Dihari ulang tahunnya yang ke 23 tahun Marlena Susianti atau yang sering di panggil Lena berharap hadiah spesial dari sang kekasih. Namun ternyata yang dia dapat tidak sesuai apa yang diharapkan. Lena justru mendapati kekasihnya sedang melalui malam panas dengan sahabatnya sendiri, Sherin. Karena kecewa, Lena pun berlari keluar dari apartemen kekasihnya secepat yang ia bisa untuk menghindar dari kenyataan pahit itu.
Rasa kecewa dan sakit hati membuat Lena pun putus asa hingga ia masuk ke sebuah club malam. Terlalu banyak menenggak alkohol membuat Lena akhirnya menghabiskan malam dengan seorang pria tampan yang tidak dia kenal sama sekali.
“Sayang.. Kamu milikku sekarang.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafsienaff, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25
Melakukan segala hal berdua mulai dari bangun tidur di pagi buta seperti membersihkan rumah, memasak bahkan sampai memetik bunga di taman belakang rumah untuk hiasan di ruangan di dalam rumah. Semua itu Erlan dan Lena lakukan tanpa sedikitpun paksaan ataupun saling menyuruh. Mereka melakukan semua itu berdua dengan senang gembira.
“Sayang..” Panggil Erlan pada Lena yang sedang menata bunga di dalam vas bunga yang berkilauan seperti kristal.
“Ya Erlan..” Lena menghentikan sesaat aktivitasnya dan menoleh pada Erlan yang sudah berdiri di sampingnya.
“Bunga ini terlalu bagus kalau aku taruh di ruangan ini. Aku pikir dia akan lebih bagus kalau di taruh disini.” Ujar Erlan sambil menyisipkan bunga mawar berwarna pink di atas telinga Lena.
Lena terdiam karena hal manis yang Erlan lakukan. Sesaat kemudian Lena tertawa. Erlan benar benar sangat berlebihan.
“Memangnya telinga aku vas bunga apa?” Kata Lena sambil tertawa.
Erlan tertawa sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu. Erlan tau kata katanya memang sangat tidak manis bahkan terkesan sangat menggelikan. Tapi Erlan benar benar ingin menunjukan rasa sayang dan cintanya pada Lena. Gadis yang memang sudah lama diam diam Erlan kagumi dan ingin bisa Erlan miliki. Bahkan dulu saat tau Lena menjalin hubungan dengan Alex, Erlan hampir frustasi.
“Tapi makasih banget ya..” Ujar Lena kemudian.
“Eum.. Sebentar lagi waktunya kita makan siang. Aku akan memasak.”
“Oke.. Ini semua tinggalkan saja. Biarkan aku yang membersihkannya sayang.”
Lena menganggukkan kepalanya. Sesaat dia terdiam sebelum akhirnya berjinjit dan memberikan ciuman singkat pada pipi tirus Erlan. Setelah itu, Lena langsung berlari menjauh dengan wajah merona. Lena sendiri bingung kenapa tiba tiba dirinya berinisiatif mencium pipi Erlan. Padahal jika Erlan mendekatkan wajah padanya saja Lena merasa gugup. Tapi sekarang dengan begitu berani tiba tiba Lena mencium Erlan.
Sedangkan Erlan, pria itu mematung karena mendapat kejutan tidak terduga dari istri tercintanya. Yaitu sebuah ciuman di pipi. Erlan menyentuh pipinya yang di cium oleh Lena. Detik berikutnya senyumnya mengembang begitu lebar di bibir tipisnya hingga memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi. Erlan tidak menyangka akan mendapatkan ciuman dari Lena. Meskipun ciuman itu hanya di pipi dan bukan di bibir bahkan hanya ciuman sekilas, namun Erlan benar benar merasa sangat bahagia. Apa lagi Lena melakukannya dengan sadar dan dengan kemauannya sendiri.
“Lena.. Kamu benar benar membuat aku gila.. Aku mungkin nggak akan mencuci wajahku setelah ini..” Gumam Erlan senyum senyum sendiri.
“Permisi tuan..”
Erlan menoleh ketika mendengar suara berat body guard yang berjaga di depan rumahnya. Pria itu mengeryit kemudian meletakan kembali setangkai bunga mawar merah yang hendak dia bereskan.
“Ada apa?” Tanya Erlan dengan wajah serius menatap pekerjanya.
“Ada undangan untuk tuan dan nyonya. Maaf sebelumnya tuan, sebenarnya undangan ini di kirim dari dua hari yang lalu. Tapi karena sibuk mengurusi acara tuan dan nyonya, kami lupa untuk langsung memberikan pada tuan dan baru sekarang mengingatnya. Kami benar benar minta maaf tuan. Kami akui kami salah. Kami lalai dalam pekerjaan.” Jawab body guard itu sambil menjelaskan kapan datangnya undangan tersebut.
Erlan menghela napas. Untung saja dirinya sedang bahagia sehingga apapun kesalahan yang dilakukan oleh pekerjanya selama itu tidak fatal masih bisa Erlan maklumi.
Erlan menerim undangan berwarna biru itu. Sebelah alisnya terangkat begitu membaca nama Alexander dan Sherina di sampul undangan tersebut. Tulisan itu bahkan menggunakan huruf yang di bentuk sedemikian indahnya dengan warna ke emasan yang membuat undangan tersebut tampak mewah.
“Jadi mereka akhirnya memutuskan untuk menikah?” Gumam Erlan tersenyum miring. Erlan pikir Alex akan terus mengejar Lena dan berusaha merebut Lena kembali darinya. Tapi nyatanya pria itu justru pindah haluan dan memilih menikahi selingkuhannya, yaitu sahabat Lena sendiri, Sherin.
Erlan menatap kembali pada body guard nya.
“Oke, kamu boleh kembali dengan pekerjaan kamu. Jangan mengulangi lagi kecerobohan seperti ini.” Katanya bijak.
“Baik tuan. Terimakasih. Saya permisi.”
Erlan hanya mengangguk saja. Erlan sempat melihat body guard itu menatap pada tumpukan tangkai bunga yang berserakan diatas meja kacanya. Namun kemudian segera berlalu. Erlan berpikir mungkin body guard nya merasa heran karena di saat semua pekerja di dalam rumah libur, Erlan sama sekali tidak menyuruh mereka untuk melakukan sesuatu. Di tambah lagi melihat serakan tangkai bunga itu. Pasti dia heran karena Erlan tidak menyuruh untuk membereskannya.
Erlan menghela napas pelan kemudian meletakan undangan tersebut di atas meja. Pria itu kembali melanjutkan niatnya untuk membereskan tangkai bunga bunga yang sudah tidak di perlukan lagi oleh istri tercintanya.
Setelah selesai membereskan dan membersihkan ruangan tengah yang langsung mengarah pada teras samping rumah dimana kolam renang berada, Erlan pun menyusul Lena yang berada di dapur dengan membawa undangan tersebut. Erlan berencana menunjukkan undangan itu pada Lena. Karena memang Erlan juga akan datang dengan membawa Lena sebagai pasangannya, itupun jika Lena mau hadir. Jika tidak, Erlan juga tidak akan hadir ke acara pernikahan Alex dan Sherin.
Erlan tersenyum begitu sampai di pintu penghubung dapur. Aroma harum masakan langsung menyambut indra penciuman pria tampan itu. Erlan tidak menyangka jika ternyata Lena sangat pandai memasak.
Pelan pelan Erlan melangkah mendekat pada Lena. Begitu sampai tepat di belakan Lena, Erlan pun dengan lembut memeluk mesra pinggang Lena membuat Lena tersentak kaget.
“Eh, udah laper banget ya? Maaf kalau aku kelamaan.” Ujar Lena berhenti sejenak dengan aktivitasnya menata steak dan sayuran diatas piring saji berwarna hitam.
Erlan tersenyum.
“Enggak kok.. Aku ada sesuatu yang mau aku tunjukkan sama kamu sayang..”
Lena mengeryit kemudian melepaskan kedua tangan Erlan yang melingkar di pinggangnya. Lena memutar tubuhnya mendongak menatap Erlan dengan keryitan di keningnya.
“Apa?” Tanya nya lirih. Rasa penasaran langsung merayapi hati Lena saat itu juga.
Erlan menghela napas pelan kemudian menyodorkan undangan yang di bawanya pada Lena.
“Alex dan Sherin mengundang kita untuk hadir di acara pesta resepsi pernikahan mereka dua hari lagi sayang..”
Kedua mata Lena melebar sesaat menandakan keterkejutannya yang tentu bisa dengan cermat dibaca oleh Erlan.
“Aku tau memang tidak mudah untuk kamu bertemu dengan mereka. Maka dari itu aku tidak akan memaksa kamu untuk bisa hadir sayang. Kalau mau kita pergi. Kalau tidak kita bisa pergi ke tempat lain. Mungkin kencan.” Senyum Erlan berkata dengan santai.
Lena menarik napas dalam dalam lalu menghelanya perlahan. Lena berpikir Alex dan Sherin pasti memang sengaja mengundangnya untuk hadir agar Lena semakin tau bagaimana mereka berhubungan di belakangnya selama ini.
“Aku baik baik saja. Dan aku juga nggak keberatan untuk datang ke acara pesta resepsi pernikahan mereka Erlan.”
Erlan hbat y,pdhl baby'ny blm staun...tp udh otw yg k 2....🤭🤭🤭