifer yang diangguki Alden mengerti maksud sang Opa.
"Kita diserang tadi sepulang sekolah Opa"jawab Alden singkat.
"Dan kamu Baby?"tanya Opa
"He...he..he...ikut Kakak Opa"jawab Kai dengan watadosnya.
"Astaga Baby......."pekik Oma Emma gemas melihat cucu kesayangannya itu.
Oma Emma segera menarik tangan cucu kesayangannya itu untuk membersihkan tubuh si cucu diikuti ketiga Mommy nya.
"Kalian juga boys bersihkan diri dan segera ke sini"titah Papa Arthur.
"Ya Pa"jawab mereka serentak.
Mereka segera meluncur menuju kamar masing untuk membersihkan diri.